Y3hoo™

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Gaul dan Informasi

INFO UNTUK ANDA

Y3hoo Ada di Facebook

Share Y3hoo ke Twitter

Follow Me

Image hosted by servimg.com

Y3hoo Mailing List

Enter Your Email Address:

Latest topics

» Apa Itu Dejavu
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo

» Tentang Tisu Magic
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta

» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta

» Cara Mengetahui IP address Internet
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia

» Angleng dan Wajit
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta

» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade

» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade

» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo

» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Icon_minitime1Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo

IKLAN ANDA


    Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda

    sangi
    sangi


    282
    13.02.09

    Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Empty Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda

    Post  sangi Wed Dec 21, 2011 6:45 am

    Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda

    Makan Sedikit Bikin Otak Awet Muda Diet-ketat-dlm-ts

    Makanan bisa mengaktifkan molekul-molekul di otak. Peneliti menemukan makan berlebihan dapat menyebabkan penuaan otak sementara makan sedikit bisa mengaktifkan molekul yang membantu otak tetap muda. Peneliti menyarankan makanlah 70 persen dari porsi bukan semuanya.

    Pengaktifan molekul terhadap pola makan tersebut ditemukan oleh ilmuwan Italia. Peneliti menemukan molekul yang diaktifkan lewat makanan dapat membuat otak berumur panjang.

    Tim peneliti di Catholic University of Sacred Heart di Roma, Italia, telah menemukan bahwa aktifnya molekul yang disebut CREB1 ini dipicu oleh pembatasan kalori saat makan. CREB1 mengaktifkan banyak gen yang terkait dengan usia dan fungsi otak.

    CREB1 adalah molekul yang diaktifkan oleh pembatasan kalori dan mengaktifkan molekul lain yang terkait dengan umur panjang 'sirtuins'. CREB1 dikenal memiliki fungsi penting bagi otak untuk kemampuan mengingat, mengatur proses belajar dan kecemasan dan mengurangi penuaan.

    "Harapan kami adalah menemukan cara untuk mengaktifkan CREB1, misalnya melalui obat baru, sehingga dapat menjaga otak tetap muda tanpa perlu diet ketat," kata Dr Giovambattista Pani, peneliti di Institute of General Pathology, Fakultas Kedokteran di Catholic University of Sacred Heart di Roma seperti dilansir MedicalXpress.com.

    Penelitian pembatasan kalori ini dilakukan secara intensif pada tikus. Pembatasan kalori berarti hewan hanya bisa makan hingga 70 persen dari makanan yang biasa dikonsumsi dan merupakan cara eksperimental yang dikenal untuk memperpanjang hidup.

    Biasanya, tikus yang dibatasi asupan kalorinya tidak menjadi gemuk, tidak mengalami diabetes, memiliki ingatan yang lebih bagus dan kurang agresif. Lebih jauh lagi, tikus tersebut tidak mengalami penyakit Alzheimer dan lebih sedikit mengalami gejalanya daripada tikus yang kekenyangan.

    Untuk manusia, jumlah ini sama dengan sekitar 600 kalori per hari. Secangkir teh atau kopi juga bisa bermanfaat, karena penelitian juga menunjukkan kafein menaikkan jumlah CREB1 yang dibuat dalam tubuh.

    Penelitian ini juga menemukan bahwa kekurangan CREB1 pada tikus menghilangkan manfaat pembatasan kalori pada otak. Jadi, hewan tanpa CREB1 menunjukkan kerusakan otak yang sama seperti hewan kekenyangan atau tua.

    Sayangnya, dalam laporan yang dimuat Proceedings of the National Academy of Sciences USA (PNAS), peneliti masih belum berhasil mengetahui mekanisme molekuler yang tepat di balik efek positif makanan rendah kalori tersebut.



      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 11:42 am