Ini Akibatnya Jika si Kecil Kurang Tidur
Saat musim liburan sekolah, orangtua biasanya membolehkan anaknya untuk tidur lebih malam dari biasanya. Tapi hal ini sebaiknya jangan menjadi kebiasaan, karena kurang tidur pada anak bisa menimbukan dampak yang buruk.
Anak usia sekolah membutuhkan tidur setidaknya 10-12 jam per hari. Beberapa hal bisa membuat anak menjadi kurang tidur seperti terlalu banyak kegiatan, menonton televisi, bermain video atau komputer.
Jika si kecil memiliki waktu tidur yang kurang maka akan berdampak terhadap beberapa hal seperti dikutip dari Lifemojo, yaitu:
1. Kurang konsentrasi
Kurang tidur bisa membuat anak menjadi lelah sehingga tidak fokus atau konsentrasinya berkurang. Kondisi ini akan membuatnya sulit menerima informasi dari luar.
2. Mudah marah
Hal ini menyebabkan anak mudah iriatsi atau mudah marah, perilaku hiperaktif sehingga kadang bisa membuat orangtua atau pengasuhnya kesal.
3. Menurunnya nilai IQ
Para peneliti dari University of Virginia menemukan anak yang kurang tidur dapat mengganggu perkembangan IQ dan kognitifnya, sehingga ia memiliki nilai yang lebih rendah di sekolah dan sulit membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya. Para ahli berpendapat semakin cepat anak tidur setelah belajar maka kemampuan mengingatnya semakin besar.
4. Masalah emosional
Kurang tidur bisa meningkatkan kadar hormon setrs kortisol, sehingga memungkinkan ia mengalami masalah yang berkaitan dengan depresi dan kecemasan. Hal ini bisa membuat anak mudah sedih, marah, kelelahan, mual dan khawatir sepanjang waktu.
5. Masalah dengan berat badan
Studi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan anak yang kurang tidur berisiko mengalami obesitas yaitu sekitar 92 persen. Peneliti menuturkan untuk setiap 1 jam tambahan tidur yang didapat anak bisa menurunkan risiko sebesar 9 persen.
6. Berisiko diabetes
Kurang tidur akan mempengaruhi penyerapan glukosa, setiap kekurangan waktu tidur sebanyak 2 jam dalam 1 minggu berkaitan dengan peningkatan kadar pro inflammatory cytokins dan low grade inflammation yang dapat mempengaruhi resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko diabetes.
7. Berpotensi ADHD (hiperaktif)
Studi yang dilakukan oleh University of Michigan dan diterbitkan oleh Pediatrics Magazine menemukan gangguan tidur pada anak seperti sleep apnea, mendengkur, sering terbangun di malam hari atau gelisah bisa memberikan kontribusi terhadap kondisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Saat musim liburan sekolah, orangtua biasanya membolehkan anaknya untuk tidur lebih malam dari biasanya. Tapi hal ini sebaiknya jangan menjadi kebiasaan, karena kurang tidur pada anak bisa menimbukan dampak yang buruk.
Anak usia sekolah membutuhkan tidur setidaknya 10-12 jam per hari. Beberapa hal bisa membuat anak menjadi kurang tidur seperti terlalu banyak kegiatan, menonton televisi, bermain video atau komputer.
Jika si kecil memiliki waktu tidur yang kurang maka akan berdampak terhadap beberapa hal seperti dikutip dari Lifemojo, yaitu:
1. Kurang konsentrasi
Kurang tidur bisa membuat anak menjadi lelah sehingga tidak fokus atau konsentrasinya berkurang. Kondisi ini akan membuatnya sulit menerima informasi dari luar.
2. Mudah marah
Hal ini menyebabkan anak mudah iriatsi atau mudah marah, perilaku hiperaktif sehingga kadang bisa membuat orangtua atau pengasuhnya kesal.
3. Menurunnya nilai IQ
Para peneliti dari University of Virginia menemukan anak yang kurang tidur dapat mengganggu perkembangan IQ dan kognitifnya, sehingga ia memiliki nilai yang lebih rendah di sekolah dan sulit membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya. Para ahli berpendapat semakin cepat anak tidur setelah belajar maka kemampuan mengingatnya semakin besar.
4. Masalah emosional
Kurang tidur bisa meningkatkan kadar hormon setrs kortisol, sehingga memungkinkan ia mengalami masalah yang berkaitan dengan depresi dan kecemasan. Hal ini bisa membuat anak mudah sedih, marah, kelelahan, mual dan khawatir sepanjang waktu.
5. Masalah dengan berat badan
Studi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan anak yang kurang tidur berisiko mengalami obesitas yaitu sekitar 92 persen. Peneliti menuturkan untuk setiap 1 jam tambahan tidur yang didapat anak bisa menurunkan risiko sebesar 9 persen.
6. Berisiko diabetes
Kurang tidur akan mempengaruhi penyerapan glukosa, setiap kekurangan waktu tidur sebanyak 2 jam dalam 1 minggu berkaitan dengan peningkatan kadar pro inflammatory cytokins dan low grade inflammation yang dapat mempengaruhi resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko diabetes.
7. Berpotensi ADHD (hiperaktif)
Studi yang dilakukan oleh University of Michigan dan diterbitkan oleh Pediatrics Magazine menemukan gangguan tidur pada anak seperti sleep apnea, mendengkur, sering terbangun di malam hari atau gelisah bisa memberikan kontribusi terhadap kondisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo