Peneliti dari Rockefeller University Andreas Keller di laboratorium. ( REUTERS/Zach Veilleux/The Rockefeller University/Handout)
Pada tahun 1920-an, terdapat anggapan bahwa manusia hanya bisa mengenali sekitar 10.000 bau. Namun menurut para peneliti dari Rockefeller University, anggapan ini didasarkan pada asumsi yang salah.
Mereka akhirnya membuat percobaan sendiri untuk melihat jumlah bau yang mampu dikenali oleh manusia. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science ini melibatkan 26 relawan pria dan wanita dari berbagai kelompok ras dan etnis. Relawan berusia antara 20-49 tahun.
Relawan diberikan tiga botol kaca berisi aroma pada satu waktu. Dua botol berisi aroma yang identik, sementara botol ketiga berisi aroma berbeda. Kemudian, mereka diminta mengindentifikasi aroma di masing-masing botol. Setiap relawan melakukan hal ini dengan 264 aroma.
Dalam percobaan tersebut, para peneliti menggunakan 128 molekul bau berbeda dengan spektrum aroma yang luas. Termasuk di antaranya memiliki bau seperti jeruk, mint, bawang putih, kulit, dan tembakau. Setelah dikombinasikan ke dalam campuran acak dari banyak molekul bau, sebagian besar aroma menjadi asing.
"Secara umum saya akan mengatakan bahwa aroma ini memiliki bau asing yang tidak menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan. Saya kira 'sampah segar' adalah deskripsi yang baik," ujar Ketua Penelitian, Andreas Keller, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Para peneliti menghitung seberapa banyak relawan mengindentifikasi bau yang berbeda dengan benar. Kemudian mereka menghitung berapa banyak aroma yang bisa dibedakan oleh rata-rata relawan jika diberikan campuran dari 128 molekul bau.
Hasilnya, peneliti memperkirakan bahwa rata-rata manusia dapat mengenali lebih dari satu triliun bau yang berbeda. Bahkan peneliti mengatakan angka ini mungkin terlalu rendah karena banyak molekul bau yang lebih eksis di dunia nyata ketimbang 128 molekul bau yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, molekul bau dapat dikombinasikan dalam banyak cara.
"Kontribusi paling penting dari penelitian adalah merevisi gagasan saat ini bahwa manusia adalah pencium yang buruk," ujar Kepala Laboratory of Neurogenetics and Behavior, Rockefeller University, New York, Leslie Vosshall.
Sama seperti pemandangan dan suara, manusia juga diperkenalkan dengan banyak bau, seperti parfum, cat, telur busuk, popcorn, daging panggang, kayu manis, hingga asap knalpot. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa manusia dapat membedakan beberapa juta warna berbeda dan sekitar 340.000 audio tones. Namun dimensi indera penciuman manusia masih tetap misteri.
Aroma yang ditemui manusia dalam kehidupan sehari-hari biasanya tidak terdiri dari bau molekul tunggal, melainkan campuran. Misalnya, aroma mawar memiliki 275 komponen.
Manusia merasakan bau ketika molekul bau memasuki hidung dan terdeteksi oleh 400 reseptor penciuman. Informasi ini kemudian dikirim ke otak, termasuk area yang bertanggung jawab terhadap emosi dan memori pada manusia.
Aroma juga bisa memiliki efek yang sangat emosional, mengingatkan terhadap orang-orang yang dicintai atau tempat di masa lalu. Keller berharap, temuan terbaru ini bisa membuat manusia lebih menghargai indra penciumaan mereka.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo