Y3hoo™

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Gaul dan Informasi

INFO UNTUK ANDA

Y3hoo Ada di Facebook

Share Y3hoo ke Twitter

Follow Me

Image hosted by servimg.com

Y3hoo Mailing List

Enter Your Email Address:

Latest topics

» Apa Itu Dejavu
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo

» Tentang Tisu Magic
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta

» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta

» Cara Mengetahui IP address Internet
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia

» Angleng dan Wajit
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta

» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade

» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade

» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo

» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Icon_minitime1Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo

IKLAN ANDA


    Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung

    andi_bunga
    andi_bunga


    38
    16.07.12

    Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung Empty Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung

    Post  andi_bunga Sun Mar 02, 2014 12:54 pm

    Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung 886131129_Penambang-Tionghoa-Belitung
    Penambang timah Tionghoa di Manggar Belitung, 1903. Foto: KITLV.

    KEBERADAAN Tionghoa di Bangka-Belitung karena timah –Bangka berasal dari bahasa Sanskerta, vanka, artinya timah. Penambangan timah di Bangka dimulai pada abad ke-18 oleh keluarga Tionghoa dari Guangdong, Lim Tiau Kian. Sementara di Belitung, penambangan dimulai perusahaan\' Belanda Gemeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Billiton (GMB) pada 1852.

    Menurut sejarawan Myra Sidharta dalam diskusi bertajuk “Jejak Langkah Kaum Peranakan Indonesia, Silang Budaya Negri China dan Nusantara,” di Kunstkring Paleis, Jakarta Pusat, (28/11), meski sama-sama berasal dari daerah Guangdong (Kanton) Tiongkok Selatan, peranakan Tionghoa di Bangka dan Belitung memiliki perbedaan.

    Orang Tionghoa di Bangka didatangkan pada awal abad ke-18 ketika pertambangan resmi dibuka. Mereka umumnya tidak membawa istri sehingga menikahi penduduk bumiputera, baik Bangka, Jawa maupun Bali. Maka, menurut Myra, Tionghoa di Bangka adalah “masyarakat peranakan sebenarnya, yaitu darah campuran Tionghoa dan pribumi.” Jumlah Tionghoa muslim cukup besar, bahkan ada kuburan khusus untuk mereka di dekat kota Mentok.

    Sedangkan Tionghoa di Belitung datang pada pertengahan abad ke-19 beserta istri-istri mereka. Mereka menjadi “peranakan berdasarkan orientasi hidup.” Contohnya, ada perempuan yang menggantikan pakaian Tionghoanya dengan pakaian bumiputera. Mereka mengganti baju kurung dengan kebaya, celana dengan sarung. “Di zaman dahulu wanita mengunyah sirih. Dewasa ini mereka makan durian dan petai,” kata Myra.

    Perbedaan terbesar dalam bahasa. Di Bangka, peranakan Tionghoa berbahasa Melayu-Bangka yang khas bercampur kata-kata dialek Hakka. Di Belitung, peranakan Tionghoa berbahasa Hakka murni yang dibagi dalam “bahasa ibu” dan “bahasa ayah.” Kaum perempuan berbahasa ibu dengan nada khas dan bercampur bahasa Melayu. Lelaki berbahasa ayah atau Hakka murni; jika berbicara dengan bahasa ibu dianggap aneh. Dewasa ini bahasa Hakka terancam punah. Anak-anak kecil di Belitung bisa bahasa Hakka namun ketika pindah ke Jakarta jarang mau menggunakannya karena malu atau pergaulan.

    Di luar perbedaan itu, dalam hal kuliner, Tionghoa di Bangka dan Belitung umumnya sama. Keduanya membedakan masakan totok dan peranakan. Makanan juga disesuaikan untuk kebutuhan sehari-hari, ritual, perayaan, perkawinan, dan kematian.

    Selengkapnya tentang sejarah Tionghoa dalam laporan utama Jejak Naga di Nusantara di majalah Historia Nomor 10 Tahun I 2013

    sumber: historia

      Waktu sekarang Fri May 17, 2024 12:46 pm