Jangan Salahkan Kambing Jika Tensi Naik
Daging kambing sering menjadi pemicu naiknya tensi darah usai perayaan Hari Raya Kurban. Tapi dokter mengingatkan jangan hanya menyalahkan daging kambing, tapi perhatikan juga 'teman-temannya'.
"Orang tuh sering kali hanya menyalahkan daging kambing yang bikin tensi darah naik, tapi kebanyakan nggak sadar kalau teman-temannya si kambing itu juga ikut menaikkan tensi," ujar Dr Phaidon L Toruan, MM, dokter gizi dan pakar hidup sehat dari Jakarta Anti-aging & Executive Fitness Consultant, saat dihubungi detikHealth, Rabu (17/11/2010).
Dr Phaidon menjelaskan, yang dimaksud 'teman-teman' si kambing disini adalah santan kental, gula, vetsin, minyak goreng dan nasi yang berlebihan. Kambing sendiri tetap aman dimakan hanya saja cara memasak dengan tambahan seperti santan membuat kandungan kolesterolnya makin tinggi.
"Teman-temannya ini juga harus diperhatikan. Jadi sebaiknya kalau makan daging kambing ya nggak usah digoreng, jangan digulai, bumbunya jangan dicampur gula dan vetsin, dan kalau makan jangan berlebihan, kadang satenya 3 tusuk nasinya 3 piring. Itu kan juga harus diperhatikan," jelas Dr Phaidon, yang juga pengarang buku 'Fat Loss Not Weight Loss'.
Dr Phaidon juga mengingatkan, hipertensi atau tekanan darah tinggi bukanlah penyakit yang terjadi secara tiba-tiba. Butuh proses panjang yang menyebabkan terjadinya hipertensi.
"Jadi jangan hanya salahkan kambing dong, orang yang hipertensi habis makan kambing berarti dia sudah punya bakat hipertensi dan sudah terjadi penyumbatan pembuluh darah sebelumnya. Itu karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, stres, sering makan lemak, jarang olahraga atau jarang makan serat. Jadi kalau sejak awal memang sehat ya makan kambing nggak ada masalah," jelas Dr Phaidon lebih lanjut.
Untuk itu, Dr Phaidon menyarankan daging kambing diolah menjadi sup atau sate saja. Hal ini bisa mengurangi dampak 'teman-teman' kambing yang juga ikut menyumbang menaikkan tensi.
"Tapi kalau orang sudah tahu punya bakat hipertensi sebaiknya ya nggak usah makan daging kambing. Namanya berkurban berarti kan yang harusnya makan orang-orang miskin. Jadi orang-orang kaya yang gemuk dan hipertensi nggak usah ikut-ikutan makan. Doakan saja daging yang dikurbankan menjadi berkah buat orang lain," tutur Dr Phaidon.
Tekanan darah normal orang dewasa adalah sekitar 120/80 mmHg. Sedangkan pada hipertensi, tekanan darah mencapai 140/90 mmHg bahkan lebih. Konsumsi sayuran dan berolahraga setelah makan kambing bisa mengurangi jumlah kalori dan lemak yang masuk ke dalam tubuh.
Daging kambing sering menjadi pemicu naiknya tensi darah usai perayaan Hari Raya Kurban. Tapi dokter mengingatkan jangan hanya menyalahkan daging kambing, tapi perhatikan juga 'teman-temannya'.
"Orang tuh sering kali hanya menyalahkan daging kambing yang bikin tensi darah naik, tapi kebanyakan nggak sadar kalau teman-temannya si kambing itu juga ikut menaikkan tensi," ujar Dr Phaidon L Toruan, MM, dokter gizi dan pakar hidup sehat dari Jakarta Anti-aging & Executive Fitness Consultant, saat dihubungi detikHealth, Rabu (17/11/2010).
Dr Phaidon menjelaskan, yang dimaksud 'teman-teman' si kambing disini adalah santan kental, gula, vetsin, minyak goreng dan nasi yang berlebihan. Kambing sendiri tetap aman dimakan hanya saja cara memasak dengan tambahan seperti santan membuat kandungan kolesterolnya makin tinggi.
"Teman-temannya ini juga harus diperhatikan. Jadi sebaiknya kalau makan daging kambing ya nggak usah digoreng, jangan digulai, bumbunya jangan dicampur gula dan vetsin, dan kalau makan jangan berlebihan, kadang satenya 3 tusuk nasinya 3 piring. Itu kan juga harus diperhatikan," jelas Dr Phaidon, yang juga pengarang buku 'Fat Loss Not Weight Loss'.
Dr Phaidon juga mengingatkan, hipertensi atau tekanan darah tinggi bukanlah penyakit yang terjadi secara tiba-tiba. Butuh proses panjang yang menyebabkan terjadinya hipertensi.
"Jadi jangan hanya salahkan kambing dong, orang yang hipertensi habis makan kambing berarti dia sudah punya bakat hipertensi dan sudah terjadi penyumbatan pembuluh darah sebelumnya. Itu karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, stres, sering makan lemak, jarang olahraga atau jarang makan serat. Jadi kalau sejak awal memang sehat ya makan kambing nggak ada masalah," jelas Dr Phaidon lebih lanjut.
Untuk itu, Dr Phaidon menyarankan daging kambing diolah menjadi sup atau sate saja. Hal ini bisa mengurangi dampak 'teman-teman' kambing yang juga ikut menyumbang menaikkan tensi.
"Tapi kalau orang sudah tahu punya bakat hipertensi sebaiknya ya nggak usah makan daging kambing. Namanya berkurban berarti kan yang harusnya makan orang-orang miskin. Jadi orang-orang kaya yang gemuk dan hipertensi nggak usah ikut-ikutan makan. Doakan saja daging yang dikurbankan menjadi berkah buat orang lain," tutur Dr Phaidon.
Tekanan darah normal orang dewasa adalah sekitar 120/80 mmHg. Sedangkan pada hipertensi, tekanan darah mencapai 140/90 mmHg bahkan lebih. Konsumsi sayuran dan berolahraga setelah makan kambing bisa mengurangi jumlah kalori dan lemak yang masuk ke dalam tubuh.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo