Hindari Obesitas dengan Makan Perlahan
Dalam rutinitas yang serba cepat, seringkali Anda terpaksa melahap makanan dengan terburu-buru. Waspadalah, karena kebiasaan itu justru bisa meningkatkan risiko terkena obesitas.
Penelitian terbaru telah membuktikan bahwa makan dengan cepat dapat menyebabkan diabetes pada saat usia lanjut. Orang yang menelan makanannya dengan cepat cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding orang yang makan dengan santai.
Peneliti percaya bahwa makan cepat akan menghentikan produksi hormon peptida YY dan glukagon-peptida di usus yang berfungsi sebagai penunda nafsu makan pada otak. Hormon
yang seharusnya memberi tahu otak bahwa makanan di perut sudah penuh menjadi tidak berfungsi, sehingga membuat orang tidak merasa kenyang.
Kebiasaan makan cepat ini biasanya dilakukan oleh mereka yang sibuk seperti karyawan kantoran. Menurut professor Stephen Bloom dari Imperial College, London, "Makan cepat sambil mengerjakan pekerjaan di depan komputer akan mempercepat risiko obesitas."
Selain itu, mengonsumsi makanan dengan cara seperti ini juga berisiko tinggi terkena banyak macam penyakit. Hal ini karena, makan dengan cepat dapat meningkatkan kuantitas gula dalam darah dengan seketika.
"Tingkat glukosa pada orang yang memiliki Impaired Glucose Tolerance (IGT)biasanya menjadi lebih tinggi, sehingga mereka punya kemingkinan besar untuk terkena diabetes," ujar Dokter Pradeep Ratnaparkhi, seperti yang dikutip dari Times of India.
Oleh karena itu, Stephen Bloom menyarankan agar kebiasaan memakan terburu-buru segera dihilangkan. Menurutnya, kebiasaan makan secara perlahan bisa bantu orang hindari penyakit dan membuat tubuh menjadi tetap langsing.
Dalam rutinitas yang serba cepat, seringkali Anda terpaksa melahap makanan dengan terburu-buru. Waspadalah, karena kebiasaan itu justru bisa meningkatkan risiko terkena obesitas.
Penelitian terbaru telah membuktikan bahwa makan dengan cepat dapat menyebabkan diabetes pada saat usia lanjut. Orang yang menelan makanannya dengan cepat cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding orang yang makan dengan santai.
Peneliti percaya bahwa makan cepat akan menghentikan produksi hormon peptida YY dan glukagon-peptida di usus yang berfungsi sebagai penunda nafsu makan pada otak. Hormon
yang seharusnya memberi tahu otak bahwa makanan di perut sudah penuh menjadi tidak berfungsi, sehingga membuat orang tidak merasa kenyang.
Kebiasaan makan cepat ini biasanya dilakukan oleh mereka yang sibuk seperti karyawan kantoran. Menurut professor Stephen Bloom dari Imperial College, London, "Makan cepat sambil mengerjakan pekerjaan di depan komputer akan mempercepat risiko obesitas."
Selain itu, mengonsumsi makanan dengan cara seperti ini juga berisiko tinggi terkena banyak macam penyakit. Hal ini karena, makan dengan cepat dapat meningkatkan kuantitas gula dalam darah dengan seketika.
"Tingkat glukosa pada orang yang memiliki Impaired Glucose Tolerance (IGT)biasanya menjadi lebih tinggi, sehingga mereka punya kemingkinan besar untuk terkena diabetes," ujar Dokter Pradeep Ratnaparkhi, seperti yang dikutip dari Times of India.
Oleh karena itu, Stephen Bloom menyarankan agar kebiasaan memakan terburu-buru segera dihilangkan. Menurutnya, kebiasaan makan secara perlahan bisa bantu orang hindari penyakit dan membuat tubuh menjadi tetap langsing.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo