Indeks
Latest images
Menghadiri acara formal di malam hari, tak ada salahnya jika ingin menarik perhatian dengan tampil super feminin dan romantis. Gaun bersiluet flowy maupun flare pun bisa jadi pilihan. Anda bisa menengok ragam busana malam rancangan beberapa desainer Indonesia berikut ini.
Terinspirasi dari dongeng Swan Lake yang sering diangkat dalam pementasan tari balet, Jeanny Ang mengusung “Heavenly Tears”. Karyanya ini didominasi gaun bervolume, detail ruffles dan lipit berbentuk mawar di atas bahan chiffon, satin silk dan taffeta. Tak hanya gaun, desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini menghadirkan alternatif celana sebagai gaun malam. Pilihan warnanya bernuansa kelabu, mulai dari abu-abu, hitam hingga dusty pink.
Kaya warna dengan sentuhan tradisional ditawarkan Alisa Listiawaty sebagai pilihan romantis berbusana malam. Alisa mengangkat budaya Kalimantan dimana mayoritas penduduknya terdiri dari suku Dayak, Melayu dan Cina. Perpaduan tiga budaya itu dituangkannya dalam koleksi bertema Chic Chinois. Tenunan Kalimantan Barat menjadi andalan dalam koleksinya dengan motif budaya Cina pada kain lewat teknik hand painting. Kesan chic dan romantis datang dari padanan kain chiffon, satin, tille dan lace. Tambahan swarovsky menjadikan gaun indah ini tampak mewah.
Lain lagi dengan koleksi yang ditampilkan Harry Ibrahim, masih dengan garis rancangan romantis, Harry menambahkan unsur techno lewat padanan unik jaket pendek dan bolero berlipit dengan gaun berdraperi dan layer. Unsur techno terlihat dari pilihan warna dan bahan seperti abu-abu metalik, dusty blue dan emas. Sedangkan bahannya tulle, silky pearly materials, kulit dan wallpaper prints.
Busana malam romantis juga dihadirkan Rebecca Ing yang mengangkat tradisi pesta topeng yang diadakan pada bangsawan Venice. Nuansa abad 17 terlihat dari detail penuh dengan ruffles dan draperi. Pemilihan warna juga menimbulkan kesan romantis dengan ungu, biru dan pink pastel.
Terinspirasi dari dongeng Swan Lake yang sering diangkat dalam pementasan tari balet, Jeanny Ang mengusung “Heavenly Tears”. Karyanya ini didominasi gaun bervolume, detail ruffles dan lipit berbentuk mawar di atas bahan chiffon, satin silk dan taffeta. Tak hanya gaun, desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini menghadirkan alternatif celana sebagai gaun malam. Pilihan warnanya bernuansa kelabu, mulai dari abu-abu, hitam hingga dusty pink.
Kaya warna dengan sentuhan tradisional ditawarkan Alisa Listiawaty sebagai pilihan romantis berbusana malam. Alisa mengangkat budaya Kalimantan dimana mayoritas penduduknya terdiri dari suku Dayak, Melayu dan Cina. Perpaduan tiga budaya itu dituangkannya dalam koleksi bertema Chic Chinois. Tenunan Kalimantan Barat menjadi andalan dalam koleksinya dengan motif budaya Cina pada kain lewat teknik hand painting. Kesan chic dan romantis datang dari padanan kain chiffon, satin, tille dan lace. Tambahan swarovsky menjadikan gaun indah ini tampak mewah.
Lain lagi dengan koleksi yang ditampilkan Harry Ibrahim, masih dengan garis rancangan romantis, Harry menambahkan unsur techno lewat padanan unik jaket pendek dan bolero berlipit dengan gaun berdraperi dan layer. Unsur techno terlihat dari pilihan warna dan bahan seperti abu-abu metalik, dusty blue dan emas. Sedangkan bahannya tulle, silky pearly materials, kulit dan wallpaper prints.
Busana malam romantis juga dihadirkan Rebecca Ing yang mengangkat tradisi pesta topeng yang diadakan pada bangsawan Venice. Nuansa abad 17 terlihat dari detail penuh dengan ruffles dan draperi. Pemilihan warna juga menimbulkan kesan romantis dengan ungu, biru dan pink pastel.
» Tentang Tisu Magic
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
» Cara Mengetahui IP address Internet
» Angleng dan Wajit
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M