Orangtua Tolak Pendidikan Seks Karena Anak Bakal Tahu Sendiri
Banyak orangtua enggan menjelaskan tentang seksualitas kepada anaknya karena beranggapan anak akan tahu dengan sendirinya setelah dewasa. Padahal hal ini justru dapat membuat anak memperoleh informasi yang salah dan menyesatkan.
'Seks adalah sesuatu yang alami'. Seringkali orangtua mengatakan hal ini kepada anak-anak yang beranjak remaja ketika anak-anak mulai bertanya mengenai seks khususnya bila anak perempuan mengalami haid pertama atau anak lelaki mengalami mimpi basah.
Banyak orangtua enggan, malu atau tabu menjelaskan tentang seksualitas kepada anak-anaknya sehingga beranggapan bahwa anak-anak akan tahu dengan sendirinya setelah dewasa.
"Kebisuan tentang seks dalam keluarga sangat mungkin karena banyak orangtua juga tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang seksualitas manusia. Kalaupun mereka cukup memadai pengetahuan seksualitasnya, namun seringkali tidak tahu bagaimana menyampaikan secara tepat kepada anak-anaknya," jelas Irwan M. Hidayana, MA, dari Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI, dalam acara National Symposium and Workshop on Sexology 2011 di Hotel Le Meridien.
Sementara dalam era globalisasi, beragam informasi tentang seksualitas dapat dengan mudah diperoleh oleh kaum remaja, termasuk informasi yang salah dan menyesatkan.
Menurut Irwan, cukup banyak survei yang telah memperlihatkan bahwa pengetahuan remaja tentang seksualitas dan reproduksi masih terbatas dan lebih sering mereka mendapatkan informasi dari kelompok sebaya dan media massa.
"Norma-norma seksual 'tradisional' mendapatkan tantangan dari dinamika seksual era globalisasi. Sebagian norma, menurut saya, menjadi mitos seksual yang perlu dibongkar karena menyebabkan masyarakat tidak memiliki pengetahuan seksualitas yang benar dan memadai. Mitos-mitos itu membuat masyarakat menjadi hipokrit, memaki dan menghujat atas nama moral apabila ada skandal seks, tetapi diam-diam mengintip dan menikmati skandal seks itu," jelas Irwan.
Secara khusus, Irwan menyatakan memberikan pendidikan seksualitas komprehensif (menyeluruh) kepada remaja menjadi hal yang tidak dihindari kalau kita ingin membongkar mitos-mitos tersebut dan membentuk remaja yang bertanggung jawab dalam kehidupan seksualnya.
Banyak orangtua enggan menjelaskan tentang seksualitas kepada anaknya karena beranggapan anak akan tahu dengan sendirinya setelah dewasa. Padahal hal ini justru dapat membuat anak memperoleh informasi yang salah dan menyesatkan.
'Seks adalah sesuatu yang alami'. Seringkali orangtua mengatakan hal ini kepada anak-anak yang beranjak remaja ketika anak-anak mulai bertanya mengenai seks khususnya bila anak perempuan mengalami haid pertama atau anak lelaki mengalami mimpi basah.
Banyak orangtua enggan, malu atau tabu menjelaskan tentang seksualitas kepada anak-anaknya sehingga beranggapan bahwa anak-anak akan tahu dengan sendirinya setelah dewasa.
"Kebisuan tentang seks dalam keluarga sangat mungkin karena banyak orangtua juga tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang seksualitas manusia. Kalaupun mereka cukup memadai pengetahuan seksualitasnya, namun seringkali tidak tahu bagaimana menyampaikan secara tepat kepada anak-anaknya," jelas Irwan M. Hidayana, MA, dari Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI, dalam acara National Symposium and Workshop on Sexology 2011 di Hotel Le Meridien.
Sementara dalam era globalisasi, beragam informasi tentang seksualitas dapat dengan mudah diperoleh oleh kaum remaja, termasuk informasi yang salah dan menyesatkan.
Menurut Irwan, cukup banyak survei yang telah memperlihatkan bahwa pengetahuan remaja tentang seksualitas dan reproduksi masih terbatas dan lebih sering mereka mendapatkan informasi dari kelompok sebaya dan media massa.
"Norma-norma seksual 'tradisional' mendapatkan tantangan dari dinamika seksual era globalisasi. Sebagian norma, menurut saya, menjadi mitos seksual yang perlu dibongkar karena menyebabkan masyarakat tidak memiliki pengetahuan seksualitas yang benar dan memadai. Mitos-mitos itu membuat masyarakat menjadi hipokrit, memaki dan menghujat atas nama moral apabila ada skandal seks, tetapi diam-diam mengintip dan menikmati skandal seks itu," jelas Irwan.
Secara khusus, Irwan menyatakan memberikan pendidikan seksualitas komprehensif (menyeluruh) kepada remaja menjadi hal yang tidak dihindari kalau kita ingin membongkar mitos-mitos tersebut dan membentuk remaja yang bertanggung jawab dalam kehidupan seksualnya.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo