Y3hoo™

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Gaul dan Informasi

INFO UNTUK ANDA

Y3hoo Ada di Facebook

Share Y3hoo ke Twitter

Follow Me

Image hosted by servimg.com

Y3hoo Mailing List

Enter Your Email Address:

Latest topics

» Apa Itu Dejavu
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo

» Tentang Tisu Magic
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta

» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta

» Cara Mengetahui IP address Internet
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia

» Angleng dan Wajit
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta

» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade

» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade

» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo

» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Icon_minitime1Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo

IKLAN ANDA


    Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya?

    mr.big
    mr.big


    18
    Lokasi : here-there-nowhere
    18.03.09

    Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya? Empty Hasrat, Komitmen dan Keberanian, Anda Memilikinya?

    Post  mr.big Thu Apr 30, 2009 5:24 am

    from -> http://renungan-indah.blogspot.com

    Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika.

    Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah internasional. Sekolah itu mahal, dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri seorang guru yang mengajar bahasa Inggris di sana. Sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia.

    “Aku ingin kuliah di Amerika,” tuturnya, terdengar hampir tak masuk akal. Membuat sang guru tercengang, ingin menangis mendengar impian gadis belia yang bagai pungguk merindukan bulan.

    Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tapi siap belajar.

    “Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya,” tutur sang guru. “Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tetapi aku makin patah semangat.”

    Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena tes semacam itu tak ada.

    Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun.

    “Maukah Anda mengirimkan namaku?” pintanya untuk didaftarkan sebagai
    penerima beasiswa.

    “Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik
    dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga
    dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya,” ujar sang guru.

    “Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk
    diterima itu tipis, mungkin nihil.”

    Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa
    Inggris. Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang
    yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar
    bagian-bagian komputer dan cara kerjanya.

    Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat
    dari asosiasi beasiswa itu.

    “Inilah saat yang kejam. Penolakan,” pikir sang guru.

    Sebagai upaya mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang
    guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya: Ia diterima! Hani diterima
    ….

    “Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah
    diketahui Hani sejak awal: bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi
    juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk
    percaya akan dirimu sendiri,” tutur sang guru menutup kisahnya.

    Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship,
    dan dimuat di buku “Chicken Soup for the College Soul”, yang edisi
    Indonesianya telah diterbitkan.

    Tentu kisah ini tidak dipandang sebagai kisah biasa oleh Jack Canfield, Mark
    Victor Hansen, Kimberly Kirberger, dan Dan Clark. Ia terpilih diantara lebih
    dari delapan ribu kisah lainnya. Namun, bukan ini yang membuatnya istimewa.

    Yang istimewa, Hani menampilkan sosoknya yang berbeda. Ia punya tekad. Tekad
    untuk maju. Maka, sebagaimana diucapkan Tommy Lasorda, “Perbedaan antara
    yang mustahil dan yang tidak mustahil terletak pada tekad seseorang.”

    Anda memilikinya?

    56439

      Waktu sekarang Fri Nov 15, 2024 3:21 pm