Benahi Transportasi, DKI Siapkan Rp2,53 T

Benahi Transportasi, DKI Siapkan Rp2,53 T


Dana itu tersedot untuk pembangunan MRT dari Lebak Bulus hingga Hotel Indonesia

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku akan memaksimalkan penggunaan dana APBD 2011 untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT). Pemprov DKI menganggarkan dana sebesar Rp2,53 triliun khusus untuk membenahi sistem angkutan umum massal.

Menurut Fauzi, sesuai Pergub No 103 Tahun 2007 tentang Pola Transportasi Makro (PTM), rencana optimalisasi angkutan umum massal ini dilakukan guna mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi di Jakarta.

Anggaran ini, tambah dia, juga akan digunakan untuk mempersiapkan konstruksi pembangunan MRT, berupa pembebasan tanah untuk depo, koridor, stasiun, cooling tower, dan gardu. Fauzi yakin, pembangunan MRT ini akan selesai tepat waktu seperti yang dijanjikan, yakni pada 2016.

"Dengan tahap awal tersebut, kita harapkan MRT Lebak Bulus-HI dapat beroperasi sesuai dengan rencana," ujar Fauzi.

Fauzi mengatakan, pertimbangan pembangunan MRT ini adalah untuk mengintegrasi moda transportasi umum lain seperti kereta api, busway, taksi, parkir, jalan tol, dan ERP. Sehingga masyarakat dapat lebih nyaman menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi.

Pemprov akan mulai melakukan membebaskan lahan Lebak Bulus hingga Bundaran HI sepanjang 15,5 kilometer untuk membuat jalur MRT dengan perincian, 10,5 kilometer di permukaan tanah, serta 5 kilometer di bawah tanah.

Nantinya, akan ada enam stasiun bawah tanah yang terdapat di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, dan Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia dan tujuh stasiun elevated yakni di Lebakbulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Untuk rute Lebak Bulus-HI, biaya yang akan dikeluarkan mencapai 144,322 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun. Dana tersebut terbagi menjadi dana pinjaman sebesar 120,017 miliar yen dan APBN/APBD sebesar 24,305 miliar yen.