Anak Laki Paling Tidak Siap Menghadapi Perceraian Orangtua
Perceraian yang dilakukan oleh orangtua pasti akan berdampak pada anak-anaknya. Tapi studi terbaru menunjukkan efek perceraian akan lebih mempengaruhi anak laki-laki dibanding perempuan.
Anak laki-laki yang belum berumur 18 tahun biasanya lebih terpukul menghadapi perceraian orangtua dan lebih besar berpikir untuk melakukan hal-hal negatif.
Studi yang dilaporkan dalam jurnal Psychiatric Research mencatat anak laki-laki yang kurang 18 tahun berpikiran ingin bunuh diri 3 kali lipat ketika orangtuanya bercerai. Sedangkan perempuan hanya 2 kali lipat yang berpikiran seperti itu.
Selama ini diketahui bahwa perceraian kemungkinan memiliki dampak yang lebih besar pada anak perempuan dibanding laki-laki karena perempuan cenderung lebih rentan terhadap pikiran depresi dan bunuh diri. Namun hasil studi justru menunjukkan hal sebaliknya.
Dr Esme Fuller-Thompson dari University of Toronto menuturkan dalam kebanyakan kasus perceraian, seorang ibu memperoleh hak asuh terhadap anak-anaknya dan kurang melakukan kontak teratur dengan ayahnya. Kondisi ini akan mempengaruhi emosional dan juga perkembangan anak terutama bagi anak laki-laki.
"Hilangnya peran laki-laki untuk anak akan mempengaruhi kesejahteraannya. Figur ayah yang positif sangat penting bagi anak laki-laki dalam hal mengembangkan identitas gender, belajar cara mengatur emosi dan meningkatkan kesehatan mentalnya," ungkapnya, seperti dikutip dari NYTimes.
Dr Fuller-Thompson menambahkan umumnya anak laki-laki lebih banyak bungkam dan menyimpan sendiri kesedihannya, sedangkan anak perempuan lebih mungkin untuk mengungkapkannya.
Selain itu laki-laki cenderung enggan untuk meminta bantuan sehingga ia lebih rentan terhadap penyalahgunaan narkoba atau pikiran bunuh diri.
"Laki-laki selalu disosialisasikan untuk menjadi kuat dan bukan untuk menunjukkan kelemahan atau perasaannya, karenanya ia lebih banyak diam," ujar Dana Alonzo, asisten profesor dari Columbia University School of Social Work.
Efek dari perceraian yang dilakukan oleh orangtua bisa berpengaruh terhadap anak-anak, seperti menimbulkan stres, kesehatan fisik dan mental yang memburuk, kesulitan di sekolah dan berpengaruh pada penurunan potensi penghasilannya saat dewasa. Selain itu anak-anak dari perceraian cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap pernikahan.
Perceraian yang dilakukan oleh orangtua pasti akan berdampak pada anak-anaknya. Tapi studi terbaru menunjukkan efek perceraian akan lebih mempengaruhi anak laki-laki dibanding perempuan.
Anak laki-laki yang belum berumur 18 tahun biasanya lebih terpukul menghadapi perceraian orangtua dan lebih besar berpikir untuk melakukan hal-hal negatif.
Studi yang dilaporkan dalam jurnal Psychiatric Research mencatat anak laki-laki yang kurang 18 tahun berpikiran ingin bunuh diri 3 kali lipat ketika orangtuanya bercerai. Sedangkan perempuan hanya 2 kali lipat yang berpikiran seperti itu.
Selama ini diketahui bahwa perceraian kemungkinan memiliki dampak yang lebih besar pada anak perempuan dibanding laki-laki karena perempuan cenderung lebih rentan terhadap pikiran depresi dan bunuh diri. Namun hasil studi justru menunjukkan hal sebaliknya.
Dr Esme Fuller-Thompson dari University of Toronto menuturkan dalam kebanyakan kasus perceraian, seorang ibu memperoleh hak asuh terhadap anak-anaknya dan kurang melakukan kontak teratur dengan ayahnya. Kondisi ini akan mempengaruhi emosional dan juga perkembangan anak terutama bagi anak laki-laki.
"Hilangnya peran laki-laki untuk anak akan mempengaruhi kesejahteraannya. Figur ayah yang positif sangat penting bagi anak laki-laki dalam hal mengembangkan identitas gender, belajar cara mengatur emosi dan meningkatkan kesehatan mentalnya," ungkapnya, seperti dikutip dari NYTimes.
Dr Fuller-Thompson menambahkan umumnya anak laki-laki lebih banyak bungkam dan menyimpan sendiri kesedihannya, sedangkan anak perempuan lebih mungkin untuk mengungkapkannya.
Selain itu laki-laki cenderung enggan untuk meminta bantuan sehingga ia lebih rentan terhadap penyalahgunaan narkoba atau pikiran bunuh diri.
"Laki-laki selalu disosialisasikan untuk menjadi kuat dan bukan untuk menunjukkan kelemahan atau perasaannya, karenanya ia lebih banyak diam," ujar Dana Alonzo, asisten profesor dari Columbia University School of Social Work.
Efek dari perceraian yang dilakukan oleh orangtua bisa berpengaruh terhadap anak-anak, seperti menimbulkan stres, kesehatan fisik dan mental yang memburuk, kesulitan di sekolah dan berpengaruh pada penurunan potensi penghasilannya saat dewasa. Selain itu anak-anak dari perceraian cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap pernikahan.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo