Banyak cara yang dilakukan orang agar program dietnya berhasil, entah itu menggunakan metode tertentu atau memanfaatkan alat khusus.
Kali ini tim peneliti dari Jepang menciptakan sebuah headset yang dapat mengubah persepsi seseorang tentang ukuran atau porsi makanan.
Headset berbentuk seperti kacamata ini dapat mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi penggunanya hingga lebih dari 10 persen.
Bahkan dengan trik yang sama, alat ini dapat membantu orang yang selera makannya sedikit jadi makan lebih banyak. Dengan kata lain alat ini dapat mendorong tingkat konsumsi seseorang hingga mencapai 15 persen.
Secara khusus tim peneliti dari University of Tokyo ini mengembangkan sebuah software khusus yang dipasangkan pada headset AR (augmented reality).
Nah software ini dapat memicu otak pengguna agar mengubah skala ukuran makanan di depan matanya menjadi lebih besar atau lebih kecil dari ukuran sebenarnya secara langsung.
Uniknya, alat yang mengadaptasi sistem algoritma deformasi ini dapat mengubah ukuran makanan sesuai dengan tangan penggunanya sehingga si pengguna merasa itulah bentuk yang sebenarnya.
Ketika diujicobakan di laboratorium, peneliti menemukan bahwa saat makanan itu diperbesar 1,5 kali maka jumlah makanan yang dikonsumsi partisipan berkurang sebanyak 10 persen.
Sebaliknya ketika 'penampakan' makanannya diperkecil dua-pertiga kali dari ukuran sebenarnya, jumlah makanan yang dikonsumsi partisipan pun meningkat 15 persen.
"Teknologi ini merangsang seseorang berpikir bahwa porsi makannya sudah cukup secara visual. Nyatanya ketika makanan itu terlihat lebih besar, seseorang akan langsung merasa kenyang meski hanya dengan melihatnya, tapi ketika makanannya tampak lebih kecil, Anda takkan merasa kenyang meski sudah makan banyak," terang salah satu peneliti Takuji Narumi seperti dikutip dari Daily Mail.
Sayangnya sistem yang dipasangkan pada headset ini baru bisa bekerja jika subyeknya dilatarbelakangi oleh layar biru (bluescreen) untuk mempermudah software memproses imej makanan yang ada di depan mata.
Meski begitu, peneliti berharap bisa mengaplikasikan sistem ini di rumah dengan menggunakan teknologi pemrosesan imej yang lebih 'pintar' untuk mengubah 'penampakan' ukuran berbagai jenis makanan.
"Di masa depan kami ingin mengembangkan teknologi yang dapat mendorong kebiasaan makan sehat pada orang-orang tanpa mereka perlu berpikir terlebih dulu," tandas Narumi.
Misalnya, makanan berkalori tinggi yang tidak semestinya dikonsumsi dapat diperbesar secara otomatis oleh komputer atau makanan yang seharusnya dikonsumsi dalam jumlah banyak karena bergizi tinggi dapat dibuat lebih kecil agar orang-orang bisa memakannya banyak-banyak.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo