Disfungsi ereksi alias impotensi merupakan salah satu momok yang menakutkan bagi pria. Ada banyak penyebab, mulai dari kondisi kesehatan dan psikologis yang tidak baik, hingga efek samping obat. Obat apa saja yang bisa bikin impoten?
Beberapa obat dan narkoba dapat memiliki efek pada gairah seksual dan kinerja seksual. Pada obat dengan resep, dokter biasanya sudah memberitahu bahwa salah satu efek sampingnya adalah menyebabkan impotensi.
Jika Anda berpikir bahwa obat yang sedang Anda konsumsi memiliki efek negatif pada kinerja seksual, diskusikan masalah ini dengan dokter Anda. Jangan berhenti minum obat tanpa terlebih dahulu berkonsultasi, karena beberapa obat dapat menyebabkan reaksi berbahaya yang mengancam nyawa bila tiba-tiba dihentikan.
Berikut beberapa obat yantg dapat membuat pria impotensi, seperti dilansir Livestrong :
1. Obat terlarang atau narkoba
Yang paling sering menyebabkan impotensi pada pria adalah konsumsi alkohol yang berlebihan. Selain itu, juga ada penyalahgunaan narkoba. Narkoba yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi yaitu kokain, ganja dan heroin.
Kokain dan heroin awalnya dapat memfasilitasi hasrat seksual dan fungsi ereksi, namun penggunaan jangka panjang telah dikaitkan dengan masalah ereksi.
2. Obat tekanan darah
Menurut 'Harrison's Principles of Internal Medicine' dari Dr. Anthony Fauci, beberapa kelas obat tekanan darah telah dikaitkan dengan disfungsi ereksi. Thiazide diuretics adalah salah satu yang paling umum. Contoh lainnya hydrochlolorthiazide dan chlorthalidone.
ACE inhibitor seperti enalapril dan captopril juga dapat menyebabkan impotensi. Diltiazem dan amlodipine adalah contoh dari kelas obat tekanan darah yang dikenal sebagai calcium channel blockers, yang juga dapat menyebabkan impotensi karena memiliki beta blocker.
3. Obat anti-depresan
Sebagaimana dicatat oleh American Academy of Family Physicians, anti-depresan berhubungan dengan disfungsi ereksi. Yang paling umum adalah anti-depresan SSRI (Selective serotonin reuptake inhibitor) dan tricyclic.
Contoh SSRI termasuk fluoxetine, paroxetine dan escitalopram. Tricyclic termasuk nortriptyline dan amitriptyline. SRRI lebih mungkin menyebabkan anorgasmia (tidak mampu orgasme) ketimbang impotensi.
4. Obat anti-psikotik
Obat anti-psikotik digunakan untuk mengobati skizofrenia dan beberapa gangguan psikotik lainya. Beberapa obat ini dapat mengganggu fungsi seksual, seperti dicatat oleh The American Society of Family Physicians. Obat ini mengganggu beberapa fase dari respons seksual.
5. Obat anti-androgen
Menurut artikel yang diterbitkan pada tahun 2001 dalam jurnal medis "Endocrine Reviews," beberapa obat digunakan untuk menurunkan kadar hormon pria atau memblokir kegiatannya.
Salah satu pengobatan kanker prostat melibatkan pemberian obat yang disebut leuprolid untuk menurunkan testosteron. Hasilnya adalah untuk menghambat pertumbuhan tumor dan mengurangi nyeri tulang pada pasien. Namun, hormon pria yang diturunkan juga dapat mengganggu fungsi seksualnya.
6. H2 blocker
Menurut 'Harrison's Principles of Internal Medicine", H2 blocker adalah obat yang dipakai untuk mengobati asam lambung berlebih di perut atau gastroesophageal reflux (GERD) atau rasa panas di dada. Cimetidine adalah yang paling mungkin menyebabkan efek samping ini.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo