Y3hoo™

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Gaul dan Informasi

INFO UNTUK ANDA

Y3hoo Ada di Facebook

Share Y3hoo ke Twitter

Follow Me

Image hosted by servimg.com

Y3hoo Mailing List

Enter Your Email Address:

Latest topics

» Apa Itu Dejavu
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo

» Tentang Tisu Magic
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta

» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta

» Cara Mengetahui IP address Internet
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia

» Angleng dan Wajit
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta

» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade

» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade

» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo

» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Icon_minitime1Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo

IKLAN ANDA


    Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan

    via
    via


    864
    04.03.09

    Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Empty Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan

    Post  via Fri Aug 12, 2011 4:07 pm

    Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan

    Terlalu Nyinyir Tidak Baik untuk Kesehatan Nyinyir-ts-dalam


    Menyalahkan orang lain termasuk cara mudah untuk menghindari stres, namun efeknya hanya bertahan dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, sikap nyinyir atau selalu menyalahkan orang lain justru membuat seseorang mudah kena penyakit.

    Carsten Wrosch, seorang psikolog dari Concordia University di Montreal mengatakan bahwa sikap nyinyir serta judes termasuk gangguan kejiwaan yang disebut Post-traumatic Embitterment Disorder (PTED). Pemicunya antara lain masa lalu yang penuh penyesalan dan kesedihan.

    PTED sendiri merupakan istilah yang diperkenalkan oleh Michael Linden, kepala klinik psikiatri di Free University, Berlin. Linden memunculkan istilah tersebut dalam jurnalnya tahun 2003, untuk menggambarkan orang-orang yang jadi judes setelah putus dari pasangan atau tidak pernah diterima kerja di perusahaan yang sangat diidamkan.

    Dalam jangka pendek, orang-orang dengan gangguan PTED dikatakan bisa mendapatkan manfaat positif dari kebiasaan menyalahkan orang lain. Paling tidak hingga beberapa saat kemudian, orang tersebut berhasil melindungi harga dirinya sehingga stres di masa lalu tidak kambuh atau memburuk.

    Namun tanpa disadari, penyesalan bisa tumbuh dari sikap yang seperti itu karena tidak selamanya orang yang disalahkan itu benar-benar salah. Sekalipun tidak disadari, rasa penyesalan yang terus menerus akan terakumulasi dan memicu pelepasan hormon stres atau kortisol.

    Berbagai penelitian sebelumnya mengatakan bahwa kortisol sangat erat kaitannya dengan daya tahan tubuh dalam menangkal penyakit. Artinya orang-orang yang stres karena menanggung penyesalan yang mendalam akan lebih mudah terkena berbagai jenis penyakit.

    Untuk menghindari stres sekaligus melepaskan diri dari trauma masa lalu, seseorang tidak harus melakukannya dengan cara menyalahkan orang lain. Wrosch menyarankan, langkah perrtama adalah melepaskan tujuan atau cita-cita yang pernah meleset dan diperkirakan tidak mungkin dicapai. Misalnya pada orang yang pernah putus cinta, lalu mantan pacarnya sudah menikah.

    "Melepaskan semua itu dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan, khususnya untuk hal-hal yang memang tidak mungkin diwujudkan. Kadar kortisol akan turun sehingga tidak mudah jatuh sakit" ungkap Wrosch seperti dikutip dari MSNBC.

    Namun hidup tanpa cita-cita memang akan terasa hampa, ibarat beperhgian tetapi tidak punya arah dan tujuan. Karena itu Wrosch menyarankan langkah berikutnya atau langkah kedua yakni menyusun ulang rencana-rencana hidup setelah melepas rencana lama yang tidak mungkin diwujudkan.



      Waktu sekarang Fri Nov 15, 2024 4:45 pm