Umbi-umbian Lebih Bergizi Dibanding Makanan ala Barat
Anak-anak Indonesia saat ini mungkin lebih mengenal berbagai makanan ala barat dibandingkan dengan makanan tradisional negaranya. Padahal umbi-umbian diketahui lebih bergizi daripada makanan ala barat.
Indonesia memiliki beragam sumber daya pangan berupa makanan tradisional. Umumnya makanan ini menggunakan zat pengawet, pewarna atau penambah cita rasa dari bahan-bahan alami yang secara medis risiko terhadap kesehatannya lebih kecil.
Pangan dan gizi merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dan tingkat kehidupan masyarakatnya. Jika makanan yang dikonsumsinya aman dan bergizi, maka sangat memungkinkan untuk memiliki usia produktif yang lebih lama dan berkualitas.
Bahan makanan tradisional yang cukup kaya dimiliki oleh Indonesia adalah umbi-umbian seperti ubi, talas, singkong, gadung dan bentoel. Makanan ini sangat mudah diperoleh dan memiliki harga yang lebih murah dibanding makanan barat.
"Selama ini masyarakat menganggap umbi-umbian ini ketinggalan zaman dan kurang bergizi, padahal makanan umbi-umbian ini memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan ala barat," seperti diungkapkan Dr Tirta Prawita Sari, MSc selaku Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi dalam rilis acara memperingati HARKITNAS 2011 dengan tema: 'Menggali potensi Makanan Tradisional Sebagai Alternatif utama Jajanan Anak Sekolah' di SDN 03 Gondangdia Menteng yang diterima detikHealth.
Apa saja gizi yang terkandung dalam umbi-umbian Indonesia?
Namun sayangnya saat ini makanan tradisional kalah pamor dibanding pola makan barat yang didominasi oleh makanan cepat saji, makanan kaleng, rendah serat, banyak lemak. Kondisi ini menyebabkan pola makan masyarakat Indonesia menjadi berubah, padahal sebetulnya masyarakat secara turun temurun adalah pemakan serat.
Oleh karena itu dalam menyambut kebangkitan nasional di bidang Gizi, Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi menghimbau agar kembali mencintai makanan tradisional yang sehat dan tinggi serat. Hal ini bisa dimulai dari keluarga dengan memperkenalkan makanan tersebut pada anak-anak sejak dini, sehingga anak tumbuh dengan kebiasaan dan pola makan gizi seimbang.
Anak-anak Indonesia saat ini mungkin lebih mengenal berbagai makanan ala barat dibandingkan dengan makanan tradisional negaranya. Padahal umbi-umbian diketahui lebih bergizi daripada makanan ala barat.
Indonesia memiliki beragam sumber daya pangan berupa makanan tradisional. Umumnya makanan ini menggunakan zat pengawet, pewarna atau penambah cita rasa dari bahan-bahan alami yang secara medis risiko terhadap kesehatannya lebih kecil.
Pangan dan gizi merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dan tingkat kehidupan masyarakatnya. Jika makanan yang dikonsumsinya aman dan bergizi, maka sangat memungkinkan untuk memiliki usia produktif yang lebih lama dan berkualitas.
Bahan makanan tradisional yang cukup kaya dimiliki oleh Indonesia adalah umbi-umbian seperti ubi, talas, singkong, gadung dan bentoel. Makanan ini sangat mudah diperoleh dan memiliki harga yang lebih murah dibanding makanan barat.
"Selama ini masyarakat menganggap umbi-umbian ini ketinggalan zaman dan kurang bergizi, padahal makanan umbi-umbian ini memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan ala barat," seperti diungkapkan Dr Tirta Prawita Sari, MSc selaku Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi dalam rilis acara memperingati HARKITNAS 2011 dengan tema: 'Menggali potensi Makanan Tradisional Sebagai Alternatif utama Jajanan Anak Sekolah' di SDN 03 Gondangdia Menteng yang diterima detikHealth.
Apa saja gizi yang terkandung dalam umbi-umbian Indonesia?
- Gadung mengandung vitamin C dengan kadar tinggi sehingga sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh
- Singkong mengandung vitamin A, B1, C, kalsium, fosfor, protein, lemak, zat besi serta kandungan vitamin B yang bisa merangsang hemoglobin sel darah merah.
- Ubi jalar banyak mengandung beta karoten (di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A) yang baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta mengandung dosis karbohidrat yang sehat tanpa menyebabkan lonjakan nilai kadar gula darah.
Namun sayangnya saat ini makanan tradisional kalah pamor dibanding pola makan barat yang didominasi oleh makanan cepat saji, makanan kaleng, rendah serat, banyak lemak. Kondisi ini menyebabkan pola makan masyarakat Indonesia menjadi berubah, padahal sebetulnya masyarakat secara turun temurun adalah pemakan serat.
Oleh karena itu dalam menyambut kebangkitan nasional di bidang Gizi, Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi menghimbau agar kembali mencintai makanan tradisional yang sehat dan tinggi serat. Hal ini bisa dimulai dari keluarga dengan memperkenalkan makanan tersebut pada anak-anak sejak dini, sehingga anak tumbuh dengan kebiasaan dan pola makan gizi seimbang.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo