Tulisan ini adalah tulisan remeh temeh, jadi yang suka tulisan berat jangan dilanjutkan membaca
Akhir-akhir ini mudah sekali menemukan banyak orang yang meng-upload foto-foto kucing di sosial medianya. Hampir setiap hari, baik itu di line, bbm, instagram, path, facebook dll selalu ada foto kucing. Mungkin bisa disebut bahwa kucing sudah menjadi salah satu artis yang punya banyak penggemar berat di sosial media. Ternyata popularitas ini bukan hanya di sosial media, kucing yang pada dasarnya adalah binatang yang manis, lucu, dan manja juga banyak dijadikan sebagai hewan peliharaan. Buktinya akhir-akhir ini jual beli kucing, utamanya kucing ras (Anggora, Persia) sedang hangat-hangatnya. Namun, ditengah trend kucing sedang booming ini ada hal miris yang terjadi diantara kucing ras dengan kucing lokal.
Kucing Ras, seperti kucing persia dan anggora saat ini tengah diidolai oleh manusia. Bulunya yang lebat, tingkahnya yang malas manja membuat manusia menjadi gemas untuk memeliharanya. Penampilan fisik kucing ini selalu menjadi perhatikan utama, dimandikan, diberi shampoo, disisir, lalu dikeringkan adalah kewajiban bagi pemilik kucing. Jangan lupa aksesoris seperti kalung yang tidak bisa lepas dari lehernya. Bukan hanya itu makanannya pun bukan sembarangan, harganya juga terbilang tidak murah, serta\' dijual hanya di toko-toko tertentu. Kebersihan kandang, bak pasir, kuku, mata, dan gigi tidak boleh luput dari perhatian. Demi menjaga kesehatannya kucing ini diberi vaksin serta\' kontrol rutin ke dokter hewan. Hidupnya sehari-hari ada di kandang atau sekitar rumah, dilarang pemiliknya keluar ke jalan karena khawatir terkena penyakit atau hilang.
Berbeda dengan kucing ras, kucing lokal biasa juga disebut kucing kampung ada yang berkarier di jalanan dan ada yang menjadi kucing peliharaan. Mereka yang yang berada di jalan kadang juga ditemukan di selokan-selokan atau di tempat sampah sedang mengais sisa makanan manusia. Selain tubuhnya yang kurus dan kotor terkadang kucing ini memiliki luka bekas siraman air panas di badannya. Disiram oleh anak manusia karena mencuri makanan di meja makan. Mungkin sesekali saat manusia sedang makan ikan atau daging, kucing ini bersandar di bawah kaki manusia tersebut sambil menggoreskan bulunya. Berharap diberi secuil daging, atau setidaknya dielus balik sambil cemas dan waspada kalau tiba-tiba ditendang. Sebenarnya hanya dengan ikan pindang atau tulang ikan kucing ini sudah bisa bertahan hidup. Ada pula kucing lokal yang beruntung menjadi peliharaan manusia. Kalau majikannya baik biasanya juga diberi kalung. Tetapi sebenarnya nasibnya juga tidak jauh beda, bila dibandingkan dengan kucing ras, perawatan terhadap kucing ini hanya alakadarnya saja. Tidak perlu dibawa ke salon dan dokter, diberi makan rutin saja sudah bagus tetapi hebatnya kucing ini jarang sakit macam-macam. Mungkin karena sudah terbiasa melalui beratnya cobaan hidup jadi kebal terhadap penyakit.
Tentunya kucing lokal bisa baper (bawa perasaan) saat melihat perlakuan manusia terhadap kucing ras. Mungkin dari jendela rumah dia menengok betapa bahagianya kucing ras. Hanya bisa mengeong dan berkata yang mungkin artinya seperti ini
“MEEEEEEOOOOOOWWWWW MMMEEEOOOOWW” artinya “Mengapa kalian (manusia) begitu angkuh terhadap kami dan begitu memberi perhatian ke mereka (kucing ras), padahal kami sama-sama kucing, sama-sama ciptaan Tuhan.”
Lalu sambil mendesis kucing ini berkata “MEEONGGG MEWOOOWW MWOOO” yang artinya “Kalian manusia selalu menentang diskriminasi tapi pada kenyataannya kami selalu kalian diskriminasi. Kami Kucing kampung makan pindang atau segala sisa makanan manusia, sedangkan mereka (kucing ras) selalu kalian perhatikan baik-baik dengan makanan khusus yang dibeli di toko hewan.”
“MEEWWOOO” artinya “Kami memang suka nyolong ikan tetapi itu juga karena tidak ada yang menyediakan makan. Akhirnya demi perut ini terisi kami nekat nyolong ikan, tapi bukan ikan yang kami dapat malah siraman air panas.”
Kali ini dengan lirih kucing ini berkata “meooong” artinya “Kami memang banyak yang kotor dan menjijikkan tapi itu juga karena tidak ada yang bersedia memandikan kami. Kami memang sering buang air besar sembarangan, itu pun juga karena tidak ada yang memberikan kami bak pasir.”
Akhirnya si kucing lokal pergi,kembali ke jalanan, dan mengais sampah kembali
Hmmm kalian kucing lokal, jangan baper ya, setidaknya bersyukurlah hidup kalian tidak berada dalam sangkar emas. Kalian bebas dapat kesana kemari berkotor-kotor tetapi tubuh selalu sehat.
~kompasiana
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo