Pria Ternyata Boleh Menangis
Menangis merupakan ekspresi umum untuk mengungkapkan kekecewaan maupun kesedihan. Karena menangis adalah ekspresi emosional yang lekat dengan sifat kewanitaan, maka banyak pria menghindari meneteskan air mata.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Psychology of Men & Masculinity menyebutkan bahwa seseorang yang menangis setelah kalah atau kehilangan sesuatu ternyata memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang menyembunyikan emosinya. Para peneliti juga menemukan bahwa mereka yang menunjukkan kasih sayang fisik kepada orang lain disinyalir lebih bahagia.
Para peneliti mempelajari pendapat gender mengenai menangis serta pengaruhnya pada aspek lain dalam kehidupan. Sebanyak 150 pemain sepak bola berusia rata-rata 19 tahun membaca sebuah cerita olahraga yang berakhir kekalahan. Mereka juga ditanyakan mengenai kepuasan hidup secara keseluruhan.
Temuannya mengungkap, mayoritas para atlet merasa kalau menangis merupakan stereotip gender feminin. Separuhnya lagi menyatakan kalau mereka merasa tertekan untuk berekspresi menangis. Selain itu studi juga menemukan, atlet yang tidak pernah menunjukkan perhatian terhadap rekan mereka kurang puas dengan kehidupan mereka.
"Secara keseluruhan, pemain yang ekspresif secara emosional lebih mungkin untuk memiliki keunggulan mental di dalam dan di luar lapangan," kata peneliti Jesse Steinfeldt, seorang psikolog di Universitas Florida seperti dikutip dari Live Science.
Menangis merupakan ekspresi umum untuk mengungkapkan kekecewaan maupun kesedihan. Karena menangis adalah ekspresi emosional yang lekat dengan sifat kewanitaan, maka banyak pria menghindari meneteskan air mata.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Psychology of Men & Masculinity menyebutkan bahwa seseorang yang menangis setelah kalah atau kehilangan sesuatu ternyata memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang menyembunyikan emosinya. Para peneliti juga menemukan bahwa mereka yang menunjukkan kasih sayang fisik kepada orang lain disinyalir lebih bahagia.
Para peneliti mempelajari pendapat gender mengenai menangis serta pengaruhnya pada aspek lain dalam kehidupan. Sebanyak 150 pemain sepak bola berusia rata-rata 19 tahun membaca sebuah cerita olahraga yang berakhir kekalahan. Mereka juga ditanyakan mengenai kepuasan hidup secara keseluruhan.
Temuannya mengungkap, mayoritas para atlet merasa kalau menangis merupakan stereotip gender feminin. Separuhnya lagi menyatakan kalau mereka merasa tertekan untuk berekspresi menangis. Selain itu studi juga menemukan, atlet yang tidak pernah menunjukkan perhatian terhadap rekan mereka kurang puas dengan kehidupan mereka.
"Secara keseluruhan, pemain yang ekspresif secara emosional lebih mungkin untuk memiliki keunggulan mental di dalam dan di luar lapangan," kata peneliti Jesse Steinfeldt, seorang psikolog di Universitas Florida seperti dikutip dari Live Science.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo