Guru India Mengajar di Inggris Secara Online
INGGRIS - India, yang pernah menjadi jajahan Kerajaan Inggris, kini 'menjajah' Inggris dengan bantuan teknologi. Pengajar India menjadi guru di Inggris melalui sambungan internet. Salah satu sekolah yang memanfaatkan para pengajar dari negeri Bollywood itu adalah SD Raynham di London.
Saat itu, pukul 15.30 di SD Raynham. Para siswa di sekolah ini berkumpul setelah sekolah untuk les matematika. Dengan perbedaan waktu lima jam dan jarak ribuan kilometer, akhirnya pengajar mereka tiba di kelas.
Jaringan internet dengan kecepatan tinggi memungkinkan para pengajar India untuk mengajar siswa di Inggris secara real time. Setiap siswa diajar satu guru secara online. Guru kelas, Altus Basson mengatakan, les ini meningkatkan nilai siswa. “Ada beberapa anak yang nilainya meroket. Anak-anak yang berusaha untuk fokus di kelas nilainya akan jauh lebih baik. Keuntungannya adalah, bahwa setiap anak bisa fokus dan satu guru untuk satu anak,” kata BAsson seperti dikutip dari situs VOANews, Jumat (22/4/2011).
Seorang siswa bernama Samia Abdul-Kadir (9 tahun) mengaku senang dengan metode belajar secara online. “Ini membantuku, karena kadang ketika belajar di kelas, aku tidak mendengar guru dengan baik dan aku tidak mengerti. Online lebih baik,” katanya.
Temannya yang bernama Abdul-Fadil Badori sepakat dengan Samia. “Dengan online, Anda bisa mendengar. Itu tidak dibagi untuk semua orang, setiap orang memiliki topik yang berbeda saat belajar,” katanya.
Metode belajar secara individual ini merupakan ide dari lembaga Brightspark Education, perusahaan yang menyediakan bimbingan secara online. Pendiri Brightspark Education Tom Hooper menyatakan, saat ini anak-anak terhubung secara online.
"Mereka merasa sangat memegang kendali. Dan itu merupakan bagian dari pertempuran dunia pendidikan. Beri anak-anak itu kontrol, buat mereka merasa percaya diri, dan pada akhirnya Anda akan melihat mereka meningkat dan merangkul pendidikan,” kata Hooper.
Raynham merupakan sekolah pertama di Eropa yang mencoba les online. Biaya yang dipungut sebesar USD20 atau setara dengan Rp172 ribu (Rp8.624 per satu USD) dan USD25 atau setara dengan RP215 ribu per jam.
Meski menunjukkan hasil memuaskan, metode belajar seperti ini belum diterima semua pihak. Salah satunya Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Nasional Guru Inggris Kevin Courtney. Dia menilai, hubungan emosional antara guru dan anak adalah sangat penting. Meski hubungan itu dengan seluruh siswa atau satu per satu. "Anda perlu kedekatan itu sebagai umpan balik dan kami tidak yakin hal itu dapat terjadi dalam koneksi internet. Sebagai salah satu negara terkaya di dunia, kami berpikir, negara ini mampu memiliki guru dengan hubungan emosional yang tulus dengan anak-anak,” paparnya.
Sementara itu, Brightspark Education menyatakan bahwa bimbingan online adalah murni sebuah suplemen untuk mengajar. Mereka menyangkal bahwa kegiatan ini mengancam pekerjaan guru di Inggris. Apalagi, para orang tua mengaku sangat puas dengan nilai anaknya setelah mengikuti les ini.(rfa)
[sumber:okezone}
INGGRIS - India, yang pernah menjadi jajahan Kerajaan Inggris, kini 'menjajah' Inggris dengan bantuan teknologi. Pengajar India menjadi guru di Inggris melalui sambungan internet. Salah satu sekolah yang memanfaatkan para pengajar dari negeri Bollywood itu adalah SD Raynham di London.
Saat itu, pukul 15.30 di SD Raynham. Para siswa di sekolah ini berkumpul setelah sekolah untuk les matematika. Dengan perbedaan waktu lima jam dan jarak ribuan kilometer, akhirnya pengajar mereka tiba di kelas.
Jaringan internet dengan kecepatan tinggi memungkinkan para pengajar India untuk mengajar siswa di Inggris secara real time. Setiap siswa diajar satu guru secara online. Guru kelas, Altus Basson mengatakan, les ini meningkatkan nilai siswa. “Ada beberapa anak yang nilainya meroket. Anak-anak yang berusaha untuk fokus di kelas nilainya akan jauh lebih baik. Keuntungannya adalah, bahwa setiap anak bisa fokus dan satu guru untuk satu anak,” kata BAsson seperti dikutip dari situs VOANews, Jumat (22/4/2011).
Seorang siswa bernama Samia Abdul-Kadir (9 tahun) mengaku senang dengan metode belajar secara online. “Ini membantuku, karena kadang ketika belajar di kelas, aku tidak mendengar guru dengan baik dan aku tidak mengerti. Online lebih baik,” katanya.
Temannya yang bernama Abdul-Fadil Badori sepakat dengan Samia. “Dengan online, Anda bisa mendengar. Itu tidak dibagi untuk semua orang, setiap orang memiliki topik yang berbeda saat belajar,” katanya.
Metode belajar secara individual ini merupakan ide dari lembaga Brightspark Education, perusahaan yang menyediakan bimbingan secara online. Pendiri Brightspark Education Tom Hooper menyatakan, saat ini anak-anak terhubung secara online.
"Mereka merasa sangat memegang kendali. Dan itu merupakan bagian dari pertempuran dunia pendidikan. Beri anak-anak itu kontrol, buat mereka merasa percaya diri, dan pada akhirnya Anda akan melihat mereka meningkat dan merangkul pendidikan,” kata Hooper.
Raynham merupakan sekolah pertama di Eropa yang mencoba les online. Biaya yang dipungut sebesar USD20 atau setara dengan Rp172 ribu (Rp8.624 per satu USD) dan USD25 atau setara dengan RP215 ribu per jam.
Meski menunjukkan hasil memuaskan, metode belajar seperti ini belum diterima semua pihak. Salah satunya Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Nasional Guru Inggris Kevin Courtney. Dia menilai, hubungan emosional antara guru dan anak adalah sangat penting. Meski hubungan itu dengan seluruh siswa atau satu per satu. "Anda perlu kedekatan itu sebagai umpan balik dan kami tidak yakin hal itu dapat terjadi dalam koneksi internet. Sebagai salah satu negara terkaya di dunia, kami berpikir, negara ini mampu memiliki guru dengan hubungan emosional yang tulus dengan anak-anak,” paparnya.
Sementara itu, Brightspark Education menyatakan bahwa bimbingan online adalah murni sebuah suplemen untuk mengajar. Mereka menyangkal bahwa kegiatan ini mengancam pekerjaan guru di Inggris. Apalagi, para orang tua mengaku sangat puas dengan nilai anaknya setelah mengikuti les ini.(rfa)
[sumber:okezone}
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo