"Saya hanya bisa pastikan bahwa kondisi Merapi ini tak akan kembali ke normal."
Empat tahun lalu, tepatnya 15 Mei 2006, Gunung Merapi meletus. Saat itu, jutaan kubik lahar dan material tumpah.
Setidaknya dua tewas diterjang awan panas letusan Merapi -- atau disebut juga 'wedhus gembel'.
Kini, Merapi dipastikan bakal meletus lagi. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Dr Surono, situasi tahun 2010 ini beda dengan 2006.
Misalnya, hingga status ditetapkan Siaga, Merapi belum membentuk kubah.
"Pada tahun 2006 saat merapi statusnya siaga telah membentuk kubah dan kawah," kata dia Minggu 24 Oktober 2010 malam.
Dengan kondisi belum terbentuknya kawah dan titik api, belum bisa dipastikan apakah Merapi akan meletus secara eksplosif atau seperti 2006 lalu -- yang hanya mengeluarkan awan panas.
"Justru masyarakat harus waspada," tambah dia.
Ada sejumlah petanda apakah letusan Merapi bakal eksplosif atau tidak. Salah satunya, adanya penggembungan badan Merapi di semua sisinya.
Sementara, tanda yang terbaca saat ini, Merapi lebih gendut hanya di bagian Selatan.
Namun yang pasti, "berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi, saya hanya bisa pastikan bahwa kondisi Merapi ini tak akan kembali ke normal. Merapi akan meletus, dan saya mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaannya," kata Surono.
Apalagi, "yang pasti berdasarkan data yang ada kejadian-kejadian gempa yang terjadi saat ini lebih tinggi daripada yang terjadi pada tahun 2006," tambah dia.
Surono menyatakan, Merapi pernah meletus eksplosif pada erupsi tahun 19301-1931, dengan memuntahkan isi perutnya dan juga menebarkan awan panas.
Sementara, petugas di Pos Pemantauan Kaliurang, Heru Suparwoko, mengatakan Sabtu malam terjadi guncangan yang cukup kuat di sekitar Merapi. Ini membuat panik warga.
"Masyarakat sekitar kawasan ini sempat berdatangan ke pos kami ini untuk menanyakan apa yang terjadi. Tapi setelah dijelaskan bahwa getaran-getaran tersebut memang berkaitan dengan gempa-gempa di tubuh Merapi, mereka menjadi tenang kembali," katanya.
Heru mengatakan memang dari pengamatan di Pos Pemantauan Merapi di Kaliurang, terlihat adanya peningkatan aktivitas di tubuh Merapi.
"Pada hari Sabtu (23/10) pos mencacat telah mencatat telah terjadi enam kali gempa vulkanik dalam, 74 kali gempa vulkanik kedangkal, 525 kali gempa multivase, dan 183 kejadian guguran,"paparnya.
Laporan: KDW| Yogyakarta
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo