Jumlah Asupan Gula yang Aman untuk Anak
Agar bisa tumbuh kembang dan berenergi, anak-anak memang butuh kalori yang berasal dari makanan berkarbohidrat dan gula. Tapi anak pun memiliki batasan aman asupan gula sehari-hari. Berapa?
Makanan yang mengandung gula sudah menjadi musuh utama untuk orang-orang yang menderita diabetes. Untuk mencegah penyakit itu terjadi, sebaiknya anak-anak jangan dikenalkan dengan makanan tinggi sedari kecil.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan bahwa asupan gula tambahan tidak boleh melebihi 10 persen dari total energi yang dikonsumsi untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak.
Untuk anak usia 1-3 tahun, 10 persen sama nilainya dengan 4-5 sendok teh gula. Sedangkan untuk anak usia 4-6 tahun, 10 persen sama artinya dengan 5-8 sendok teh gula.
Berikut beberapa contoh makanan yang sering dikonsumsi anak beserta dengan kandungan gulanya:
"Jadi kalau anak umur 1-3 tahun makan 1 buah donat, jatah asupan gula hariannya sudah habis. Kalau anak 5 tahun minum 1 kaleng soda juga habis jatah konsumsi gulanya," jelas DR dr Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, Sp.GK, ahli gizi klinik dari Departemen Gizi FKUI-RSCM, dalam acara Media Edukasi 'Kenali Jenis Gula Tambahan, Indeks dan Beban Glikemik serta\' Dampaknya pada Anak!' di The Energy Cafe.
Apa efeknya bila anak-anak kelebihan gula?
"Anak-anak yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi (cepat menaikkan gula darah) cenderung memiliki nafsu makan yang tinggi dan pertambahan berat badan yang tidak sehat, mengganggu kualitas tidur anak sehingga mempengaruhi proses belajar dan perkembangan emosi," jelas Prof dr Jose Rizal Latief Batubara, SpA (K), PhD, Guru Besar Endokrin Anak FKUI-RSCM.
Selain itu, kelompok usia muda sangat rentan terhadap beban karbohidrat yang tinggi, yang menyebabkan meningkatknya kadar gula darah dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan diabetes tipe-2 (karena gaya hidup).
Anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas akan mengalami hal yang sama saat dewasa, serta\' berisiko mengalami diabetes tipe-2 dan penyakit jantung di masa depan.
Penelitian juga telah menunjukkan bahwa status nutrisi yang buruk pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi fungsi otak dan secara potensial mempengaruhi perkembangan kognitif dan perilaku.
Agar bisa tumbuh kembang dan berenergi, anak-anak memang butuh kalori yang berasal dari makanan berkarbohidrat dan gula. Tapi anak pun memiliki batasan aman asupan gula sehari-hari. Berapa?
Makanan yang mengandung gula sudah menjadi musuh utama untuk orang-orang yang menderita diabetes. Untuk mencegah penyakit itu terjadi, sebaiknya anak-anak jangan dikenalkan dengan makanan tinggi sedari kecil.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan bahwa asupan gula tambahan tidak boleh melebihi 10 persen dari total energi yang dikonsumsi untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak.
Untuk anak usia 1-3 tahun, 10 persen sama nilainya dengan 4-5 sendok teh gula. Sedangkan untuk anak usia 4-6 tahun, 10 persen sama artinya dengan 5-8 sendok teh gula.
Berikut beberapa contoh makanan yang sering dikonsumsi anak beserta dengan kandungan gulanya:
- Donat = 5 sendok teh gula
- Jelly (75 gr) = 4 sendok teh gula
- Permen karet (50 gr) = 7 sendok teh gula
- Biskuit cokelat = 2,5 sendok teh gula
- Es krim (1 scoop) = 4 sendok teh gula
- 1 kaleng soda = 7 sendok teh gula
- Susu cokelat dengan tambahan gula = 3 sendok teh gula
"Jadi kalau anak umur 1-3 tahun makan 1 buah donat, jatah asupan gula hariannya sudah habis. Kalau anak 5 tahun minum 1 kaleng soda juga habis jatah konsumsi gulanya," jelas DR dr Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, Sp.GK, ahli gizi klinik dari Departemen Gizi FKUI-RSCM, dalam acara Media Edukasi 'Kenali Jenis Gula Tambahan, Indeks dan Beban Glikemik serta\' Dampaknya pada Anak!' di The Energy Cafe.
Apa efeknya bila anak-anak kelebihan gula?
"Anak-anak yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi (cepat menaikkan gula darah) cenderung memiliki nafsu makan yang tinggi dan pertambahan berat badan yang tidak sehat, mengganggu kualitas tidur anak sehingga mempengaruhi proses belajar dan perkembangan emosi," jelas Prof dr Jose Rizal Latief Batubara, SpA (K), PhD, Guru Besar Endokrin Anak FKUI-RSCM.
Selain itu, kelompok usia muda sangat rentan terhadap beban karbohidrat yang tinggi, yang menyebabkan meningkatknya kadar gula darah dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan diabetes tipe-2 (karena gaya hidup).
Anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas akan mengalami hal yang sama saat dewasa, serta\' berisiko mengalami diabetes tipe-2 dan penyakit jantung di masa depan.
Penelitian juga telah menunjukkan bahwa status nutrisi yang buruk pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi fungsi otak dan secara potensial mempengaruhi perkembangan kognitif dan perilaku.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo