Remaja Rentan Terpengaruh Merokok
BAHAYA merokok sudah sering didengungdengungkan, tetapi tetap saja jumlah perokok terus meningkat.Malah demi menggaet konsumen baru,perusahaan rokok mulai menarik kalangan remaja.
Walau bahaya merokok telah diketahui banyak orang,20% penduduk Amerika tidak mengindahkannya. Data tersebut dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Amerika Serikat (AS).Sebenarnya,menurut U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC),angka perokok aktif di AS antara tahun 2000 dan 2005 telah menurun tajam.Namun, angka ini justru bertambah pada tahun 2005 dan 2009.
”Dan, hampir sebanyak 90 juta perokok pasif terpapar beragam racun kimia akibat asap rokok,”kata Direktur CDC Dr Thomas R Frieden dalam Healthday.com. Halini,menurut Thomas,karena pengaruh industri rokok.Menurut dia,perusahaan rokok semakin pintar untuk merebut konsumen.”Mereka menjamin rokok yang dijual dirancang untuk mengantarkan nikotin ke tubuh dengan cepat dan langsung membuat perokok menjadi kecanduan,”ungkap Thomas.
Bahkan,perusahaan rokok kini mulai mencari target baru untuk konsumennya. Mereka mulai melancarkan cara untuk mendapatkan pembeli dari kalangan anak muda dengan menerapkan teknik marketing tertentu. Dan, mereka lantas menciptakan produk baru yang tidak terjamah oleh hukum untuk menarik perokok baru. Jumlah perokok pria pun lebih banyak ketimbang jumlah perokok wanita, yakni pria berjumlah sekitar 24%, sementara wanita hanya 18% pada 2009.
Data yang berhasil dihimpun CDC juga menunjukkan orang yang kurang berpendidikan dengan penghasilan minim, lebih banyak menjadi perokok aktif ketimbang mereka yang well educated. Terbukti,31% perokok hidup di bawah garis kemiskinan dan hanya 6% di antaranya yang lulus SMA, sedangkan 25% sisanya tidak pernah menamatkan SMA.
Adapun yang menjadi masalah bukan hanya rokok menyebabkan bahaya kesehatan yang serius pada perokok aktif,juga akibat kegiatan ini mereka yang tidak merokok pun (perokok pasif) turut menjadi korban. Bagaimana tidak, asap rokok yang ditimbulkan menjadi masalah yang serius pada sedikitnya 88 juta perokok pasif. Jumlah ini termasuk 54% usia anak-anak antara tiga sampai 11 tahun.
Sebanyak 98% anak-anak tinggal dalam rumah yang dihuni oleh perokok aktif, baik orang tua maupun saudara mereka.Inilah yang menyebabkan anak-anak rentan terpapar racun kimia dari rokok. CDC juga menyebutkan, penduduk kulit hitam yang menjadi perokok pasif dua kali lipat lebih tinggi daripada perokok pasif dari ras Meksiko-Amerika.Direktur Pusat Pencegahan di Fakultas Kedokteran Universitas Yale Dr David L Katz menilai, masa vakum angka perokok aktif pada 2000 sampai 2005 membuat kita puas terlalu cepat.
”Kini jumlah perokok aktif kembali melonjak. Boleh jadi hal ini karena mereka (perokok aktif) kembali pada kebiasaan buruk tersebut,”ujar David. Maka itu,David mengukuhkan tujuan utama pemerintah sekarang ini adalah untuk menghentikan penggunaan rokok. Jumlah perokok aktif sekaligus pasif yang berujung pada kematian adalah sebanyak 443.000 pada 2009.
”Hal ini seharusnya mendorong pemerintah untuk menetapkan area bebas rokok di tempat-tempat umum,” kata Matthew L Myers selaku Presiden Kampanye Bebaskan Anak dariTembakau. Tak pelak orang tua pun harus mengambil langkah untuk melindungi anaknya dari bahaya tembakau karena mereka berpotensi menjadi perokok pasif.”Bagi orang tua yang merokok, jalan terbaik adalah dengan berhenti merokok,” ujar Matthew. Sementara itu, keadaan di Indonesia tidak jauh lebih baik.
Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam hal merokok. Posisi Indonesia ini masih teratas karena dipicu pertumbuhan perokok baru di kalangan generasi muda Indonesia yang tercepat di dunia. ”Data itu dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut jumlah perokok di Indonesia adalah yang terbesar ketiga.Dan,tampaknya prestasi itu sulit dihilangkan,” kata Ketua Harian Komnas Pengendalian Tembakau Mia Hanafiah.
Mia mengatakan,akibat kebiasaan merokok di Indonesia, tercatat 400.000 orang meninggal per tahun. Generasi muda adalah subjek yang rentan terpengaruh kebiasaan merokok.Bahkan,usia balita pun sudah ada yang menjadi perokok aktif. Masih ingat dengan Sandy, bocah empat tahun asal Malang yang gemar merokok dan berbicara tidak sopan? Ternyata, di belakang Sandy pun masih ada beberapa bocah lain yang juga meniru kebiasaan buruk tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan The Global Youth Tobacco Survey 2006 lalu, di Indonesia tercatat 64,2% anak sekolah terkena asap rokok selama mereka di rumah. Penelitian itu juga menyimpulkan 37,3% pelajar merokok, dan 3 dari 10 pelajar pertama kali merokok berumur 10 tahun.
Kebiasaan merokok di kalangan anak-anak muncul karena terdorong lewat iklan.Terlebih lagi saat ini perusahaan rokok mulai pintar untuk mencari perokok baru. Misalnya saja dengan mendanai kegiatan yang dilakukan oleh remaja, mulai kesenian sampai olahraga. Rokok menjadi sangat berbahaya karena produk tembakau itu mengandung zat berbahaya dan adiktif serta berisi kurang lebih empat ribu bahan kimia.Dari jumlah itu,69 di antaranya bersifat karsinogenik, yakni memicu kanker. Zat-zat berbahaya itu, antara lain, tar, karbon monoksida, sianida, arsen,formalin,dan nitrosiamin.
BAHAYA merokok sudah sering didengungdengungkan, tetapi tetap saja jumlah perokok terus meningkat.Malah demi menggaet konsumen baru,perusahaan rokok mulai menarik kalangan remaja.
Walau bahaya merokok telah diketahui banyak orang,20% penduduk Amerika tidak mengindahkannya. Data tersebut dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Amerika Serikat (AS).Sebenarnya,menurut U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC),angka perokok aktif di AS antara tahun 2000 dan 2005 telah menurun tajam.Namun, angka ini justru bertambah pada tahun 2005 dan 2009.
”Dan, hampir sebanyak 90 juta perokok pasif terpapar beragam racun kimia akibat asap rokok,”kata Direktur CDC Dr Thomas R Frieden dalam Healthday.com. Halini,menurut Thomas,karena pengaruh industri rokok.Menurut dia,perusahaan rokok semakin pintar untuk merebut konsumen.”Mereka menjamin rokok yang dijual dirancang untuk mengantarkan nikotin ke tubuh dengan cepat dan langsung membuat perokok menjadi kecanduan,”ungkap Thomas.
Bahkan,perusahaan rokok kini mulai mencari target baru untuk konsumennya. Mereka mulai melancarkan cara untuk mendapatkan pembeli dari kalangan anak muda dengan menerapkan teknik marketing tertentu. Dan, mereka lantas menciptakan produk baru yang tidak terjamah oleh hukum untuk menarik perokok baru. Jumlah perokok pria pun lebih banyak ketimbang jumlah perokok wanita, yakni pria berjumlah sekitar 24%, sementara wanita hanya 18% pada 2009.
Data yang berhasil dihimpun CDC juga menunjukkan orang yang kurang berpendidikan dengan penghasilan minim, lebih banyak menjadi perokok aktif ketimbang mereka yang well educated. Terbukti,31% perokok hidup di bawah garis kemiskinan dan hanya 6% di antaranya yang lulus SMA, sedangkan 25% sisanya tidak pernah menamatkan SMA.
Adapun yang menjadi masalah bukan hanya rokok menyebabkan bahaya kesehatan yang serius pada perokok aktif,juga akibat kegiatan ini mereka yang tidak merokok pun (perokok pasif) turut menjadi korban. Bagaimana tidak, asap rokok yang ditimbulkan menjadi masalah yang serius pada sedikitnya 88 juta perokok pasif. Jumlah ini termasuk 54% usia anak-anak antara tiga sampai 11 tahun.
Sebanyak 98% anak-anak tinggal dalam rumah yang dihuni oleh perokok aktif, baik orang tua maupun saudara mereka.Inilah yang menyebabkan anak-anak rentan terpapar racun kimia dari rokok. CDC juga menyebutkan, penduduk kulit hitam yang menjadi perokok pasif dua kali lipat lebih tinggi daripada perokok pasif dari ras Meksiko-Amerika.Direktur Pusat Pencegahan di Fakultas Kedokteran Universitas Yale Dr David L Katz menilai, masa vakum angka perokok aktif pada 2000 sampai 2005 membuat kita puas terlalu cepat.
”Kini jumlah perokok aktif kembali melonjak. Boleh jadi hal ini karena mereka (perokok aktif) kembali pada kebiasaan buruk tersebut,”ujar David. Maka itu,David mengukuhkan tujuan utama pemerintah sekarang ini adalah untuk menghentikan penggunaan rokok. Jumlah perokok aktif sekaligus pasif yang berujung pada kematian adalah sebanyak 443.000 pada 2009.
”Hal ini seharusnya mendorong pemerintah untuk menetapkan area bebas rokok di tempat-tempat umum,” kata Matthew L Myers selaku Presiden Kampanye Bebaskan Anak dariTembakau. Tak pelak orang tua pun harus mengambil langkah untuk melindungi anaknya dari bahaya tembakau karena mereka berpotensi menjadi perokok pasif.”Bagi orang tua yang merokok, jalan terbaik adalah dengan berhenti merokok,” ujar Matthew. Sementara itu, keadaan di Indonesia tidak jauh lebih baik.
Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam hal merokok. Posisi Indonesia ini masih teratas karena dipicu pertumbuhan perokok baru di kalangan generasi muda Indonesia yang tercepat di dunia. ”Data itu dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut jumlah perokok di Indonesia adalah yang terbesar ketiga.Dan,tampaknya prestasi itu sulit dihilangkan,” kata Ketua Harian Komnas Pengendalian Tembakau Mia Hanafiah.
Mia mengatakan,akibat kebiasaan merokok di Indonesia, tercatat 400.000 orang meninggal per tahun. Generasi muda adalah subjek yang rentan terpengaruh kebiasaan merokok.Bahkan,usia balita pun sudah ada yang menjadi perokok aktif. Masih ingat dengan Sandy, bocah empat tahun asal Malang yang gemar merokok dan berbicara tidak sopan? Ternyata, di belakang Sandy pun masih ada beberapa bocah lain yang juga meniru kebiasaan buruk tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan The Global Youth Tobacco Survey 2006 lalu, di Indonesia tercatat 64,2% anak sekolah terkena asap rokok selama mereka di rumah. Penelitian itu juga menyimpulkan 37,3% pelajar merokok, dan 3 dari 10 pelajar pertama kali merokok berumur 10 tahun.
Kebiasaan merokok di kalangan anak-anak muncul karena terdorong lewat iklan.Terlebih lagi saat ini perusahaan rokok mulai pintar untuk mencari perokok baru. Misalnya saja dengan mendanai kegiatan yang dilakukan oleh remaja, mulai kesenian sampai olahraga. Rokok menjadi sangat berbahaya karena produk tembakau itu mengandung zat berbahaya dan adiktif serta berisi kurang lebih empat ribu bahan kimia.Dari jumlah itu,69 di antaranya bersifat karsinogenik, yakni memicu kanker. Zat-zat berbahaya itu, antara lain, tar, karbon monoksida, sianida, arsen,formalin,dan nitrosiamin.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo