Hati-hati! Bikini Waxing Bisa Berbahaya
Bikini waxing merupakan cara menghilangkan bulu dengan menggunakan lilin atau wax pada area bikini line. Proses bikini wax tidaklah lama, kurang dari dua jam Anda sudah bisa menghilangkan bulu-bulu yang dirasa mengganggu.
Sayangnya, bikini waxing memiliki efek negatif. Seperti yang dikutip dari womenshealthmag, baru-baru ini kota New Jersey melarang adanya bikini wax setelah dua wanita dilaporkan masuk rumah sakit karenanya. Dan pada 2007, seorang wanita Australia yang mengidap diabetes 1, dilaporkan hampir meninggal akibat infeksi bakteri yang ia dapatkan setelah melakukan bikini waxing.
"Bulu kemaluan ada untuk sebuah alasan, melindungi kulit sensitif dan selaput lendir di daerah kelamin. Mencabut bulu dengan lilin dapat mengangkat lapisan perlindungan tersebut," ujar Linda K. Franks, asisten klinis profesor dermatologi di New York University School of Medicine.
Selain itu, waxing juga dapat menarik potongan-potongan kecil lapisan kulit terluar, dan menciptakan sebuah portal yang dapat membuat bakteri masuk ke dalam tubuh. Terlebih lagi, proses ini juga menimbulkan peradangan, yang membuat bakteri terperangkan di bawah kulit. Bikini waxing dapat menciptakan risiko infeksi kulit, folliculitis (infeksi pada folikel rambut), dan rambut tumbuh ke dalam kulit (in-grown hair).
Agar terhindar dari risiko-risiko tersebut, ada lima hal yang perlu Anda lakukan sebelum dan saat melakukan bikini waxing.
1. Bertanya mengenai wax
Menurut Rosanne Kinley, mantan pemimpin National-Interstate Council of State Boards of Cosmetology, hard wax merupakan waxing yang terbaik, karena lebih lembut dan menempel pada rambut, bukan kulit. Sedangkan, speed wax yang lembut dan lengket, dan dioleskan menggunakan aplikator roller, terasa lebih menyakitkan dan lebih mungkin merobek kulit, meski pun lebih cepat dan mudah dilakukan. Sugaring, sebuah metode penghilang bulu yang menjadi tren belakangan ini, ternyata lebih aman untuk kulit ketimbang wax. Carilah produk yang bebas dari bahan kimia, dan hanya mengandung gula, air, jus lemon, dan gliserin.
2. Perhatikan kebersihannya
Sebelum memulai waxing, praktisi harus membersihkan tangannya terlebih dulu. Mencelupkan spatula ke dalam cairan lilin sebanyak dua kali tidak boleh dilakukan, karena akan memasukkan bakteri ke dalam panci. Selain itu, praktisi juga harus memiliki persediaan spatula baru untuk digunakan setiap kali dia mengoleskan lilin ke kulit Anda. Dan terakhir, dia harus selalu memeriksa suhu lilin sebelum mengoleskannya ke kulit, untuk mencegah luka bakar.
3. Mencegah iritasi
Menurut Bruce Robinson, profesor klinis asosiasi dermatologi di Mount Sinai Medical Center, New York City, "setelah waxing, jangan lupa untuk mengoleskan krim antibiotik topikal dan krim hidrokortison 1% sebagai antiperadangan ke daerah yang telah di waxing." Hal ini akan mengurangi iritasi dan membantu mencegah adanya infeksi yang potensial.
4. Mengetahui tanda-tanda infeksi
Sering-seringlah memeriksakan diri dengan menggunakan cermin untuk mencari tanda-tanda peradangan seperti rambut yang tumbuh ke dalam, ruam, kulit terkelupas, atau luka. Segera hubungi dokter jika Anda melihat adanya tanda kemerahan atau pembengkakan, rasa gatal, sensasi terbakar, pengelupasan kulit, atau demam di daerah tersebut.
Bikini waxing merupakan cara menghilangkan bulu dengan menggunakan lilin atau wax pada area bikini line. Proses bikini wax tidaklah lama, kurang dari dua jam Anda sudah bisa menghilangkan bulu-bulu yang dirasa mengganggu.
Sayangnya, bikini waxing memiliki efek negatif. Seperti yang dikutip dari womenshealthmag, baru-baru ini kota New Jersey melarang adanya bikini wax setelah dua wanita dilaporkan masuk rumah sakit karenanya. Dan pada 2007, seorang wanita Australia yang mengidap diabetes 1, dilaporkan hampir meninggal akibat infeksi bakteri yang ia dapatkan setelah melakukan bikini waxing.
"Bulu kemaluan ada untuk sebuah alasan, melindungi kulit sensitif dan selaput lendir di daerah kelamin. Mencabut bulu dengan lilin dapat mengangkat lapisan perlindungan tersebut," ujar Linda K. Franks, asisten klinis profesor dermatologi di New York University School of Medicine.
Selain itu, waxing juga dapat menarik potongan-potongan kecil lapisan kulit terluar, dan menciptakan sebuah portal yang dapat membuat bakteri masuk ke dalam tubuh. Terlebih lagi, proses ini juga menimbulkan peradangan, yang membuat bakteri terperangkan di bawah kulit. Bikini waxing dapat menciptakan risiko infeksi kulit, folliculitis (infeksi pada folikel rambut), dan rambut tumbuh ke dalam kulit (in-grown hair).
Agar terhindar dari risiko-risiko tersebut, ada lima hal yang perlu Anda lakukan sebelum dan saat melakukan bikini waxing.
1. Bertanya mengenai wax
Menurut Rosanne Kinley, mantan pemimpin National-Interstate Council of State Boards of Cosmetology, hard wax merupakan waxing yang terbaik, karena lebih lembut dan menempel pada rambut, bukan kulit. Sedangkan, speed wax yang lembut dan lengket, dan dioleskan menggunakan aplikator roller, terasa lebih menyakitkan dan lebih mungkin merobek kulit, meski pun lebih cepat dan mudah dilakukan. Sugaring, sebuah metode penghilang bulu yang menjadi tren belakangan ini, ternyata lebih aman untuk kulit ketimbang wax. Carilah produk yang bebas dari bahan kimia, dan hanya mengandung gula, air, jus lemon, dan gliserin.
2. Perhatikan kebersihannya
Sebelum memulai waxing, praktisi harus membersihkan tangannya terlebih dulu. Mencelupkan spatula ke dalam cairan lilin sebanyak dua kali tidak boleh dilakukan, karena akan memasukkan bakteri ke dalam panci. Selain itu, praktisi juga harus memiliki persediaan spatula baru untuk digunakan setiap kali dia mengoleskan lilin ke kulit Anda. Dan terakhir, dia harus selalu memeriksa suhu lilin sebelum mengoleskannya ke kulit, untuk mencegah luka bakar.
3. Mencegah iritasi
Menurut Bruce Robinson, profesor klinis asosiasi dermatologi di Mount Sinai Medical Center, New York City, "setelah waxing, jangan lupa untuk mengoleskan krim antibiotik topikal dan krim hidrokortison 1% sebagai antiperadangan ke daerah yang telah di waxing." Hal ini akan mengurangi iritasi dan membantu mencegah adanya infeksi yang potensial.
4. Mengetahui tanda-tanda infeksi
Sering-seringlah memeriksakan diri dengan menggunakan cermin untuk mencari tanda-tanda peradangan seperti rambut yang tumbuh ke dalam, ruam, kulit terkelupas, atau luka. Segera hubungi dokter jika Anda melihat adanya tanda kemerahan atau pembengkakan, rasa gatal, sensasi terbakar, pengelupasan kulit, atau demam di daerah tersebut.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo