Sperma merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk bisa melakukan pembuahan dan mendapatkan keturunan. Karena alasan inilah, 5 wanita ini berjuang keras untuk mendapatkan sperma suaminya meski sudah dinyatakan meninggal dunia.
Berikut 5 wanita yang berjuang mendapatkan sperma suaminya yang sudah meninggal, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber:
1. Beth Warren
Beth Warren (28) saat ini tengah berjuang keras melalui upaya hukum untuk bisa menyimpan sperma suaminya yang telah meninggal dunia, Warren Brewer (32). Beth melakukan hal tersebut karena ingin memiliki anak perempuan dan anak laki-laki kandung dari Warren.
Beth diberikan penegasan oleh Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA), bahwa sperma Warren hanya bisa dipertahankan sampai batas waktu yang ditentukan, yang jatuh pada April 2015. Warren sendiri diketahui semasa hidupnya berprofesi sebagai instruktur ski dan meninggal akibat tumor otak. Sebelum menjalani terapi pengobatan, Warren melakukan penyimpanan sperma yang kemudian dibekukan.
Saat itu, Warren menegaskan bahwa Beth harus diizinkan menggunakannya jika kemudian ia meninggal. Pasangan ini telah bersama-sama selama 8 tahun dan menikah 6 minggu sebelum kematian Warren.
2. Mrs H
Karena 'putus asa', seorang wanita mengekstraksi sperma sang suami ketika tengah dalam keadaan koma dan sekarat akibat penyakit jantung yang diidapnya.
Padahal di negeri Ratu Elizabeth tersebut, dilarang keras mengambil, menyimpan, memindahkan dan memanfaatkan sperma seorang pria untuk prosedur bayi tabung tanpa persetujuan orang yang bersangkutan. Namun wanita yang hanya dikenal dengan nama Mrs H ini, telah berhasil menjalani terapi kesuburan di luar negeri dan Agustus lalu menanti kabar apakah ia bisa hamil atau tidak.
3. Diane Blood
Diane Blood juga mengalami kasus serupa. Suaminya, Stephen jatuh koma setelah terserang meningitis pada tahun 1995 dan kemudian meninggal. Tim dokter mengekstraksi spermanya ketika Stephen tak sadarkan diri. Tapi Human Fertilisation and Embryology Authority (HEFA) menginstruksi klinik-klinik kesuburan di Inggris untuk tidak menangani Blood.
Kendati begitu, setelah jatuh-bangun melakukan proses hukum selama dua tahun, Court of Appeal pun menyatakan jika ini adalah hak asasi Blood untuk bepergian keluar negeri agar bisa menggunakan sperma suaminya untuk prosedur IVF.
"Saat itu saya merasa HEFA sangat menentang keinginan saya. Tapi saya senang karena kasus saya ini diketahui banyak orang, sehingga memudahkan wanita ini dan mungkin bagi wanita lain di masa depan," tandas Blood yang berasal dari Worksop, Nottinghamshire.
Blood sendiri berhasil melakukan prosedur bayi tabung di Belgia menggunakan sperma sang suami yang diizinkan untuk digunakan dalam terapi kesuburan. Ia pun hamil dan melahirkan putranya, Liam di Inggris pada bulan Desember 1998. Empat tahun kemudian, putra keduanya, Joel Michael lahir, juga dengan menggunakan sperma sang suami yang telah dibekukan.
4. Jocelyn Edwards
Di tahun 2011, pasangan suami istri, Markus Edwards dan Jocelyn Edwards yang tinggal di negara bagian New South Wales Australia berencana melakukan program bayi tabung. Keduanya secara resmi telah memulai proses perawatan in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung di sebuah klinik kesuburan di tahun 2010.
Tapi satu hari sebelum keduanya melakukan penandatanganan resmi untuk program bayi tabung, sang suami Markus Edward meninggal dalam kecelakaan di tempat kerja pada Agustus 2010. Markus yang bekerja sebagai installer televisi kabel jatuh dari balkon di tempat kerja.
24 jam setelah kematian suaminya, Jocelyn berhasil meyakinkan hakim untuk mengeluarkan perintah mengambil sperma dari tubuh suaminya dan disimpan di laboratorium. Namun Jocelyn tidak bisa menggunakan sperma suaminya dan harus menunggu keputusan hukum karena menggunakan sperma tanpa persetujuan dari donor dilarang di negara bagian New South Wales. Markus sendiri belum sempat menandatangi surat untuk penggunaan spermanya karena keburu meninggal.
Sejak kematian suaminya pada Agustus 2010, dimulailah hari-hari Jocelyn untuk berjuang mendapatkan sperma almarhum suaminya.
5. Amanda Elliott
Dari saat mereka bertemu sejak remaja, Joshua Garvin mengatakan akan menikahi Amanda Elliott, kekasihnya di Heritage High School di Littleton, Colorado.
Di tahun 2002, mereka akhirnya menikah. Sejak awal pernikahan, tujuan mereka adalah memulai sebuah keluarga. Tapi sebelum mimpi itu menjadi kenyataan, sebuah tragedi terjadi. Pada Oktober 2003, Joshua Garvin mengalami kecelakaan di dekat rumahnya sendiri. Josh, yang tidak mengenakan helm, mengalami cedera otak parah. Setelah beberapa hari koma, nyawanya pun tak terselamatkan.
Namun sebelum mencabut ventilator yang menjaga Josh tetap hidup, Mandy Garvin meminta dokter di Swedish Medical Center memanen sperma suaminya sehingga suatu hari nanti dia bisa memenuhi impian mereka untuk memiliki bayi.
Berikut 5 wanita yang berjuang mendapatkan sperma suaminya yang sudah meninggal, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber:
1. Beth Warren
Beth Warren (28) saat ini tengah berjuang keras melalui upaya hukum untuk bisa menyimpan sperma suaminya yang telah meninggal dunia, Warren Brewer (32). Beth melakukan hal tersebut karena ingin memiliki anak perempuan dan anak laki-laki kandung dari Warren.
Beth diberikan penegasan oleh Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA), bahwa sperma Warren hanya bisa dipertahankan sampai batas waktu yang ditentukan, yang jatuh pada April 2015. Warren sendiri diketahui semasa hidupnya berprofesi sebagai instruktur ski dan meninggal akibat tumor otak. Sebelum menjalani terapi pengobatan, Warren melakukan penyimpanan sperma yang kemudian dibekukan.
Saat itu, Warren menegaskan bahwa Beth harus diizinkan menggunakannya jika kemudian ia meninggal. Pasangan ini telah bersama-sama selama 8 tahun dan menikah 6 minggu sebelum kematian Warren.
2. Mrs H
Karena 'putus asa', seorang wanita mengekstraksi sperma sang suami ketika tengah dalam keadaan koma dan sekarat akibat penyakit jantung yang diidapnya.
Padahal di negeri Ratu Elizabeth tersebut, dilarang keras mengambil, menyimpan, memindahkan dan memanfaatkan sperma seorang pria untuk prosedur bayi tabung tanpa persetujuan orang yang bersangkutan. Namun wanita yang hanya dikenal dengan nama Mrs H ini, telah berhasil menjalani terapi kesuburan di luar negeri dan Agustus lalu menanti kabar apakah ia bisa hamil atau tidak.
3. Diane Blood
Diane Blood juga mengalami kasus serupa. Suaminya, Stephen jatuh koma setelah terserang meningitis pada tahun 1995 dan kemudian meninggal. Tim dokter mengekstraksi spermanya ketika Stephen tak sadarkan diri. Tapi Human Fertilisation and Embryology Authority (HEFA) menginstruksi klinik-klinik kesuburan di Inggris untuk tidak menangani Blood.
Kendati begitu, setelah jatuh-bangun melakukan proses hukum selama dua tahun, Court of Appeal pun menyatakan jika ini adalah hak asasi Blood untuk bepergian keluar negeri agar bisa menggunakan sperma suaminya untuk prosedur IVF.
"Saat itu saya merasa HEFA sangat menentang keinginan saya. Tapi saya senang karena kasus saya ini diketahui banyak orang, sehingga memudahkan wanita ini dan mungkin bagi wanita lain di masa depan," tandas Blood yang berasal dari Worksop, Nottinghamshire.
Blood sendiri berhasil melakukan prosedur bayi tabung di Belgia menggunakan sperma sang suami yang diizinkan untuk digunakan dalam terapi kesuburan. Ia pun hamil dan melahirkan putranya, Liam di Inggris pada bulan Desember 1998. Empat tahun kemudian, putra keduanya, Joel Michael lahir, juga dengan menggunakan sperma sang suami yang telah dibekukan.
4. Jocelyn Edwards
Di tahun 2011, pasangan suami istri, Markus Edwards dan Jocelyn Edwards yang tinggal di negara bagian New South Wales Australia berencana melakukan program bayi tabung. Keduanya secara resmi telah memulai proses perawatan in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung di sebuah klinik kesuburan di tahun 2010.
Tapi satu hari sebelum keduanya melakukan penandatanganan resmi untuk program bayi tabung, sang suami Markus Edward meninggal dalam kecelakaan di tempat kerja pada Agustus 2010. Markus yang bekerja sebagai installer televisi kabel jatuh dari balkon di tempat kerja.
24 jam setelah kematian suaminya, Jocelyn berhasil meyakinkan hakim untuk mengeluarkan perintah mengambil sperma dari tubuh suaminya dan disimpan di laboratorium. Namun Jocelyn tidak bisa menggunakan sperma suaminya dan harus menunggu keputusan hukum karena menggunakan sperma tanpa persetujuan dari donor dilarang di negara bagian New South Wales. Markus sendiri belum sempat menandatangi surat untuk penggunaan spermanya karena keburu meninggal.
Sejak kematian suaminya pada Agustus 2010, dimulailah hari-hari Jocelyn untuk berjuang mendapatkan sperma almarhum suaminya.
5. Amanda Elliott
Dari saat mereka bertemu sejak remaja, Joshua Garvin mengatakan akan menikahi Amanda Elliott, kekasihnya di Heritage High School di Littleton, Colorado.
Di tahun 2002, mereka akhirnya menikah. Sejak awal pernikahan, tujuan mereka adalah memulai sebuah keluarga. Tapi sebelum mimpi itu menjadi kenyataan, sebuah tragedi terjadi. Pada Oktober 2003, Joshua Garvin mengalami kecelakaan di dekat rumahnya sendiri. Josh, yang tidak mengenakan helm, mengalami cedera otak parah. Setelah beberapa hari koma, nyawanya pun tak terselamatkan.
Namun sebelum mencabut ventilator yang menjaga Josh tetap hidup, Mandy Garvin meminta dokter di Swedish Medical Center memanen sperma suaminya sehingga suatu hari nanti dia bisa memenuhi impian mereka untuk memiliki bayi.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo