Mitos Naik Haji di Gunung Bawakaraeng
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan.
Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
" Pada tahun 2003 saya bertemu dengan masyarakat sekitar gunung yang sedang melakukan ritual.naik haji di gunung Bawakareang. Banyak orang di sekitar gunung menganggap bahwa Bawakaraeng adalah tempat untuk naik haji".kata Ipung (25), salah sorang pendaki asal Makassar saat ditemui HIMPALAUNAS.COM di Jakarta pada Jumat (30/7).
Ia mengatakan saat itu dirinya dan temannya sedang mendaki ke puncak dan bertemu di sekitar pos 10, dan dia harus naik ke batu yang dianggap suci oleh masyarakat setempat.
"Menurut kepercayaan mereka,saat mencapai punacak gunung tersebut berarti mereka telah menunaikan ibadah haji,makanya muncul pemahaman bahwa ada istilah ahji bawakaraeng," ujarnya.
Namun saat ini kerpercayaan naik ke k puncak gunung Bawakaraeng sebagai ibadah haji tersebut telah bergeser dan sudah hampir hilang.
"Saat ini kepercayaan tersebut sudah mulai bergeser, mungkin karena pergeseran disebabkan pemahaman terhadap agama Islam," lanjut Ipung.
Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti sendiri. Bawa artinya mulut, Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan.
Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Para penganut keyakinan ini juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.
Kepercayaan tersebut memang kontroversial mengingat Islam tidak pernah mengajarkan untuk naik haji di gunung Bawakaraeng, namun itulah budaya, begitu bermacam-macam sehingga sulit untuk dikatakan apakah itu benar atau salah
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan.
Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
" Pada tahun 2003 saya bertemu dengan masyarakat sekitar gunung yang sedang melakukan ritual.naik haji di gunung Bawakareang. Banyak orang di sekitar gunung menganggap bahwa Bawakaraeng adalah tempat untuk naik haji".kata Ipung (25), salah sorang pendaki asal Makassar saat ditemui HIMPALAUNAS.COM di Jakarta pada Jumat (30/7).
Ia mengatakan saat itu dirinya dan temannya sedang mendaki ke puncak dan bertemu di sekitar pos 10, dan dia harus naik ke batu yang dianggap suci oleh masyarakat setempat.
"Menurut kepercayaan mereka,saat mencapai punacak gunung tersebut berarti mereka telah menunaikan ibadah haji,makanya muncul pemahaman bahwa ada istilah ahji bawakaraeng," ujarnya.
Namun saat ini kerpercayaan naik ke k puncak gunung Bawakaraeng sebagai ibadah haji tersebut telah bergeser dan sudah hampir hilang.
"Saat ini kepercayaan tersebut sudah mulai bergeser, mungkin karena pergeseran disebabkan pemahaman terhadap agama Islam," lanjut Ipung.
Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti sendiri. Bawa artinya mulut, Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan.
Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Para penganut keyakinan ini juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.
Kepercayaan tersebut memang kontroversial mengingat Islam tidak pernah mengajarkan untuk naik haji di gunung Bawakaraeng, namun itulah budaya, begitu bermacam-macam sehingga sulit untuk dikatakan apakah itu benar atau salah
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo