Y3hoo™

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Gaul dan Informasi

INFO UNTUK ANDA

Y3hoo Ada di Facebook

Share Y3hoo ke Twitter

Follow Me

Image hosted by servimg.com

Y3hoo Mailing List

Enter Your Email Address:

Latest topics

» Apa Itu Dejavu
Terjun payung Icon_minitime1Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo

» Tentang Tisu Magic
Terjun payung Icon_minitime1Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta

» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Terjun payung Icon_minitime1Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta

» Cara Mengetahui IP address Internet
Terjun payung Icon_minitime1Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia

» Angleng dan Wajit
Terjun payung Icon_minitime1Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta

» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Terjun payung Icon_minitime1Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade

» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Terjun payung Icon_minitime1Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade

» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Terjun payung Icon_minitime1Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo

» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Terjun payung Icon_minitime1Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo

IKLAN ANDA


4 posters

    Terjun payung

    MovingBlue
    MovingBlue


    637
    Age : 44
    18.01.09

    Terjun payung Empty Terjun payung

    Post  MovingBlue Sun Mar 22, 2009 6:29 am

    Terjun payung 300px-Skydiving_4_way


    Olahraga dirgantara selalu memukau masyarakat, sehingga di manapun dan kapanpun, kegiatan itu diselenggarakan, akan selalu menarik perhatian masyarakat. Salah satunya adalah terjun payung.

    Selain mengandalkan teknik, olahraga terjun payung memacu adrenalin dan membutuhkan nyali besar. Pasalnya, olahraga ini cukup menantang maut. Olahraga ini memang tontonan yang menarik dan menimbulkan rasa penasaran untuk mencoba. "Bukan hanya nyali, tapi prosedur keselamatan juga harus diperhatikan. Kalau kita melaksanakan aturan yang ada dengan benar, tentu risiko bahaya pun semakin kecil. Pokoknya safety first," kata Nisfu Chasbullah, Chairman Persatuan Olahraga Dirgantara (Pordiga) Terjun Payung.

    Ada tiga jenis karakter terjun payung, yaitu ketepatan mendarat, kerja sama di udara, dan kerja sama antarkanopi. Masing-masing jenis ini mempunyai karakter tingkat kesulitan dan karakter kepuasan tersendiri. "Jika kita terjun di nomor ketepatan mendarat, tentu kepuasan itu datang apabila kita bisa menginjak "titik zero" di titik biru. Ini bukan hal yang mudah mengingat kita harus memperhitungkan saat di udara. Tapi bila kita berhasil melakukannya, itu adalah lompatan yang sempurna," kata Nisfu.

    Begitu pula dengan kerja sama di udara dan antarkanopi. "Kalau kerja sama berjalan dengan baik, tentu merupakan kepuasan. Sebab, itu adalah satu hal yang dilakukan secara bersama-sama. Mereka harus berkonfigurasi dan merencanakan sesuatu itu dari atas awan sampai nanti di darat," jelasnya.

    Melayang-layang di angkasa luas, rasanya seperti berenang dan meinggalkan memori tersendiri. Bercengkerama dengan awan memang memberikan kepuasan lebih. Melihat pemandangan yang terbentang luas dari atas awan begitu memanjakan mata. Melayang seperti burung di antara embusan angin sejuk pegunungan merupakan sensasi tersendiri. Pemandangan daratan begitu memukau bila diliat dari atas. Semua yang ada di daratan hanya titik kecil. Bumi memang tak berujung, dimensi pandangan mata sungguh tak terbatas. Di situlah kita sadar akan kebesaran Tuhan.

    Sekilas, olahraga ini lumayan menguras kocek. Pasalnya, sebuah pesawat sangat diperlukan untuk melakukan lompatan. Selain itu, harga peralatan penunjang seperti Canopi, Harness & Container, Payung Cadangan, Altimeter, Googles (kacamata), Jumpshoot, dan Helm mencapai kurang lebih Rp 36 juta. Kendati demikian, Nisfu membantah bahwa terjun payung adalah olahraga yang cukup mahal. Menurutnya, banyak cabang olahraga lain yang jauh lebih mahal ketimbang terjun payung. "Misalnya olahraga yang berhubungan dengan otomotif. Pasti itu memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk perawatan dan hal lainnya. Terjun payung itu olahraga yang relatif tidak mahal. Buktinya ada juga penerjun yang berasal dari kalangan mahasiswa yang notabene mereka mempunyai keterbatasan dana," ungkapnya.

    Sejarah Terjun Payung
    Sudah lama manusia ingin melakukan penerjunan, namun tidak dapat dilaksanakan karena belum ada peralatan memadai. Akhirnya, sekitar tahun 1617, Fausto Veranzio menjadi manusia pertama yang melakukan penerjunan dari sebuah menara di Venesia, Italia, dan mendarat dengan selamat menggunakan alat yang mirip parasut. Sedangkan penerjunan dari suatu benda terbang, baru dilaksanakan untuk pertama kalinya sekitar tahun 1797, yaitu oleh Andre Jacques Garrnerin di Paris, Perancis, dari sebuah balon udara.

    Leslie Irvin yang diselamatkan oleh parasut dalam suatu kecelakaan di Inggris, merasa berhutang budi pada perlengkapan itu. Sejak peristiwa yang terjadi pada tahun 1919 itulah akhirnya ia membaktikan seluruh sisa hidupnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan teknologi dan sistem parasut.

    Marsdya TNI (Pur) Budiarjo, menjadi orang Indonesia pertama yang memanfaatkan parasut, yaitu saat ia bertugas sebagai telegrafis (RTU) di sebuah pesawat pembom Glen Martin, mengalami kerusakan dan terpaksa terjun menggunakan parasut. Penggunaan parasut dalam operasi militer di Indoensia untuk pertama kalinya dilaksanakan dalam suatu Operasi Lintas Udara, yaitu tanggal 17 Oktober 1947 di Kotawaringin, Kalimantan di mana diterjunkan 13 orang anggota Pasukan Gerak Tjepat AURI untuk mempertahankan keutuhan wilayah nasional untuk melawan penjajah Belanda. Namun orang yang pernah terjun payung di Indonesia adalah anggota Angkatan Udara Belanda, Pembantu Letnan A.J. Oonine, di Pangkalan Udara Kalijati, tanggal 30 Desember 1930.

    Terjun Payung di Indonesia
    Tuti Gantini, putri angkat Kolonel Udara R.H. Wiriadinata, menjadi orang sipil pertama yang terjun payung (statik). Peristiwa bersejarah itu disusul oleh delapan orang wartawan asal Jakarta dan Bandung yang mengikuti pendidikan Sekolah Para Angkatan Udara pada angkatna ke-42 di Margahayu, Bandung. Mereka masih menggunakan payung Ervin buatan Inggris dalam Perang Dunia II dan payung D-1 dengan selubung buatan Sovyet. Mereka dilatih mendarat dengan system tumbling dan push. Dalam perkembangannya, Angaktan darat, Laut, Udara dan Kepolisian melatih para pemuda yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa untuk terjun freefall. Semula mereka menggunakan payung bundar seperti Ervin dan Para Commander, tapi kemudian menggunakan berbagai jenis payung square yang jauh lebih canggih.

    Namun terjun payung sebagai olahraga, baru diperkenalkan di Indonesia untuk pertama kalinya tahun 1962 oleh Mladen Milicevic (Mica), seorang yang berkebangsaan Yugoslavia, yang saat itu diperbantukan di Sekolah Para Komando TNI AD di Batujajar. Sejak itu, terjun payung berkembang menjadi sebuah olahraga yang semakin digemari. Perkumpulan terjun payung pertama adalah AVES didirikan di Bandung oleh para mahasiswa ITB bersama wartawan Trisnoyuwono tanggal 29 Juli 1969. Akhirnya olahraga terjun payung pun mulai berkembang pesat. PUncaknya, tanggal 17 Januari 1972, klub-klub terjun payung yang terdapat di Indonesia (62 klub) sepakat untuk bergabung dalam induk organisasi Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

    Cabang olahraga ini tak bisa lepas dari kemajuan teknologi, yang mampu menciptakan peralatan-peralatan baru yang semakin hari semakin canggih. Penggunaan peralatan baru tersebut oleh para atlet memungkinkan dilakukannya manuver-manuver baru di udara yang sulit dilakukan dengan peralatan jenis lama. Bahkan dengan menggunakan peralatan baru tersebut mampu dipecahkan rekor-rekor baru dalam berbagai nomor perlombaan.

    Cabang olahraga terjun payung memperlombakan berbagai nomor antara lain ketepatan mandarat, kerja sama di udara, kerja sama antarkanopi dan free style. Nomor-nomor lain adalah formation skydiving dan sku surfing. Jenis parasut yang digunakan dalam perlombaan terjun payung misalnya jenis DC-5 untuk ketepatan mendarat, atau PD-150 untuk kerja sama di udara. (CBN Portal)
    marlia65
    marlia65


    218
    Lokasi : Tanah Merah
    13.03.09

    Terjun payung Empty Re: Terjun payung

    Post  marlia65 Wed Mar 25, 2009 11:55 am

    enaknya kalo terbang sama pacar
    duh asyiknya I love you
    luv
    luv
    Moderator Sastra


    525
    Age : 47
    Lokasi : depok-jawa barat ID
    01.03.09

    Terjun payung Empty Re: Terjun payung

    Post  luv Wed Mar 25, 2009 12:00 pm

    jadi ....???
    Belldandy
    Belldandy
    Moderator Umum


    1395
    Age : 41
    Lokasi : Pontianak
    19.01.09

    Terjun payung Empty Re: Terjun payung

    Post  Belldandy Sun Apr 05, 2009 10:56 pm

    Pengen nyoba sekali... tapi bisa coba dimana ya???
    Asik nih kayanya...
    marlia65
    marlia65


    218
    Lokasi : Tanah Merah
    13.03.09

    Terjun payung Empty Re: Terjun payung

    Post  marlia65 Thu Apr 09, 2009 7:07 pm

    Belldandy wrote:Pengen nyoba sekali... tapi bisa coba dimana ya???
    Asik nih kayanya...

    di bogor sis ada tempat untuk ikutan
    ada tutornya kok yg nemenin terbang
    Belldandy
    Belldandy
    Moderator Umum


    1395
    Age : 41
    Lokasi : Pontianak
    19.01.09

    Terjun payung Empty Re: Terjun payung

    Post  Belldandy Thu Apr 09, 2009 7:22 pm

    marlia65 wrote:

    di bogor sis ada tempat untuk ikutan
    ada tutornya kok yg nemenin terbang

    Ooo bogor ada ya...
    Kapan ya bisa ke bogor??? Question Sad

    Sponsored content


    Terjun payung Empty Re: Terjun payung

    Post  Sponsored content


      Waktu sekarang Fri Nov 15, 2024 2:59 pm