Benarkah Penyakit-penyakit Ini Diturunkan?
Beberapa penyakit diketahui bisa diturunkan dari orangtua ke anak-anaknya. Tapi benarkah penyakit-penyakit ini bisa diturunkan ke anak? Dan berapa risikonya?
"Sejarah dari keluarga memang semakin diketahui memiliki peran yang penting dalam diagnosis," ujar Dr helen Stokes-Lampard dari Royal College of General Practitioners, seperti dikutip dari Dailymail.
Sejauh ini para ilmuwan telah mengidentifikasi gen yang bisa meningkatkan risiko dari 400 kondisi berbeda, seperti cystic fibrosis dan Parkinson. Tapi suatu penyakit kadang dipengaruhi oleh kombinasi antara genetik dan juga gaya hidup.
Untuk itu ketahui benarkah penyakit-penyakit ini bisa diturunkan ke anak-anaknya dan berapa persen kemungkinan risiko terkena penyakit tersebut seperti:
Tekanan darah tinggi
Kondisi ini sering dikenal sebagai silent killer karena jarang menunjukkan gejala dan tidak terdiagnosis. Padahal jika tidak diobati, tekanan darah tinggi bisa meningkatkan risiko stroke dan jantung. Para ahli menuturkan jika salah satu orangtua memiliki tekanan darah tinggi, maka risikonya sebesar 15 persen atau lebih karena dipengaruhi pula oleh gaya hidupnya.
Kolesterol tinggi
Tingkat kolesterol tinggi yang diturunkan dalam keluarga disebut dengan Familial Hypercholesterolaemia, karena adanya perubahan gen yang mana lemak dalam darah tidak termetabolisme dengan baik.
Jika salah satu orangtua memiliki kondisi tersebut maka kemungkinan risikonya sebesar 50 persen, dan jika ditambah dengan adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat jantung maka risikonya semakin besar. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan tes genetik.
Hipotiroid (tiroid yang kurang aktif)
Kondisi ini terajdi jika tubuh tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Jika memiliki saudara atau ibu dengan kondisi tersebut maka anaknya berisiko 20 kali lebih mungkin memiliki penyakit tersebut.
Gangguan bipolar (bipolar disorder)
Kondisi ini biasanya dipicu oleh stres dan ketidakseimbangan senyawa kimia di otak, tapi beberapa kasus juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika orangtua memiliki kondisi ini maka setiap anak-anaknya memiliki risiko sebesar 10-15 persen. Kondisi ini memungkinkan adanya faktor genetik, meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi.
Migrain
Jika saudara tingkat pertama seperti anak atau saudara kandung memiliki migrain tanap disertai dengan gangguan visual, maka kemungkinan risikonya sebesar 1,9 kali untuk menderita migrain juga. Tapi jika migrain yang dialami disertai gangguan visual, maka faktor genetik kurang mempengaruhi. Meski begitu faktor lain seperti stres, hormon dan dehidrasi bisa jadi pemicunya.
Radang sendi (artritis)
Penyakit radang sendi seperti osteoartrithis sangat jarang diwariskan karena berhubungan dengan kondisi keausan pada sendi. Tapi jika kondisi yang dialami adalah rheumatoid artrithis yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang sendi, maka kemungkinan ada kaitannya dengan genetik.
Kanker payudara dan kanker indung telur
Sekitar 90 pesen kasus kanker ini tidak diwariskan, meskipun beberapa kasus diketahui akibat adanya kerusakan gen yang diwariskan. Kondisi ini menunjukkan meski seseorang tidak ada riwayat kanker, ia tetap perlu waspada dan menghindari segala macam pemicunya.
Beberapa penyakit diketahui bisa diturunkan dari orangtua ke anak-anaknya. Tapi benarkah penyakit-penyakit ini bisa diturunkan ke anak? Dan berapa risikonya?
"Sejarah dari keluarga memang semakin diketahui memiliki peran yang penting dalam diagnosis," ujar Dr helen Stokes-Lampard dari Royal College of General Practitioners, seperti dikutip dari Dailymail.
Sejauh ini para ilmuwan telah mengidentifikasi gen yang bisa meningkatkan risiko dari 400 kondisi berbeda, seperti cystic fibrosis dan Parkinson. Tapi suatu penyakit kadang dipengaruhi oleh kombinasi antara genetik dan juga gaya hidup.
Untuk itu ketahui benarkah penyakit-penyakit ini bisa diturunkan ke anak-anaknya dan berapa persen kemungkinan risiko terkena penyakit tersebut seperti:
Tekanan darah tinggi
Kondisi ini sering dikenal sebagai silent killer karena jarang menunjukkan gejala dan tidak terdiagnosis. Padahal jika tidak diobati, tekanan darah tinggi bisa meningkatkan risiko stroke dan jantung. Para ahli menuturkan jika salah satu orangtua memiliki tekanan darah tinggi, maka risikonya sebesar 15 persen atau lebih karena dipengaruhi pula oleh gaya hidupnya.
Kolesterol tinggi
Tingkat kolesterol tinggi yang diturunkan dalam keluarga disebut dengan Familial Hypercholesterolaemia, karena adanya perubahan gen yang mana lemak dalam darah tidak termetabolisme dengan baik.
Jika salah satu orangtua memiliki kondisi tersebut maka kemungkinan risikonya sebesar 50 persen, dan jika ditambah dengan adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat jantung maka risikonya semakin besar. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan tes genetik.
Hipotiroid (tiroid yang kurang aktif)
Kondisi ini terajdi jika tubuh tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Jika memiliki saudara atau ibu dengan kondisi tersebut maka anaknya berisiko 20 kali lebih mungkin memiliki penyakit tersebut.
Gangguan bipolar (bipolar disorder)
Kondisi ini biasanya dipicu oleh stres dan ketidakseimbangan senyawa kimia di otak, tapi beberapa kasus juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika orangtua memiliki kondisi ini maka setiap anak-anaknya memiliki risiko sebesar 10-15 persen. Kondisi ini memungkinkan adanya faktor genetik, meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi.
Migrain
Jika saudara tingkat pertama seperti anak atau saudara kandung memiliki migrain tanap disertai dengan gangguan visual, maka kemungkinan risikonya sebesar 1,9 kali untuk menderita migrain juga. Tapi jika migrain yang dialami disertai gangguan visual, maka faktor genetik kurang mempengaruhi. Meski begitu faktor lain seperti stres, hormon dan dehidrasi bisa jadi pemicunya.
Radang sendi (artritis)
Penyakit radang sendi seperti osteoartrithis sangat jarang diwariskan karena berhubungan dengan kondisi keausan pada sendi. Tapi jika kondisi yang dialami adalah rheumatoid artrithis yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang sendi, maka kemungkinan ada kaitannya dengan genetik.
Kanker payudara dan kanker indung telur
Sekitar 90 pesen kasus kanker ini tidak diwariskan, meskipun beberapa kasus diketahui akibat adanya kerusakan gen yang diwariskan. Kondisi ini menunjukkan meski seseorang tidak ada riwayat kanker, ia tetap perlu waspada dan menghindari segala macam pemicunya.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo