Jangan Sepelekan Ukuran Testis Anak
Ukuran testis yang dimiliki oleh anak kadang luput dari perhatian orangtua. Tapi sebaiknya jangan sepelekan ukuran testis anak karena nanti bisa mempengaruhi kesuburannya ketika dewasa.
"Ukuran testis berpengaruh, karena normalnya ukuran kanan dan kiri masing-masing 15 cc. Penting karena 85 persen dari volume testis ini untuk membuat spermatozoa, jadi kalau volumenya sedikit sudah tentu pabriknya juga sedikit," ujar Dr dr Nur Rasyid, SpU disela-sela acara seminar media 'Faktor Spermatozoa Penyebab Infertilitas Pria' di Hotel Akmani.
Dr Rasyid menuturkan umumnya orangtua susah mengamatinya. Tapi yang paling aman untuk orangtua adalah begitu anaknya lahir periksa normal semua apa enggak termasuk 'biji' (testis) nya ada atau tidak. Kalau orangtua ragu ada atau tidak sebaiknya bawa ke dokter anak.
"Untuk ukuran testis ini bisa ditanya saat kontrol ke dokter anak, karena mereka punya tabelnya. Selain itu ada alat untuk membandingkan berapa volume testis yang dimiliki," ujar Dr Rasyid.
Dr Rasyid menjelaskan testis itu belum dibilang tidak normal kalau belum mencapai akil baligh, meski begitu orangtua harus memperhatikan pertumbuhan dari testis ini sejak ia dilahirkan.
Selain ukuran, masalah lain yang bisa terjadi adalah testis tidak turun ketika bayi dilahirkan. Diperkirakan sekitar 2-5 persen bayi yang lahir testisnya tidak turun.
"Dulu biasanya ditunggu hingga bayi berusia 2 tahun, tapi data terbaru menunjukkan kalau testis tidak diturunkan selama setahun maka sudah ada perubahan pada testis itu sendiri secara patologi. Sebaiknya testis diturunkan saat berusia 6-12 bulan," ungkapnya.
Dr Rasyid menyarankan begitu bayi lahir pastikan ada 2 testis yang dimiliki bayi, kalau memang tidak ada bisa dilakukan laparoskopi untuk mencari tahu dimana posisinya, testis bisa berada di lipatan paha, turun tapi nyasar ke paha atau yang paling bahaya masih diperut yang jika dibiarkan dapat memicu tumor testis.
Umumnya ketika masih berada dalam janin, semua testis berada di dalam perut. Seiring berjalannya waktu, ketika usia kehamilan 7 bulan maka testis ini sudah diturunkan ke skrotum. Tapi pada kondisi tertentu testis ini tidak turun atau nyasar tempatnya.
"Salah satu penyebabnya karena KB minum, kadang ibu tidak tahu kalau ia hamil tapi terus konsumsi obat KB sehingga kadar estrogennya tinggi. Tingginya estrogen ini menghambat turunnya testis," ujar Dr Rasyid selaku Kepala Departemen Urologi FKUI.
Untuk itu orangtua sebaiknya jangan menyepelekan ukuran testis yang dimiliki oleh anaknya, jika diketahui lebih dini maka kondisi ini masih bisa diperbaiki sehingga tidak mengganggu produksi sperma dan kesuburannya.
Ukuran testis yang dimiliki oleh anak kadang luput dari perhatian orangtua. Tapi sebaiknya jangan sepelekan ukuran testis anak karena nanti bisa mempengaruhi kesuburannya ketika dewasa.
"Ukuran testis berpengaruh, karena normalnya ukuran kanan dan kiri masing-masing 15 cc. Penting karena 85 persen dari volume testis ini untuk membuat spermatozoa, jadi kalau volumenya sedikit sudah tentu pabriknya juga sedikit," ujar Dr dr Nur Rasyid, SpU disela-sela acara seminar media 'Faktor Spermatozoa Penyebab Infertilitas Pria' di Hotel Akmani.
Dr Rasyid menuturkan umumnya orangtua susah mengamatinya. Tapi yang paling aman untuk orangtua adalah begitu anaknya lahir periksa normal semua apa enggak termasuk 'biji' (testis) nya ada atau tidak. Kalau orangtua ragu ada atau tidak sebaiknya bawa ke dokter anak.
"Untuk ukuran testis ini bisa ditanya saat kontrol ke dokter anak, karena mereka punya tabelnya. Selain itu ada alat untuk membandingkan berapa volume testis yang dimiliki," ujar Dr Rasyid.
Dr Rasyid menjelaskan testis itu belum dibilang tidak normal kalau belum mencapai akil baligh, meski begitu orangtua harus memperhatikan pertumbuhan dari testis ini sejak ia dilahirkan.
Selain ukuran, masalah lain yang bisa terjadi adalah testis tidak turun ketika bayi dilahirkan. Diperkirakan sekitar 2-5 persen bayi yang lahir testisnya tidak turun.
"Dulu biasanya ditunggu hingga bayi berusia 2 tahun, tapi data terbaru menunjukkan kalau testis tidak diturunkan selama setahun maka sudah ada perubahan pada testis itu sendiri secara patologi. Sebaiknya testis diturunkan saat berusia 6-12 bulan," ungkapnya.
Dr Rasyid menyarankan begitu bayi lahir pastikan ada 2 testis yang dimiliki bayi, kalau memang tidak ada bisa dilakukan laparoskopi untuk mencari tahu dimana posisinya, testis bisa berada di lipatan paha, turun tapi nyasar ke paha atau yang paling bahaya masih diperut yang jika dibiarkan dapat memicu tumor testis.
Umumnya ketika masih berada dalam janin, semua testis berada di dalam perut. Seiring berjalannya waktu, ketika usia kehamilan 7 bulan maka testis ini sudah diturunkan ke skrotum. Tapi pada kondisi tertentu testis ini tidak turun atau nyasar tempatnya.
"Salah satu penyebabnya karena KB minum, kadang ibu tidak tahu kalau ia hamil tapi terus konsumsi obat KB sehingga kadar estrogennya tinggi. Tingginya estrogen ini menghambat turunnya testis," ujar Dr Rasyid selaku Kepala Departemen Urologi FKUI.
Untuk itu orangtua sebaiknya jangan menyepelekan ukuran testis yang dimiliki oleh anaknya, jika diketahui lebih dini maka kondisi ini masih bisa diperbaiki sehingga tidak mengganggu produksi sperma dan kesuburannya.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo