Sudah Salah Tapi Tidak Merasa Salah Adalah Ciri Psikopat
Orang yang psikopat cenderung melakukan segala sesuatu tanpa ada beban. Hal ini karena salah satu ciri psikopat adalah sudah melakukan kesalahan tapi ia tetap tidak merasa bersalah.
"Orang yang psikopat itu tidak punya rasa bersalah sama sekali dan penilaian moralnya sudah tidak ada, karena itu dia enjoy saja melakukannya," ujar Efnie Indrianie, MPsi saat dihubungi detikHealth.
Efnie menuturkan ada dua kategori dari perilaku buruk manusia yaitu:
1. Anti sosial
Orang yang anti sosial umumnya masih memiliki sedikit rasa bersalah dan punya kecenderungan untuk melanggar normal. Terkadang orang yang anti sosial itu tahu kalau apa yang dilakukannya itu salah, tapi tetap saja dilakukan.
2. Psikopat
Orang yang psikopat sudah tidak punya rasa bersalah sama sekali, jadi kalau dia menipu, berbohong atau bahkan membunuh dia enjoy dan plong saja menjalaninya. Tapi tidak mudah untuk mendeteksi orang yang psikopat.
"Secara intelektual orang psikopat adalah orang yang pintar, charming dan orang lain tidak akan sadar bahwa ia adalah psikopat. Umumnya ia punya skill, kemampuan cara bergaul misalnya kalau berteman dengan orang lain biasa saja dan punya relasi yang normal," ujar dosen psikologi klinis di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Efni menambahkan jika orang yang psikopat melakukan kesalahan baik itu menipu, berbohong atau membunuh maka ia bisa menunjukkan ekspresi yang tenang, memiliki perilaku yang biasa saja dan bisa menyimpannya dengan rapi sehingga tidak diketahui oleh orang lain.
Menurutnya, ada sebuah studi yang menjelaskan bahwa orang psikopat yang ditangani dengan jalur hukum itu sangat sedikit karena tidak mudah mendeteksinya. Hal ini karena ia punya skill (kemampuan) tertentu yang membuat orang lain tidak menyadari bahwa orang tersebut adalah psikopat.
"Karena itu sangat sulit atau tidak mudah untuk mendeteksinya dan kadang orang lain akan menjauh kalau sudah tahu seseorang adalah psikopat," ungkapnya.
Sekilas antara orang yang anti sosial dan psikopat terlihat sama, tapi hal yang membedakannya adalah pada psikopat ia sama sekali tidak memiliki rasa bersalah. Dan sampai saat ini belum ada riset yang berhasil menemukan cara atau terapi yang efektif untuk mengatasi psikopat ataupun anti sosial.
"Tidak mudah untuk mendeteksi orang psikopat karena harus melalui pemeriksaan yang intensif. Terkadang orang yang ingin menolong atau mendeteksinya justru menjadi korban dari psikopat ini," ujar psikolog yang berpraktik di Melinda Hospital Bandung.
Untuk mendeteksi perilaku psikopat bisa melalui serangkaian pemeriksaan psikologi yang intensif untuk mengetahui apakah mentalitasnya masih normal atau tidak, serta pemeriksaan secara mendalam (anamnesis) untuk melihat proses kehidupannya.
Pemicu dari perilaku ini bervariasi, misalnya dari sisi latar belakang kehidupannya perlu dilihat apakah ia pernah mengalami kekerasan, disiksa atau pernah ditinggal oleh orang yang dicintainya. Selain itu kadang kondisi ini disebabkan oleh adanya kelainan di daerah otak tertentu.
Di dalam berbagai buku yang berkaitan dengan kejiwaan baik itu anti sosial, psikopat, schizofrenia, gampang panik, OCD (obsesif compulsif disorder) atau gangguan kepribadian diklasifikasikan secara umum sebagai kelainan perilaku (behaviour disorder).
Orang yang psikopat cenderung melakukan segala sesuatu tanpa ada beban. Hal ini karena salah satu ciri psikopat adalah sudah melakukan kesalahan tapi ia tetap tidak merasa bersalah.
"Orang yang psikopat itu tidak punya rasa bersalah sama sekali dan penilaian moralnya sudah tidak ada, karena itu dia enjoy saja melakukannya," ujar Efnie Indrianie, MPsi saat dihubungi detikHealth.
Efnie menuturkan ada dua kategori dari perilaku buruk manusia yaitu:
1. Anti sosial
Orang yang anti sosial umumnya masih memiliki sedikit rasa bersalah dan punya kecenderungan untuk melanggar normal. Terkadang orang yang anti sosial itu tahu kalau apa yang dilakukannya itu salah, tapi tetap saja dilakukan.
2. Psikopat
Orang yang psikopat sudah tidak punya rasa bersalah sama sekali, jadi kalau dia menipu, berbohong atau bahkan membunuh dia enjoy dan plong saja menjalaninya. Tapi tidak mudah untuk mendeteksi orang yang psikopat.
"Secara intelektual orang psikopat adalah orang yang pintar, charming dan orang lain tidak akan sadar bahwa ia adalah psikopat. Umumnya ia punya skill, kemampuan cara bergaul misalnya kalau berteman dengan orang lain biasa saja dan punya relasi yang normal," ujar dosen psikologi klinis di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Efni menambahkan jika orang yang psikopat melakukan kesalahan baik itu menipu, berbohong atau membunuh maka ia bisa menunjukkan ekspresi yang tenang, memiliki perilaku yang biasa saja dan bisa menyimpannya dengan rapi sehingga tidak diketahui oleh orang lain.
Menurutnya, ada sebuah studi yang menjelaskan bahwa orang psikopat yang ditangani dengan jalur hukum itu sangat sedikit karena tidak mudah mendeteksinya. Hal ini karena ia punya skill (kemampuan) tertentu yang membuat orang lain tidak menyadari bahwa orang tersebut adalah psikopat.
"Karena itu sangat sulit atau tidak mudah untuk mendeteksinya dan kadang orang lain akan menjauh kalau sudah tahu seseorang adalah psikopat," ungkapnya.
Sekilas antara orang yang anti sosial dan psikopat terlihat sama, tapi hal yang membedakannya adalah pada psikopat ia sama sekali tidak memiliki rasa bersalah. Dan sampai saat ini belum ada riset yang berhasil menemukan cara atau terapi yang efektif untuk mengatasi psikopat ataupun anti sosial.
"Tidak mudah untuk mendeteksi orang psikopat karena harus melalui pemeriksaan yang intensif. Terkadang orang yang ingin menolong atau mendeteksinya justru menjadi korban dari psikopat ini," ujar psikolog yang berpraktik di Melinda Hospital Bandung.
Untuk mendeteksi perilaku psikopat bisa melalui serangkaian pemeriksaan psikologi yang intensif untuk mengetahui apakah mentalitasnya masih normal atau tidak, serta pemeriksaan secara mendalam (anamnesis) untuk melihat proses kehidupannya.
Pemicu dari perilaku ini bervariasi, misalnya dari sisi latar belakang kehidupannya perlu dilihat apakah ia pernah mengalami kekerasan, disiksa atau pernah ditinggal oleh orang yang dicintainya. Selain itu kadang kondisi ini disebabkan oleh adanya kelainan di daerah otak tertentu.
Di dalam berbagai buku yang berkaitan dengan kejiwaan baik itu anti sosial, psikopat, schizofrenia, gampang panik, OCD (obsesif compulsif disorder) atau gangguan kepribadian diklasifikasikan secara umum sebagai kelainan perilaku (behaviour disorder).
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo