Ini Inginku

Ini Inginku

Lamunan hati dan rasa rindu terus mengiringi langkahku yang gontai hingga terhenti di pertengahan jalan, menanti ijin pengemudi untuk menyeberang. Terasa gundah hati yang sepi ini. Alam terasa sesak disaat aku menginginkan tempat untuk berteriak, hingga akhirnya semua rasa terpaksa larut ke dasar kesadaran. Cinta yang seyogyanya membuat aku ceria kini harus terasa samar bahagia karena jarak yang terpaksa kami bentangkan. Banyak ruang kosong namun terasa sempit....


Pesan manis untukku masuk ke WhatsApp, selalu hadir sejak beberapa bulan terakhir (bukan dari si pemilik hati). Sempat aku pertimbangkan kehadirannya yang (mungkin) akan lebih mengisi karena keberadaannya lebih mudah aku lihat. Selisih umur bukan berarti aku terlihat lebih dewasa dari dia walau kadang terasa juga kekanak-kanakannya. Hangat dan menghibur itu kesanku. Hampir aku melepaskan diri dan beralih ke lain hati yang sedang mengintaiku. Namun tidak kutemukan alasan untuk berpaling. Pasrah dan bertekad mengurungkan keinginan. Menepis taburan cinta yang sedang berhamburan. Sekuat jiwa menarik bentangan jarak agar terasa lebih dekat dengan si pemilik hati, dan... berhasil !! Cintaku tetap tertahan untuknya.

Tak lama, hadir kembali yang lain. Lagi-lagi selisih masa hidup masih dibawah angka yang kumiliki. Dan, lagi-lagi, kaum Adam ini tidak peduli. Kali ini tidak ada kesan yang aku rasa walau telah akrab 3-4 bulan. (Mungkin) karena posisi dia yang bukan termasuk di nominasiku. Terlalu menyedihkan bila harus LDR (lagi). Tidak.... aku tidak bisa menerima cintanya.

Sebait kecil kalimat jujur tentang jalinan cinta yang telah aku miliki aku tulis untuk dia sebagai balasan. Untuk jawaban atas "pinangan" yang telah dua kali dia ungkapkan. Entah untuk alasan apa lagi dia masih punya permintaan yang wajib aku kabulkan, yaitu permintaan berteman walau jarak jauh. Aku berpikir tidak akan menyalahi siapapun jika aku berteman dengan siapa saja. Sekalipun itu bekas pacar, bekas pemfitnah ataupun teman yang telah aku tolak cintanya dan akhirnya kembali berteman. Baik... aku menerimanya sebagai teman.

Godaan cinta belum berakhir. Baru-baru saja aku menceritakan lagi kejadian yang menghampiriku kepada sang pemilik hati. Kisah yang di awalnya sama tapi beda pemerannya. Sejauh ini belum bisa dipastikan apa maksud dan tujuannya. Bukan maksud hati untuk GedERasa duluan, tapi buatku memang bukan hal sulit untuk membaca cara-cara Adam bila memiliki keinginan, siapapun itu Adamnya.

Cara kami, kami selalu memberitahukan "hal-hal baru" sebagai jaga-jaga. Toh kesepakatan kami adalah menjalani hubungan yang santai, apa adanya, dan karena hubungan kami memang tidak lagi mungkin bila hanya dipantau oleh mata hati ataupun naluri. LDR sangat perlu komunikasi. Itu sebagai tanggung jawab kami (khususnya aku) kepada hubungan yang telah aku pilih walau belum jelas apakah akan menjadi syah nantinya (tetap berharap.com ) :p

Kekasih..... sebenarnya ruang kosong itu selalu terisi olehmu, namun kini menjadi samar karena yang aku butuhkan adalah kehadiranmu yang nyata untuk segala rasa hubungan kita. Inginku.... kau cepat kembali, miss you....

seperti dituturkan Luien