Laporan dari Moskow
Animo Mahasiswa RI Kuliah di Rusia Meningkat
Gelombang pertama tiba di bandara Moskow pada 27/9/2010. Mereka merupakan bagian dari 40 mahasiswa, yang menerima beasiswa pemerintah Rusia baik untuk S1, S2 maupun S3.
Hal itu disampaikan Counsellor Pensosbud dan Pendidikan KBRI Moskow M. Aji Surya kepada detikcom, Selasa (28/9/2010).
Mahasiswa baru gelombang pertama sebanyak 8 orang itu mendarat di Domodedovo Internasional Airport, Moskow kemarin (27/9/2010). "Determinasi kami sangat kuat," kata salah seorang calon mahasiswi program S1 yang akan belajar di Rostov State Medical University, yang jaraknya satu jam penerbangan dari Moskow.
Menurut Aji, sesuai dengan permintaan pemerintah Indonesia, penerima beasiswa Rusia diprioritaskan untuk S2 yakni 20 orang, sisanya dibagi untuk S1 dan S3.
"Selain mereka yang mendapat beasiswa dari pemerintah Rusia, kini mulai banyak datang para mahasiswa dengan biaya sendiri," ujar Aji.
Sementara itu KUAI KBRI Moskow Berlian Napitupulu menyambut dengan gembira kedatangan mahasiswa baru, yang akan mulai aktif belajar pada Oktober dan November tersebut.
“Era baru telah tiba dan kerjasama pendidikan ini akan terus ditingkatkan. Inilah jembatan emas bagi kedua bangsa di masa datang. Mahasiswa baru itu adalah generasi yang memiliki visi jelas dan semangat belajar sangat kuat,” papar Berlian.
Di sisi lain, terdapat 20 mahasiswa Rusia penerima beasiswa Darmasiswa, yang saat ini tengah belajar Seni dan Budaya Indonesia di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Juga ada 10 calon dosen Universitas Islam Rusia yang sedang belajar Islam di UIN Malang, serta beberapa lagi mengikuti kursus singkat di Kementerian Luar Negeri RI.
“All in all, saya kira ada perimbangan positif,” tandas Berlian.
KBRI Moskow berpendapat bahwa sebaiknya mahasiswa Indonesia yang belajar di Rusia mengambil ilmu-ilmu murni yang memang sangat kuat di Rusia sejak lama seperti fisika, kimia, nuklir, nano teknologi ataupun perminyakan serta persenjataan.
Meskipun mahasiswa Indonesia di Rusia saat ini baru mencapai 120 orang namun diharapkan akan meningkat lagi di tahun-tahun mendatang.
Menutut catatan, puncak keemasan kerjasama pendidikan Indonesia-Rusia terjadi pada masa Orde Lama, di mana terdapat ribuan mahasiswa Indonesia dikirim ke Uni Soviet untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan.
Seiring perubahan konstelasi politik domestik dan internasional dalam kerangka perang dingin, maka kerjasama Indonesia-Rusia merosot tajam dan baru mulai pulih dalam beberapa tahun terakhir.
Animo Mahasiswa RI Kuliah di Rusia Meningkat
Gelombang pertama tiba di bandara Moskow pada 27/9/2010. Mereka merupakan bagian dari 40 mahasiswa, yang menerima beasiswa pemerintah Rusia baik untuk S1, S2 maupun S3.
Hal itu disampaikan Counsellor Pensosbud dan Pendidikan KBRI Moskow M. Aji Surya kepada detikcom, Selasa (28/9/2010).
Mahasiswa baru gelombang pertama sebanyak 8 orang itu mendarat di Domodedovo Internasional Airport, Moskow kemarin (27/9/2010). "Determinasi kami sangat kuat," kata salah seorang calon mahasiswi program S1 yang akan belajar di Rostov State Medical University, yang jaraknya satu jam penerbangan dari Moskow.
Menurut Aji, sesuai dengan permintaan pemerintah Indonesia, penerima beasiswa Rusia diprioritaskan untuk S2 yakni 20 orang, sisanya dibagi untuk S1 dan S3.
"Selain mereka yang mendapat beasiswa dari pemerintah Rusia, kini mulai banyak datang para mahasiswa dengan biaya sendiri," ujar Aji.
Sementara itu KUAI KBRI Moskow Berlian Napitupulu menyambut dengan gembira kedatangan mahasiswa baru, yang akan mulai aktif belajar pada Oktober dan November tersebut.
“Era baru telah tiba dan kerjasama pendidikan ini akan terus ditingkatkan. Inilah jembatan emas bagi kedua bangsa di masa datang. Mahasiswa baru itu adalah generasi yang memiliki visi jelas dan semangat belajar sangat kuat,” papar Berlian.
Di sisi lain, terdapat 20 mahasiswa Rusia penerima beasiswa Darmasiswa, yang saat ini tengah belajar Seni dan Budaya Indonesia di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Juga ada 10 calon dosen Universitas Islam Rusia yang sedang belajar Islam di UIN Malang, serta beberapa lagi mengikuti kursus singkat di Kementerian Luar Negeri RI.
“All in all, saya kira ada perimbangan positif,” tandas Berlian.
KBRI Moskow berpendapat bahwa sebaiknya mahasiswa Indonesia yang belajar di Rusia mengambil ilmu-ilmu murni yang memang sangat kuat di Rusia sejak lama seperti fisika, kimia, nuklir, nano teknologi ataupun perminyakan serta persenjataan.
Meskipun mahasiswa Indonesia di Rusia saat ini baru mencapai 120 orang namun diharapkan akan meningkat lagi di tahun-tahun mendatang.
Menutut catatan, puncak keemasan kerjasama pendidikan Indonesia-Rusia terjadi pada masa Orde Lama, di mana terdapat ribuan mahasiswa Indonesia dikirim ke Uni Soviet untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan.
Seiring perubahan konstelasi politik domestik dan internasional dalam kerangka perang dingin, maka kerjasama Indonesia-Rusia merosot tajam dan baru mulai pulih dalam beberapa tahun terakhir.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo