Wanita dengan Gangguan Hati Disarankan Tak Pakai Pil KB
Pil kontrasepsi (pil KB) umumnya bisa dikonsumsi oleh siapa saja. Tapi perempuan yang diketahui memiliki gangguan atau penyakit hati disarankan untuk tidak menggunakan pil KB.
"Pil KB itu diminum dan dimetabolisme di hati, kalau hatinya sakit maka kemungkinan akan sulit untuk dimetabolisme," ujar Prof Dr dr Biran Affandi, SpOG(K), FAMM dalam acara press conference Hari Kontrasepsi Dunia 2011 di Hotel Sahid, Jakarta.
Prof Biran mengungkapkan untuk mengetahui apakah seseorang pernah atau memiliki penyakit hati (liver) atau tidak cukup ditanyakan saja dan tidak perlu melakukan tes fungsi liver. Karena tes ini membutuhkan biaya yang besar, nanti yang ada orang tersebut tidak jadi menggunakan kontrasepsi.
"Tapi sekarang diketahui ada pil KB baru yang membuat orang dengan penyakit hati bukan lagi menjadi kontra indikasi mutlak," ujar Prof Biran yang mewakili Asia Pacific Council on Contraception (APCOC).
Selain itu pil KB ini tidak bisa cocok untuk semua orang, seperti halnya orang yang pelupa sebaiknya tidak menggunakan pil KB karena pil ini harus diminum setiap hari dan dibutuhkan kedisiplinan. Jadi sebaiknya ia memilih suntik KB setiap 1 atau 3 bulan, atau menggunakan IUD (spiral) yang bisa bertahan hingga 4-5 tahun.
Meski begitu pil KB ini memiliki manfaat atau keuntungan lain selain sebagai kontraseptif yaitu:
1. Berfungsi menekan ovulasi sehingga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kista sebesar 50 persen.
2. Mengentalkan getah serviks sehingga tidak hanya spermatozoa yang tidak bisa masuk rahim, tapi juga kuman-kuman yang bisa menyebabkan penyakit kelamin sehingga menurunkan infeksi radang panggul sebesar 50 persen.
3. Menipiskan lapisan endometrium sehingga darah haid menjadi lebih sedikit yang membuat anemia lebih ringan.
Sementara itu metode kontrasepsi lain yang bisa menjadi pilihan seperti penggunaan implan, suntik KB, kontrasepsi patch, cincin vagina, kondom, vasektomi dan tubektomi, sedangkan kontrasepsi tradisional yang masih banyak digunakan masyarakat seperti sistem kalender dan juga senggama terputus (mengeluarkan penis sebelum mencapai orgasme).
Karena itu tak ada salahnya jika melakukan konseling terlebih dahulu dengan petugas kesehatan sehingga pasangan bisa menentukan kontarsepsi apa yang tepat dan cocok digunakan.
Pil kontrasepsi (pil KB) umumnya bisa dikonsumsi oleh siapa saja. Tapi perempuan yang diketahui memiliki gangguan atau penyakit hati disarankan untuk tidak menggunakan pil KB.
"Pil KB itu diminum dan dimetabolisme di hati, kalau hatinya sakit maka kemungkinan akan sulit untuk dimetabolisme," ujar Prof Dr dr Biran Affandi, SpOG(K), FAMM dalam acara press conference Hari Kontrasepsi Dunia 2011 di Hotel Sahid, Jakarta.
Prof Biran mengungkapkan untuk mengetahui apakah seseorang pernah atau memiliki penyakit hati (liver) atau tidak cukup ditanyakan saja dan tidak perlu melakukan tes fungsi liver. Karena tes ini membutuhkan biaya yang besar, nanti yang ada orang tersebut tidak jadi menggunakan kontrasepsi.
"Tapi sekarang diketahui ada pil KB baru yang membuat orang dengan penyakit hati bukan lagi menjadi kontra indikasi mutlak," ujar Prof Biran yang mewakili Asia Pacific Council on Contraception (APCOC).
Selain itu pil KB ini tidak bisa cocok untuk semua orang, seperti halnya orang yang pelupa sebaiknya tidak menggunakan pil KB karena pil ini harus diminum setiap hari dan dibutuhkan kedisiplinan. Jadi sebaiknya ia memilih suntik KB setiap 1 atau 3 bulan, atau menggunakan IUD (spiral) yang bisa bertahan hingga 4-5 tahun.
Meski begitu pil KB ini memiliki manfaat atau keuntungan lain selain sebagai kontraseptif yaitu:
1. Berfungsi menekan ovulasi sehingga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kista sebesar 50 persen.
2. Mengentalkan getah serviks sehingga tidak hanya spermatozoa yang tidak bisa masuk rahim, tapi juga kuman-kuman yang bisa menyebabkan penyakit kelamin sehingga menurunkan infeksi radang panggul sebesar 50 persen.
3. Menipiskan lapisan endometrium sehingga darah haid menjadi lebih sedikit yang membuat anemia lebih ringan.
Sementara itu metode kontrasepsi lain yang bisa menjadi pilihan seperti penggunaan implan, suntik KB, kontrasepsi patch, cincin vagina, kondom, vasektomi dan tubektomi, sedangkan kontrasepsi tradisional yang masih banyak digunakan masyarakat seperti sistem kalender dan juga senggama terputus (mengeluarkan penis sebelum mencapai orgasme).
Karena itu tak ada salahnya jika melakukan konseling terlebih dahulu dengan petugas kesehatan sehingga pasangan bisa menentukan kontarsepsi apa yang tepat dan cocok digunakan.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo