Ooo, Pria Juga Palsukan Orgasme
Untuk urusan memalsukan orgasme, wanita sering menjadi tertuduhnya mulai dengan cara pura-pura mengerang, mendesah atau mengeluarkan suara erotis. Tapi sebuah penelitian membuktikan pria juga ternyata sering memalsukan orgasme.
Penelitian tersebut dimuat dalam Journal of Sex Research edisi November 2010. Peneliti menemukan sebanyak 25 persen pria memalsukan orgasme. Sedangkan pada wanita jumlahnya mencapai 50 persen.
Orgasme adalah sensasi fisik dan emosional yang terjadi di puncak kenikmatan seksual. Orgasme berupa gerakan yang mendadak, kontraksi dan disertai dengan adanya gelombang gairah seksual.
Apa tujuan pria memalsukan orgasme?
Studi yang dilakukan psikolog asal University of Kansas ini menemukan jawaban, pria memalsukan orgasme karena ingin cepat-cepat mengakhiri senggama tanpa terlihat janggal atau menyakiti pasangannya.
Alasan ini hampir serupa dengan wanita yang pura-pura orgasme yaitu agar acara persetubuhan segera selesai. Perempuan percaya desahan-desahan palsu ampuh merangsang para pria sehingga lebih cepat mencapai orgasme.
Peneliti awalnya kesulitan untuk meminta kejujuran pria soal orgasme palsu ini dan kebanyakan pria malu untuk mengakuinya. Peneliti akhirnya mengubah salah satu pertanyaan dari semula 'Apakah Anda (pria) pernah pura-pura mengalami orgasme?' menjadi 'Apakah Anda (pria) pernah melakukan sesuatu yang mirip untuk pura-pura orgasme?'.
Hubungan seksual dengan orgasme palsu lebih banyak terjadi pada pertemuan penis dan vagina bukan pada jenis hubungan oral seks.
Para pria ini mengaku perlu melakukan orgasme palsu karena tidak punya cara lain untuk mengakhiri hubungan seksual tanpa terlihat janggal atau tidak puas oleh pasangannya.
Alasan lainnya pura-pura orgasme karena pria ingin menghindari konsekuensi negatif seperti melukai perasaan pasangannya.
Perilaku pria atau wanita yang memilih pura-pura orgasme ini dinilai memprihatinkan. Carol Ellison, penulis buku seksualitas, 'Women's Sexualities: Generations of Women Share Intimate Secrets of Sexual Self-Acceptance', menyayangkan jika tujuan orang berhubungan seks adalah melulu mencapai orgasme.
"Ketika seks memiliki tujuan-tujuan tertentu seperti harus orgasme maka orang akan berperilaku seperti itu," kata Ellison seperti dilansir dari LivesScience.
Dia menilai keberhasilan hubungan seks harus didefinisi ulang agar semua yang melakukannya membuat dirinya dan pasangannya merasa lebih baik sehingga bisa menemukan cara yang berbeda untuk menciptakan kesenangan.
"Intinya jangan bicara target tapi respons seksual, jika dipahami seperti itu seks akan menjadi pengalaman yang berbeda dan menyenangkan," katanya.
Untuk urusan memalsukan orgasme, wanita sering menjadi tertuduhnya mulai dengan cara pura-pura mengerang, mendesah atau mengeluarkan suara erotis. Tapi sebuah penelitian membuktikan pria juga ternyata sering memalsukan orgasme.
Penelitian tersebut dimuat dalam Journal of Sex Research edisi November 2010. Peneliti menemukan sebanyak 25 persen pria memalsukan orgasme. Sedangkan pada wanita jumlahnya mencapai 50 persen.
Orgasme adalah sensasi fisik dan emosional yang terjadi di puncak kenikmatan seksual. Orgasme berupa gerakan yang mendadak, kontraksi dan disertai dengan adanya gelombang gairah seksual.
Apa tujuan pria memalsukan orgasme?
Studi yang dilakukan psikolog asal University of Kansas ini menemukan jawaban, pria memalsukan orgasme karena ingin cepat-cepat mengakhiri senggama tanpa terlihat janggal atau menyakiti pasangannya.
Alasan ini hampir serupa dengan wanita yang pura-pura orgasme yaitu agar acara persetubuhan segera selesai. Perempuan percaya desahan-desahan palsu ampuh merangsang para pria sehingga lebih cepat mencapai orgasme.
Peneliti awalnya kesulitan untuk meminta kejujuran pria soal orgasme palsu ini dan kebanyakan pria malu untuk mengakuinya. Peneliti akhirnya mengubah salah satu pertanyaan dari semula 'Apakah Anda (pria) pernah pura-pura mengalami orgasme?' menjadi 'Apakah Anda (pria) pernah melakukan sesuatu yang mirip untuk pura-pura orgasme?'.
Hubungan seksual dengan orgasme palsu lebih banyak terjadi pada pertemuan penis dan vagina bukan pada jenis hubungan oral seks.
Para pria ini mengaku perlu melakukan orgasme palsu karena tidak punya cara lain untuk mengakhiri hubungan seksual tanpa terlihat janggal atau tidak puas oleh pasangannya.
Alasan lainnya pura-pura orgasme karena pria ingin menghindari konsekuensi negatif seperti melukai perasaan pasangannya.
Perilaku pria atau wanita yang memilih pura-pura orgasme ini dinilai memprihatinkan. Carol Ellison, penulis buku seksualitas, 'Women's Sexualities: Generations of Women Share Intimate Secrets of Sexual Self-Acceptance', menyayangkan jika tujuan orang berhubungan seks adalah melulu mencapai orgasme.
"Ketika seks memiliki tujuan-tujuan tertentu seperti harus orgasme maka orang akan berperilaku seperti itu," kata Ellison seperti dilansir dari LivesScience.
Dia menilai keberhasilan hubungan seks harus didefinisi ulang agar semua yang melakukannya membuat dirinya dan pasangannya merasa lebih baik sehingga bisa menemukan cara yang berbeda untuk menciptakan kesenangan.
"Intinya jangan bicara target tapi respons seksual, jika dipahami seperti itu seks akan menjadi pengalaman yang berbeda dan menyenangkan," katanya.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo