Patah Semangat Bisa Dideteksi dari Air Ludah
Stres yang berkelanjutan bisa memicu burnout atau kehilangan semangat hidup, yang seringkali didagnosis sebagai gejala depresi. Untuk membedakan burnout dengan depresi, cara paling akurat adalah memeriksa komposisi air ludah di pagi hari.
Padamnya semangat hidup alias burnout tidak bisa dipandang remeh karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Namun penanganan burnout sering tumpang tindih dengan depresi, sehingga tidak tertangani dengan baik dan kadang malah memburuk.
Keduanya memang memiliki gejala yang hampir sama misalnya kurang motivasi dan tidak bergairah, karena burnout pada dasarnya terjadi akibat depresi kronis yang tidak tertangani. Namun dilihat dari kondisi hormonal yang mempengaruhi, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Depresi ditandai dengan peningkatan kadar kortisol, yang dikenal juga sebagai hormon stres. Sebaliknya ketika depresi itu berkembang hingga memasuki fase burnout, produksi kortisol justru mengalami penurunan hingga level yang sangat rendah.
"Perbedaan kadar kortisol terjadi karena kondisi itu psikologis mempengaruhi sistem pengaturan hormon pada tubuh manusia," ungkap peneliti masalah kejiwaan dari Louis-H Lafontaine Hospital, Dr Sonia Lupien seperti dikutip dari Health24.
Tanpa deteksi yang akurat, gejala burnout sering tidak tertangani dengan tepat. Karena dikira masih depresi, seseorang yang mengalami burnout sering mendapat antidepresan yang fungsinya adalah menurunkan kadar kortisol. Padahal pada fase burnout, kadar kortisol sudah sangat rendah.
Deteksi yang diklaim paling akurat dikembangkan baru-baru ini oleh tim gabungan dari Louis-H Lafontaine Hospital dan University of Montreal, Kanada. Para ahli dalam penelitian itu menggunakan air ludah yang diambil pada pagi hari, karena diyakini paling mewakili kondisi hormonal seseorang.
Metode yang dikembangkan dalam penelitian itu telah dibuktikan akurasinya pada sekitar 30 relawan paruh baya yang mengalami berbagai gangguan kejiwaan yang meliputi stres, depresi dan burnout. Pemeriksaan kadar kortisol melalui air ludah pada pagi hari menunjukkan hasil yang sesuai dengan hasil tes darah maupun psikotes.
Stres yang berkelanjutan bisa memicu burnout atau kehilangan semangat hidup, yang seringkali didagnosis sebagai gejala depresi. Untuk membedakan burnout dengan depresi, cara paling akurat adalah memeriksa komposisi air ludah di pagi hari.
Padamnya semangat hidup alias burnout tidak bisa dipandang remeh karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Namun penanganan burnout sering tumpang tindih dengan depresi, sehingga tidak tertangani dengan baik dan kadang malah memburuk.
Keduanya memang memiliki gejala yang hampir sama misalnya kurang motivasi dan tidak bergairah, karena burnout pada dasarnya terjadi akibat depresi kronis yang tidak tertangani. Namun dilihat dari kondisi hormonal yang mempengaruhi, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Depresi ditandai dengan peningkatan kadar kortisol, yang dikenal juga sebagai hormon stres. Sebaliknya ketika depresi itu berkembang hingga memasuki fase burnout, produksi kortisol justru mengalami penurunan hingga level yang sangat rendah.
"Perbedaan kadar kortisol terjadi karena kondisi itu psikologis mempengaruhi sistem pengaturan hormon pada tubuh manusia," ungkap peneliti masalah kejiwaan dari Louis-H Lafontaine Hospital, Dr Sonia Lupien seperti dikutip dari Health24.
Tanpa deteksi yang akurat, gejala burnout sering tidak tertangani dengan tepat. Karena dikira masih depresi, seseorang yang mengalami burnout sering mendapat antidepresan yang fungsinya adalah menurunkan kadar kortisol. Padahal pada fase burnout, kadar kortisol sudah sangat rendah.
Deteksi yang diklaim paling akurat dikembangkan baru-baru ini oleh tim gabungan dari Louis-H Lafontaine Hospital dan University of Montreal, Kanada. Para ahli dalam penelitian itu menggunakan air ludah yang diambil pada pagi hari, karena diyakini paling mewakili kondisi hormonal seseorang.
Metode yang dikembangkan dalam penelitian itu telah dibuktikan akurasinya pada sekitar 30 relawan paruh baya yang mengalami berbagai gangguan kejiwaan yang meliputi stres, depresi dan burnout. Pemeriksaan kadar kortisol melalui air ludah pada pagi hari menunjukkan hasil yang sesuai dengan hasil tes darah maupun psikotes.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo