Makin Banyak Orang Kena 'Sleep Texting', Kirim SMS Saat Tidur
Makin banyak orang kecanduan teknologi, makin banyak juga orang mengalami gangguan tidur. Bukan susah tidur karena sibuk memainkan ponsel, tetapi justru jadi sembarangan mengirim SMS tanpa sadar saat sedang tertidur.
Perilaku ini disebut dengan istilah "sleep texting" atau berkirim SMS saat tidur. Berdasarkan mekanismenya, perilaku gangguan tidur ini dikelompokkan dalam kategori yang sama dengan berjalan saat tidur (sleep walking), mengigau (sleep talking) ataupun berhubungan seks saat tidur (seksomnia).
"Biasanya saya beguling-guling dulu di tempat tidur selama 2-3 jam sebelum benar-benar terlelap," kata Elizabeth Hammonds, seorang remaja berusia 16 tahun seperti dikutip dari MSNBC.
Begitu Hammonds terlelap, sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Kalau orang lain mulai mengigau, mimpi buruk atau berjalan dalam tidur, ia justru melakukan hal yang sebenarnya sulit dilakukan sambil tidur yakni mengetik dan mengirim SMS.
Sedikitpun Hammonds tidak menyadari perilakunya, hingga teman-temannya komplain keesokan harinya karena menerima SMS tidak jelas dari gadis itu. Awalnya Hammonds tidak percaya mendengar cerita itu, namun semua bukti pengiriman SMS terekam dalam ponselnya sehingga tidak ada alasan lagi untuk mengelak.
"Kamu kirim SMS jam 3 dinihari dan aku tidak paham apa maksudmu," kata salah seorang temannya.
Hammonds mengetik dan mengirim SMS secara acak ke teman-temannya, bahkan tak jarang mengirimkan ketikan yang agak panjang melalui email. Ibunya, Betty Hammonds khawatir anaknya akan mengirim hal-hal yang tidak sepantasnya mengingat zaman sekarang sedang marak-maraknya "sexting" alias SMS cabul.
Pakar kesehatan tidur, Dr Marcus Schmidt mengakui saat ini kecenderungan untuk mengalami sleep texting cenderung meningkat di kalangan remaja. Penyebabnya tak lain karena kecanduan teknologi, sampai-sampai kalau tidur ponsel juga dibawa ke tempat tidur dan tidak dimatikan.
"Empat dari lima anak yang punya ponsel selalu membawa ponselnya ke tempat tidur. Sedangkan yang benar-benar mematikannya hanya ada 1 dari 10 anak," kata Dr Schmidt.
Dr Schmidt mengatakan, perilaku sleep texting cenderung meningkat ketika tidurnya tidak nyenyak atau saat seseorang kurang tidur. Ketika tidurnya tidak nyenyak dan cenderung gelisah, keberadaan ponsel di tempat tidur bisa merangsang reaksi motorik untuk menjangkau dan memainkannya.
Untuk bisa mengurangi perilaku sleep texting, Dr Schmidt menyarankan agar anak-anak dan remaja tidak tidur terlalu larut agar bisa lebih nyenyak. Selain itu, ponsel harus diletakkan sejauh mungkin dari jangkauan, kalau perlu dimatikan selama tidur
Makin banyak orang kecanduan teknologi, makin banyak juga orang mengalami gangguan tidur. Bukan susah tidur karena sibuk memainkan ponsel, tetapi justru jadi sembarangan mengirim SMS tanpa sadar saat sedang tertidur.
Perilaku ini disebut dengan istilah "sleep texting" atau berkirim SMS saat tidur. Berdasarkan mekanismenya, perilaku gangguan tidur ini dikelompokkan dalam kategori yang sama dengan berjalan saat tidur (sleep walking), mengigau (sleep talking) ataupun berhubungan seks saat tidur (seksomnia).
"Biasanya saya beguling-guling dulu di tempat tidur selama 2-3 jam sebelum benar-benar terlelap," kata Elizabeth Hammonds, seorang remaja berusia 16 tahun seperti dikutip dari MSNBC.
Begitu Hammonds terlelap, sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Kalau orang lain mulai mengigau, mimpi buruk atau berjalan dalam tidur, ia justru melakukan hal yang sebenarnya sulit dilakukan sambil tidur yakni mengetik dan mengirim SMS.
Sedikitpun Hammonds tidak menyadari perilakunya, hingga teman-temannya komplain keesokan harinya karena menerima SMS tidak jelas dari gadis itu. Awalnya Hammonds tidak percaya mendengar cerita itu, namun semua bukti pengiriman SMS terekam dalam ponselnya sehingga tidak ada alasan lagi untuk mengelak.
"Kamu kirim SMS jam 3 dinihari dan aku tidak paham apa maksudmu," kata salah seorang temannya.
Hammonds mengetik dan mengirim SMS secara acak ke teman-temannya, bahkan tak jarang mengirimkan ketikan yang agak panjang melalui email. Ibunya, Betty Hammonds khawatir anaknya akan mengirim hal-hal yang tidak sepantasnya mengingat zaman sekarang sedang marak-maraknya "sexting" alias SMS cabul.
Pakar kesehatan tidur, Dr Marcus Schmidt mengakui saat ini kecenderungan untuk mengalami sleep texting cenderung meningkat di kalangan remaja. Penyebabnya tak lain karena kecanduan teknologi, sampai-sampai kalau tidur ponsel juga dibawa ke tempat tidur dan tidak dimatikan.
"Empat dari lima anak yang punya ponsel selalu membawa ponselnya ke tempat tidur. Sedangkan yang benar-benar mematikannya hanya ada 1 dari 10 anak," kata Dr Schmidt.
Dr Schmidt mengatakan, perilaku sleep texting cenderung meningkat ketika tidurnya tidak nyenyak atau saat seseorang kurang tidur. Ketika tidurnya tidak nyenyak dan cenderung gelisah, keberadaan ponsel di tempat tidur bisa merangsang reaksi motorik untuk menjangkau dan memainkannya.
Untuk bisa mengurangi perilaku sleep texting, Dr Schmidt menyarankan agar anak-anak dan remaja tidak tidur terlalu larut agar bisa lebih nyenyak. Selain itu, ponsel harus diletakkan sejauh mungkin dari jangkauan, kalau perlu dimatikan selama tidur
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo