Y3hoo™

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Gaul dan Informasi

INFO UNTUK ANDA

Y3hoo Ada di Facebook

Share Y3hoo ke Twitter

Follow Me

Image hosted by servimg.com

Y3hoo Mailing List

Enter Your Email Address:

Latest topics

» Apa Itu Dejavu
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo

» Tentang Tisu Magic
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta

» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta

» Cara Mengetahui IP address Internet
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia

» Angleng dan Wajit
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta

» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade

» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade

» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo

» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Cinta Pada Sepotong Mimpi Icon_minitime1Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo

IKLAN ANDA


2 posters

    Cinta Pada Sepotong Mimpi

    clara
    clara


    945
    23.01.09

    Cinta Pada Sepotong Mimpi Empty Cinta Pada Sepotong Mimpi

    Post  clara Wed Oct 06, 2010 6:13 am

    Cinta Pada Sepotong Mimpi

    Cinta bisa datang lewat perantaraan apa saja, termasuk melalui mimpi

    Cinta Pada Sepotong Mimpi 94506sonjarichter300225
    Sonja Richter

    Judul: The Woman that Dreamed About a Man
    Sutradara: Per Fly
    Pemain: Sonja Richter, Marcin Dorosinski, Michael Nyqvist
    Durasi: 100 menit

    Tak ada yang ganjil pada suatu kebetulan: Bersama dengan teman SMA pada sebuah lift 20 tahun setelah kelulusan; menyeberangi Selat Sunda dalam satu kapal dengan bekas pacar setelah beranak dua; seorang guru SD yang dirawat bekas muridnya di rumah sakit umum. Konon, dunia selalu memberi ruang bagi kebetulan-kebetulan. Tapi, apakah memimpikan seseorang yang sama setiap hari selama bertahun-tahun termasuk di antaranya?

    Karen (Sonja Richter) bekerja sebagai fotografer mode yang nyaris jarang bercengkerama dengan suami dan anak perempuannya. Ia lebih sering meluangkan waktunya untuk melancong ke kota-kota utama Eropa, yang pada akhirnya semakin mengoyak jarak antara ia dengan negeri asalnya, Denmark, tempat tinggalnya. Hidupnya seolah-olah terekat pada kamera digitalnya, serta kopor kecil yang siap dijinjing ke manapun.

    Nona K, demikian ia biasa dipanggil. Di setiap kota yang disinggahi, ia enggan menempati hotel yang berbeda. "Kamar yang biasa, Nona K," kata petugas di lobi. Mata sang fotografer yang mengisyaratkan ketergesaan akan tersenyum. Ia sepertinya bahagia.

    Suatu sore selepas melalui sebuah sesi pemotretan di Paris, Perancis, ia seketika seperti tersengat oleh penampakan seorang pria dengan belahan di dagu di halaman hotel. Tanpa banyak jeda, ia segera ikuti ke mana pria itu pergi. Namun, sang pria sadar bahwa seseorang sedang menguntitnya. Sejurus kemudian, di sebuah kaki lima yang menyokong konstruksi jembatan kereta, sang pria menghilang untuk kemudian memergoki Karen dengan tiba-tiba. "Kenapa kau membuntutiku," tanyanya. "Kukira aku mengenalmu," kata Karen.

    Segala peristiwa selalu menyimpan mula. Bagi Karen dan Maciek (Marcin Dorosinski), dialog di tepian jalan itu jadi intro bagi hubungan mereka selanjutnya yang melentingkan birahi dan kecemasan tanpa-batas.

    Sejak pertemuan pertama itu, Karen mendongkrak obsesinya terhadap Maciek. "I see your face in every flower," sebuah lirik lagu berkata.

    Keseharian Karen lantas diselubungi perasaan bersalah yang memabukkan karena telah menyemayamkan Maciek dalam pikirannya. Lalu sampailah adegan di restoran hotel tempat Karen menginap. Karen, bermain-main dengan pikirannya, melihat Maciek duduk di meja yang berseberangan dengannya. Mata mereka bertemu. Seperti bisa diduga, Maciek menghampiri Karen. Didesak perasaan gugup, Karen meneguk air dengan tergesa. "Aku melihatmu dalam mimpiku," katanya, "di kamar sebuah hotel". Kemudian ia menceritakan isi mimpinya yang disesaki kekalutan. "Wajahmu diliputi kesedihan."

    Dalam mimpi itu pula, Karen melihat Maciek melompati balkon kamar.

    Adegan-adegan selanjutnya dalam film itu melulu menghamparkan perkembangan psikologis Karen dan Maciek. Pun, adu watak jalin-menjalin dengan adegan persenggamaan yang erotis dan purba. Tempat bukanlah yang utama. Kita bisa melihat mereka saling merangsang di gang kota Paris, kamar kerja Maciek yang lembab di Warsawa, atau lantai sebuah universitas yang sesak-gulita. Tapi justru dengan itu kita bisa menilai seberapa besar perasaan mereka bergolak. Simaklah percakapan ini, saat ketika Karen memaksa Maciek untuk bercinta di kampus tempatnya mengajar: "Aku mesti mengajar," kata Maciek. "Ayolah," pinta Karen, menarik lengan sang lelaki. "Apa maumu sesungguhnya?" bentak Maciek. "Setubuhi aku," Karen menjawab sambil berlutut.

    Dihadapkan dengan pertemuan yang bertubi-tubi, Karen akhirnya memutuskan meninggalkan suami dan anaknya. Akan halnya Maciek, istrinya berhasil mengetahui ihwal perselingkuhan suaminya setelah Karen bertamu ke tempat tinggalnya. Sejak itu, Maciek sontak memelihara amarah terhadap Karen. "Kamu tak boleh meninggalkanku," keluh Karen. "Aku tahu kamu memimpikan hal yang sama." Tak lama kemudian, kamera pun mengabarkan kepada kita tentang mimpi Maciek. Adegan ini mengingatkan saya pada puisi Sutardji Calzoum Bachri, "yang tertusuk padamu/berdarah padaku".

    Kekuatan dalam film Denmark yang disutradarai oleh Per Fly ini adalah pada cara karakter-karakternya berkembang dengan amat kuat. Adegan demi adegan dalam film ini dengan pasti dan tak tergesa-gesa dikelola untuk membawa cerita mengalami klimaks dengan pas dan masuk akal. Kesabaran Per Fly dalam memberi penekanan kepada karakternya karena itu cenderung membuat tempo film menjadi lambat. Tapi bukankah mendalami sifat manusia memang takbisa dilakukan dengan terburu-buru?

    Jika saja drama yang mendasarkan dirinya pada kekuatan watak ini mampu didukung oleh dialog yang cerdas, mungkin ia dapat menemukan ledakannya yang menyentak. Karen, yang juga seniman, dan Maciek, pengajar di fakultas ekonomi, secara logis dapat melontarkan kata-kata yang lebih bergizi. Tapi, latar belakang mereka sebagai warga Polandia dan Denmark, yang kemudian memaksa mereka untuk bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, mungkin juga menjadi pengekang.

    Film ini, The Woman that Dreamed About a Man, diputar di festival film Cannes pada tahun 2009 dan secara resmi dirilis pada awal tahun ini.

    lovie
    lovie


    101
    Age : 39
    Lokasi : Paradise Island
    02.03.09

    Cinta Pada Sepotong Mimpi Empty Re: Cinta Pada Sepotong Mimpi

    Post  lovie Wed Oct 06, 2010 11:31 am

    keren...

    request resensi movie2 lagi yah yg ada makna2 yg terkandung didlamnya buat cr inspirasi..thanks you kawannnnnn!!!!

      Waktu sekarang Fri Nov 15, 2024 1:56 pm