Bertani Sambil Membuat Pupuk Organik
Liputan6.com, Cianjur: Program Gerakan Multiaktivitas Agrobisnis (Gemar) mengubah penghasilan para petani teh di Kampung Margasari, Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan pengolahan urin untuk dijadikan pupuk organik menjadi pekerjaan sampingan mereka. yaitu kami mendapatkan program kegiatan integrasi antara tanaman pohon dengan ternak," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Karmawan saat ditemui SCTV, belum lama ini.
Karmawan berkoordinasi dengan teman-teman membuat SW, pupuk organik cair. Yang perlu disiapkan dalam prosesnya yakni kandang, plastik, dan jaring. Plastik dalam prosesnya berfungsi memisahkan kotoran urin. Sementara kotoran padat dipisahkan dengan jaring. "Nanti bisa terpisah antara kotoran padat dengan urin," jelas Karmawan.
Selanjutnya urin yang sudah dipisahkan dibawa ke alat pemroses urin. Campur urin dengan aktivator dengan komposisi satu banding sembilan. Setelah itu, menurut Karmawan, alat pemroses ditutup dan didiamkan selama 25 hari. Setelah itu urin dimasukkan dalam jeriken berukuran 20 liter untuk dikemas.
Karmawan berharap ada penelitian lebih lanjut tentang pupuk urin. Tujuannya agar pupuk urin dapat diproduksi lebih banyak. "Sehingga pemasaran lebih luas dan ke depan bisa meningkatkan pendapatan petani," tutur Karmawan. Dengan SW pemberian pupuk lebih efisien. "Yang biasanya dua minggu sekali, ini bisa dua bulan sekali," tambah Karmawan.
Setali tiga uang dengan Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur Dedi Suherdi. Ia memuji kemajuan yang dicapai para petani sejauh ini. "Dahulunya untuk kepentingan sendiri, sekarang sudah dikemas dan siap dipasarkan," imbuh Dedi
Liputan6.com, Cianjur: Program Gerakan Multiaktivitas Agrobisnis (Gemar) mengubah penghasilan para petani teh di Kampung Margasari, Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan pengolahan urin untuk dijadikan pupuk organik menjadi pekerjaan sampingan mereka. yaitu kami mendapatkan program kegiatan integrasi antara tanaman pohon dengan ternak," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Karmawan saat ditemui SCTV, belum lama ini.
Karmawan berkoordinasi dengan teman-teman membuat SW, pupuk organik cair. Yang perlu disiapkan dalam prosesnya yakni kandang, plastik, dan jaring. Plastik dalam prosesnya berfungsi memisahkan kotoran urin. Sementara kotoran padat dipisahkan dengan jaring. "Nanti bisa terpisah antara kotoran padat dengan urin," jelas Karmawan.
Selanjutnya urin yang sudah dipisahkan dibawa ke alat pemroses urin. Campur urin dengan aktivator dengan komposisi satu banding sembilan. Setelah itu, menurut Karmawan, alat pemroses ditutup dan didiamkan selama 25 hari. Setelah itu urin dimasukkan dalam jeriken berukuran 20 liter untuk dikemas.
Karmawan berharap ada penelitian lebih lanjut tentang pupuk urin. Tujuannya agar pupuk urin dapat diproduksi lebih banyak. "Sehingga pemasaran lebih luas dan ke depan bisa meningkatkan pendapatan petani," tutur Karmawan. Dengan SW pemberian pupuk lebih efisien. "Yang biasanya dua minggu sekali, ini bisa dua bulan sekali," tambah Karmawan.
Setali tiga uang dengan Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur Dedi Suherdi. Ia memuji kemajuan yang dicapai para petani sejauh ini. "Dahulunya untuk kepentingan sendiri, sekarang sudah dikemas dan siap dipasarkan," imbuh Dedi
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo