Anak-anak memiliki kondisi emosi yang sensitif dan rentan terluka. Pada anak-anak, kekerasan psikologis memiliki efek merusak kesehatan sebanding dengan kekerasan fisik seperti menampar, memukul atau menendang. Salah satu bentuk kekerasan psikologis pada anak yang paling banyak ditemui adalah penelantaran.
"Kekerasan atau pelecehan psikologis meliputi tindakan seperti meremehkan, merendahkan, meneror, memperdaya, mengabaikan atau tindakan apapun yang berisiko merugikan kesejahteraan anak," kata Dr Harriet MacMillan, profesor di departemen psikiatri, ilmu saraf dan perilaku anak dari McMaster University seperti dilansir News Medical.
Tindakan yang merugikan kesejahteraan anak merupakan segala perilaku yang membuat anak merasa tidak berharga, tidak dicintai atau tidak diinginkan. Misalnya ibu meninggalkan bayinya sendirian di boks sepanjang hari atau ayah mengajak anak remajanya untuk ikut mencandu narkoba.
Namun apabila orangtua berseru kepada anaknya untuk melakukan perintah setelah 8 kali tak digubris, maka hal itu bukan dikategorikan sebagai kekerasan psikologis.
Lain halnya jika berteriak setiap hari kepada anak dan memberi pesan bahwa anak tidak dinginkan oleh orangtua. Tindakan seperti itu merupakan contoh bentuk kekerasan psikologis yang berpotensi bahaya.
Dalam laporan yang dimuat jurnal Pediatrics, penelitian menemukan bahwa kekerasan psikologis mengganggu perkembangan anak, merusak kelekatan dengan orangtua, memicu masalah akademik, menyebabkan kesulitan dalam bersosialisasi dan memicu gangguan perilaku.
Kekerasan psikologis pada anak dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan dan mempengaruhi kesejahteraan sosialnya.
Penelitian menemukan bahwa anak-anak korban kekerasan lebih besar kemungkinannya tumbuh menjadi orang dewasa yang bermasalah dan menjadi pelaku kekerasan terhadap anaknya sendiri.
"Dampak dari kekerasan psikologis selama 3 tahun pertama kehidupan sangatlah mendalam. Kekerasan ini bisa terjadi dalam berbagai jenis keluarga, tapi lebih sering terjadi di rumah tangga yang banyak berkonflik, depresi atau terlibat penyalahgunaan zat," kata MacMillan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat menemukan bahwa sekitar 8% - 9% persen wanita dan 4% persen pria mengaku pernah mengalami kekerasan atau pelecehan psikologis yang parah selama masa kanak-kanaknya.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo