Saat seorang laki-laki disunat, artinya ada bagian kulup yang dipotong. Nah, tindakan ini dikhawatirkan akan membuat alat kelamin tidak sensitif. Benarkah demikian?
"Kalau pada penis pria, kulupnya dipotong dan menyisakan bagian cincin penis ke atas. Ketika ereksi bagian kulup ini juga tertarik. Mungkin karena terbuka, jadi lebih mudah dan sering tergesek kena celana jadinya berkurang sensitivitasnya. Tapi pada dasarnya tidak ada masalah," terang seksolog dr Andri Wananda MS, dalam perbincangan dengan detikHealth.
Terkadang, sambung dr Andri, pada pria yang belum disunat karena alat kelaminnya lebih sensitif, maka ketika pertama kali berhubungan seksual jadi lebih cepat ejakulasi. Namun hal ini biasanya hanya terjadi pada awal-awal berhubungan intim saja saja. Lama-kelamaan jika sudah terbiasa maka tidak ada masalah.
"Sedangkan pada wanita itu ada beberapa jenis sunat. Yang pertama adalah sirkumsisi dan klitoridektomi," jelasnya.
Sirkumsisi dilakukan dengan memotong selaput di atas klitoris. Sedangkan klitoridektomi memotong klitoris dan labia minora atau bibir kelamin.
"Kalau sirkumsisi ini mungkin karena ada anjuran agama dan kultural, jadi menurut saya masih sah-sah saja. Yang jadi masalah adalah klitoridektomi karena memotong kliroris dan sebagian labia mionora," sambung dr Andri.
Nah, klitoris fungsinya penting untuk stimulus seksual perempuan.Sedangkan pada labia minora ada kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan cairan pelumas vagina. Nah jika sunat perempuan menghilangkan bagian-bagian ini, maka wanita tidak bisa menikmati hubungan seksualnya.
Semengtara itu menurut dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, spesialis bedah sekaligus Presiden Direktur Rumah Sunatan menerangkan dari beberapa penelitian terakhir, sunat justru membawa hal yang baik bagi laki-laki. Sebab orang yang disunat akan terhindar dari ejakulasi dini, dan risiko tertular infeksi 4 kali lebih kecil dari yang tidak disunat.
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit kanker serviks pada wanita lebih sering terjadi. Jadi wanita yang pasangannya tidak disunat karena penisnya tidak bersih dapat menyebabkan infeksi yang bersumber dari penis prianya," terang dr Mahdian.
Dia menjelaskan risiko kanker prostat dan kanker penis pada laki-laki yang disunat juga lebih kecil dibanding mereka yang tidak disunat. Selain itu laki-laki yuang disunat memiliki risiko terkena HIV-nya 4 kali lebih kecil pula.
"Makanya sunat sekarang menjadi program WHO ,bukan lagi masalah agama, tapi murni karena kesehatan," sambung dr Mahdian.
Dia menerangkan pada anak yang gemuk biasanya sesudah disunat, kulupnya saat besar bisa menguncup lagi. Jika kondisi ini terjadi, maka tak harus sunat lagi. Akan tetapi saat yang bersangkutan akan berhubungan seks dengan istrinya, kepala penis tidak bisa keluar karena ada kulit yang membungkus.
"Ini bisa menyebabkan anak saat sudah besar jadi trauma dan sulit melakukan hubungan seksual walaupun untuk pipis dan ereksi dia masih bisa, tapi waktu berhubungan dia jadi susah karena kulit tidak kebuka," tutur dr Mahdian.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo