6 Masalah Yang Perlu Diwaspadai Pengantin Baru
Tidak sedikit pasangan pengantin baru yang harus menghadapi 'mimpi buruk' usai pesta pernikahan. Mereka merasa tiba-tiba ada perubahan pada pasangan ketimbang saat masih pacaran. Masalah pun bisa datang dari banyak hal.
Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi sumber terjadinya letupan-letupan kecil dalam pernikahan. Jika tak buru-buru ditangani dengan tepat, 6 masalah ini bisa menjadi besar dan membahayakan pernikahan Anda:
1. Uang
Stres dan pertengkaran yang timbul gara-gara uang kerap kali jadi biang keladi nomor satu. Biasanya, ketika suami-istri bertengkar tentang uang, pertengkaran mereka sesunguhnya simbol dari sesuatu yang berbeda. Bisa saja hal itu karena perebutan kekuasaan, perbedaan nilai atau pandangan, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan uang.
Bayangkan apa yang terjadi di masa sulit, jika di masa senang saja Anda dan si dia tak berhenti meributkan soal uang. Ketika masalah ekonomi melanda adalah hal yang wajar bila Anda berdua merasa terombang-ambing sehingga stres tak terhindarkan. Tekanan masalah keuangan biasanya akan berimbas pada hal-hal lain dan menyulut keributan-keributan baru yang tak berhubungan dengan sumber masalah utama, uang. Misalnya, gara-gara salah satu tertekan akibat problem finansial, ia menjadi kehilangan kesabaran dan mudah terpicu amarahnya sehingga stres pun menjalar ke mana-mana. Tanpa disadari, pertengkaran melebar ke bidang-bidang lain yang tak ada hubungannya dengan uang.
2. Anak
Hadirnya buah hati juga potensial menjadi sumber keributan dalam sebuah perkawinan. Bagi pasangan yang memang mengharapkan anak, kelahiran mereka ke dunia tentu membawa suka cita tersendiri. Namun begitu, memiliki anak dapat membawa tekanan tambahan dalam perkawinan karena merawat dan membesarkan anak membutuhkan sebuah tanggung jawab besar. Terjadinya perubahan peran sebagai orang tua, bertambahnya faktor-faktor yang akan membuat Anda dan si dia sulit bersepakat, dan tentu saja berkurangnya waktu untuk menikmati waktu berduaan saja. Kombinasi ini adalah ujian berat bahkan bagi pasangan yang memiliki ikatan kuat.
3. Stres
Stres atau tekanan yang rutin Anda hadapi sehari-hari akan memperburuk masalah-masalah yang sudah ada. Sama seperti tekanan finansial, stres umum yang muncul setiap hari bisa menguji kesabaran dan optimisme, menyebabkan Anda dan si dia semakin kurang saling memberi perhatian.
4. Kesibukan
Tanpa Anda sadari, problem-problem dalam pernikahan muncul akibat ketidakmampuan pasangan dalam mengatur waktu sehingga kesibukan mengambil alih segalanya. Pertama, pasangan yang sangat sibuk kemungkinan besar mendapati diri mereka merasa tertekan, terutama jika dalam beraktivitas sehari-hari tidak didukung oleh konsumsi vitamin dan asupan gizi yang baik, serta tidur yang berkualitas.
Ditambah lagi, kesibukan membuat kedekatan emosional antara suami dan istri kian berkurang karena minimnya waktu untuk dihabiskan bersama. Lambat laun, hati Anda dan si dia akan mulai terpisah meski fisik dekat secara jarak. Jika Anda berdua tak berusaha memperbaiki keadaan dan mengerahkan kekuatan sebagai satu tim yang kompak, Anda dan si dia hanya akan menghabiskan waktu dengan saling tuding dan menyalahkan. Kesibukan memang bisa menjadi sumber masalah, namun itu hanya terjadi jika Anda atau pasangan Anda tak mampu mengatur jadwal dengan baik. Ini sebuah tantangan yang menanti untuk Anda berdua selesaikan dengan bijaksana.
5. Kurang Komunikasi
Penyebab terbesar problem dalam rumah tangga adalah kurangnya komunikasi atau cara berkomunikasi yang buruk. Komunikasi yang buruk akan merusak semua yang telah dengan susah payah Anda bangun berdua di awal pernikahan. Komunikasi yang sehat adalah kunci utama.
6. Kebiasaan Buruk
Kadangkala pasangan bisa menyadari problem-problem dalam perkawinan lebih mudah diatasi jika keduanya mampu mengenali kebiasaan buruk masing-masing dan berusaha keras menghilangkannya. Misalnya, Anda lebih memilih diam ketika pasangan dengan malasnya membiarkan sepatu, baju, koran, atau buku-bukunye berserakan di mana-mana. Atau, Anda punya kebiasaan buruk selalu mengkritik dengan keras tindakan, pemikiran, ucapan, atau bahkan ide pasangan tanpa mempertimbangkan perasaannya. Pada dasarnya tipe masalah yang berasal dari kebiasaan buruk ini sangat bisa diatasi. Bahkan jika hanya salah satu pihak yang punya kesadaran untuk melakukan perubahan karena perubahan sesedikit apa pun akan menciptakan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi, jangan ragu berubah menjadi seseorang yang lebih baik demi si dia yang Anda cintai.
Tidak sedikit pasangan pengantin baru yang harus menghadapi 'mimpi buruk' usai pesta pernikahan. Mereka merasa tiba-tiba ada perubahan pada pasangan ketimbang saat masih pacaran. Masalah pun bisa datang dari banyak hal.
Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi sumber terjadinya letupan-letupan kecil dalam pernikahan. Jika tak buru-buru ditangani dengan tepat, 6 masalah ini bisa menjadi besar dan membahayakan pernikahan Anda:
1. Uang
Stres dan pertengkaran yang timbul gara-gara uang kerap kali jadi biang keladi nomor satu. Biasanya, ketika suami-istri bertengkar tentang uang, pertengkaran mereka sesunguhnya simbol dari sesuatu yang berbeda. Bisa saja hal itu karena perebutan kekuasaan, perbedaan nilai atau pandangan, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan uang.
Bayangkan apa yang terjadi di masa sulit, jika di masa senang saja Anda dan si dia tak berhenti meributkan soal uang. Ketika masalah ekonomi melanda adalah hal yang wajar bila Anda berdua merasa terombang-ambing sehingga stres tak terhindarkan. Tekanan masalah keuangan biasanya akan berimbas pada hal-hal lain dan menyulut keributan-keributan baru yang tak berhubungan dengan sumber masalah utama, uang. Misalnya, gara-gara salah satu tertekan akibat problem finansial, ia menjadi kehilangan kesabaran dan mudah terpicu amarahnya sehingga stres pun menjalar ke mana-mana. Tanpa disadari, pertengkaran melebar ke bidang-bidang lain yang tak ada hubungannya dengan uang.
2. Anak
Hadirnya buah hati juga potensial menjadi sumber keributan dalam sebuah perkawinan. Bagi pasangan yang memang mengharapkan anak, kelahiran mereka ke dunia tentu membawa suka cita tersendiri. Namun begitu, memiliki anak dapat membawa tekanan tambahan dalam perkawinan karena merawat dan membesarkan anak membutuhkan sebuah tanggung jawab besar. Terjadinya perubahan peran sebagai orang tua, bertambahnya faktor-faktor yang akan membuat Anda dan si dia sulit bersepakat, dan tentu saja berkurangnya waktu untuk menikmati waktu berduaan saja. Kombinasi ini adalah ujian berat bahkan bagi pasangan yang memiliki ikatan kuat.
3. Stres
Stres atau tekanan yang rutin Anda hadapi sehari-hari akan memperburuk masalah-masalah yang sudah ada. Sama seperti tekanan finansial, stres umum yang muncul setiap hari bisa menguji kesabaran dan optimisme, menyebabkan Anda dan si dia semakin kurang saling memberi perhatian.
4. Kesibukan
Tanpa Anda sadari, problem-problem dalam pernikahan muncul akibat ketidakmampuan pasangan dalam mengatur waktu sehingga kesibukan mengambil alih segalanya. Pertama, pasangan yang sangat sibuk kemungkinan besar mendapati diri mereka merasa tertekan, terutama jika dalam beraktivitas sehari-hari tidak didukung oleh konsumsi vitamin dan asupan gizi yang baik, serta tidur yang berkualitas.
Ditambah lagi, kesibukan membuat kedekatan emosional antara suami dan istri kian berkurang karena minimnya waktu untuk dihabiskan bersama. Lambat laun, hati Anda dan si dia akan mulai terpisah meski fisik dekat secara jarak. Jika Anda berdua tak berusaha memperbaiki keadaan dan mengerahkan kekuatan sebagai satu tim yang kompak, Anda dan si dia hanya akan menghabiskan waktu dengan saling tuding dan menyalahkan. Kesibukan memang bisa menjadi sumber masalah, namun itu hanya terjadi jika Anda atau pasangan Anda tak mampu mengatur jadwal dengan baik. Ini sebuah tantangan yang menanti untuk Anda berdua selesaikan dengan bijaksana.
5. Kurang Komunikasi
Penyebab terbesar problem dalam rumah tangga adalah kurangnya komunikasi atau cara berkomunikasi yang buruk. Komunikasi yang buruk akan merusak semua yang telah dengan susah payah Anda bangun berdua di awal pernikahan. Komunikasi yang sehat adalah kunci utama.
6. Kebiasaan Buruk
Kadangkala pasangan bisa menyadari problem-problem dalam perkawinan lebih mudah diatasi jika keduanya mampu mengenali kebiasaan buruk masing-masing dan berusaha keras menghilangkannya. Misalnya, Anda lebih memilih diam ketika pasangan dengan malasnya membiarkan sepatu, baju, koran, atau buku-bukunye berserakan di mana-mana. Atau, Anda punya kebiasaan buruk selalu mengkritik dengan keras tindakan, pemikiran, ucapan, atau bahkan ide pasangan tanpa mempertimbangkan perasaannya. Pada dasarnya tipe masalah yang berasal dari kebiasaan buruk ini sangat bisa diatasi. Bahkan jika hanya salah satu pihak yang punya kesadaran untuk melakukan perubahan karena perubahan sesedikit apa pun akan menciptakan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi, jangan ragu berubah menjadi seseorang yang lebih baik demi si dia yang Anda cintai.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo