Berujung Sepi
1. BERUJUNG SEPI
lelaki itu tanpa kartu nama
sendu di bawah pijaran lembayung redup
ceritakan padanya tentang sepi
lelaki itu tidak dapat membedakan cinta dan sepi
antara cinta dan sepi, lelaki itu terjerembab
tapi dia mencintaimu dengan sempurna
maka dia selalu menulis puisi
tak ada cara yang lebih tepat menunjukkan cintanya,
selain melalui puisi
kau pun mencintainya dengan sempurna,
tapi tidak dengan cara yang dia yakini
maka kau berbisik ke telinga lelaki itu:
“sungguh ini bukan cinta,
hanya karena takut pada sepi, kau selalu ingin ditemani,
hanya untuk membunuh sepi, kau menulis beratus bait puisi!”
tapi kau mencintainya dengan sempurna
maka kau berbisik ke telinga lelaki itu:
“bukankah dalam cinta selalu ada yang mesti dikorbankan atau ikhlas berkorban?”
kau pun memilih yang kedua: ikhlas berkorban!
maka demi cinta pulalah,
kau meninggalkan lelaki itu seorang diri, dalam sepi
meninggalkannya sendiri untuk melawan sepi
cintamu berujung sepi. sendiri
tak’an kau menemaninya lagi di taman, pagi-pagi
2. TANPA BADAN
setelah cintaku menjelma bulan
kuputuskan segera untuk hidup tanpa badan,
tak usah repot: tidur-bangun, makan-minum
dan aku pasti datang menemuimu
bukan untuk sebadan krn aku sdh tanpa badan
kau lihat,
tanpa badan kusengajakan
sebagai upaya untuk mulai mencinta atas cara-baru
mengikuti cara-berada-mu yang baru:
“menjadi bulan yang tinggal di hatiku”
kau lihat,
tanpa badan adalah pilihanku
agar mampu menyapa bulan
di sana…
selalu…..
1. BERUJUNG SEPI
lelaki itu tanpa kartu nama
sendu di bawah pijaran lembayung redup
ceritakan padanya tentang sepi
lelaki itu tidak dapat membedakan cinta dan sepi
antara cinta dan sepi, lelaki itu terjerembab
tapi dia mencintaimu dengan sempurna
maka dia selalu menulis puisi
tak ada cara yang lebih tepat menunjukkan cintanya,
selain melalui puisi
kau pun mencintainya dengan sempurna,
tapi tidak dengan cara yang dia yakini
maka kau berbisik ke telinga lelaki itu:
“sungguh ini bukan cinta,
hanya karena takut pada sepi, kau selalu ingin ditemani,
hanya untuk membunuh sepi, kau menulis beratus bait puisi!”
tapi kau mencintainya dengan sempurna
maka kau berbisik ke telinga lelaki itu:
“bukankah dalam cinta selalu ada yang mesti dikorbankan atau ikhlas berkorban?”
kau pun memilih yang kedua: ikhlas berkorban!
maka demi cinta pulalah,
kau meninggalkan lelaki itu seorang diri, dalam sepi
meninggalkannya sendiri untuk melawan sepi
cintamu berujung sepi. sendiri
tak’an kau menemaninya lagi di taman, pagi-pagi
2. TANPA BADAN
setelah cintaku menjelma bulan
kuputuskan segera untuk hidup tanpa badan,
tak usah repot: tidur-bangun, makan-minum
dan aku pasti datang menemuimu
bukan untuk sebadan krn aku sdh tanpa badan
kau lihat,
tanpa badan kusengajakan
sebagai upaya untuk mulai mencinta atas cara-baru
mengikuti cara-berada-mu yang baru:
“menjadi bulan yang tinggal di hatiku”
kau lihat,
tanpa badan adalah pilihanku
agar mampu menyapa bulan
di sana…
selalu…..
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo