Break dari hubungan asmara menjadi salah satu cara yang dipilih pasangan untuk 'istirahat' dari konflik-konflik yang sudah memanas dalam hubungan. Biasanya karena masih takut untuk putus, pasangan lebih memilih minta break, namun sayangnya makna istirahat dari hubungan pun justru terkesan jadi kurang serius. Orang bisa saja cepat minta break jika sudah dihadapi masalah yang sulit diselesaikan. Oleh karena itu sebelum memutuskan break, Anda perlu tahu dampak positif dan negatifnya terhadap hubungan. Apa saja?
1. Bisa Jadi 'Alat' untuk Lari dari Masalah
Bukannya menyelesaikan, break bisa menjadi 'alat' salah satu pihak untuk lari dari masalah. Hal ini bisa terbawa terus sampai ke hubungan yang selanjutnya, apabila break berujung pada putusnya jalinan asmara. Kebiasaan break juga membuat orang cenderung tidak menghargai hubungan dengan kekasihnya.
"Yang model seperti ini, polanya akan terus terbawa ke hubungan berikutnya. Dia jadi nggak mau atasi masalah," tutur Kei Savourie, konsultan percintaan.
2. Hubungan Tidak Sehat
Idealnya ketika menghadapi permasalahan harus diselesaikan dengan pikiran\' terbuka dan tanggung jawab. Apabila ada pikiran\' yang mengganjal sebaiknya diutarakan dan break bukan merupakan pilihan yang tepat. "Kalau ada masalah dikit-dikit break, 'Ah gampang nanti break aja kan bisa', ini nggak bagus dan malah membuat hubungan jadi tidak sehat," jelas Kei ketika ditemui di bilangan Slipi, Jakarta Barat, Selasa (30/09/2014).
3. Mengulur Waktu
Memutuskan untuk break juga dirasa terlalu mengulur waktu sehingga permasalahan semakin berlarut-larut dan tidak ada kejelasan dari kedua belah pihak. Untuk hal ini, pria lulusan desain komunikasi visual di Universitas Trisakti ini menyarankan agar tidak perlu menunda permasalahan dengan melakukan break, cukup dengan dua hingga tiga hari untuk berpikir tentang langkah selanjutnya yang harus diambil.
"Karena begitu dilabeli break, pihak yang minta break itu adalah pihak yang ingin putus, sedangkan yang satunya, masih belum mau putus dan malah jadi sakit hati," tambahnya lagi.
4. Emosi Labil
Pria kelahiran 26 Desember 1980 ini juga mengatakan bahwa orang yang tidak bisa mengendalikan emosi, justru akan lebih cepat memutuskan untuk break, namun beberapa hari kemudian memohon-mohon untuk kembali berhubungan lagi. "Dia emosinya berubah-ubah\' dan sering seperti ini, jadi seperti psycho ya. Menurut saya yang break ini lebih lemah, bilang putus aja nggak berani," ucapnya mengakhiri perbincangan.
Meski ada pula dampak negatifnya, namun menurut psikolog Ayoe Sutomo, M.Psi., break pun bisa jadi sarana instropeksi yang baik. Berikut beberapa manfaat dari istirahat dalam hubungan.
1. Sarana Introspeksi
Menurut Ayoe, memiliki seseorang yang selalu ada di sisi, menjadikan kita sulit untuk terbiasa sendiri. Namun setelah memutuskan untuk break, kita jadi mempunyai waktu untuk beradaptasi dengan rasa kehilangan. "Break juga dapat berfungsi sebagai sarana introspeksi sehingga mampu memandang masalah dengan lebih objektif," jelasnya ketika diwawancara melalui e-mail.
2. Berpikir Jernih
Mengistirahatkan hubungan yang telah dijalin bersama pasangan, dapat membantu seseorang berpikir jernih mengenai hal-hal yang selama ini terlintas di pikiran\'. Cobalah berpikir apakah dalam menjalani hubungan ini Anda telah merasakan kebahagiaan dan kesenangan yang sebenarnya? Apakah pasangan Anda memberikan rasa nyaman dan membuat hidup lebih berwarna? Tidak ada salahnya untuk memikirkan hal-hal itu lebih dalam.
3. Tanda Kedewasaan
Ketika kekasih menginginkan untuk break dari hubungan yang telah dijalin cukup lama, rasa gelisah dan uring-uringan pastinya akan menghampiri Anda. Berbagai perasaan curiga dan pikiran\' negatif lainnya akan hinggap di kepala. Namun menurut buku 'The Man Manual' yang ditulis oleh Linda Papadopoulos, ketika pasangan menginginkan waktu untuk sendiri, bukan berarti ia tidak menyayangi Anda dan ingin mengakhiri hubungannya. Justru itu menjadi salah satu tanda menuju pendewasaan diri agar bisa memahami perasaan tanpa ada gangguan.
4. Menjadi Lebih Tenang
Break yang disebabkan oleh perbedaan pendapat atau pertengkaran hebat dengan pasangan dapat membuat rasa emosi memuncak dan membuat Anda tertekan. Oleh karena itu, selama masa break, sebaikanya buang jauh-jauh pikiran\' yang dapat meningkatkan rasa marah sehingga hidup menjadi lebih tenang dan dapat memikirkan masalah yang dihadapi dengan kepala dingin.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo