KAKANDA, suamiku sayang, aku baru menyadari kalau ternyata pesona Piala Dunia telah mampu mengalahkan pesona kecantikanku yang selama ini kubanggakan. Aku mesti menerima satu kekalahan kehilangan cintamu. Kau sudah jatuh cinta kepada Piala Dunia, seolah-olah kau sudah tak menginginkan aku lagi kelak setelah Piala Dunia berakhir.
Tanggal 11 Juni seolah hari yang paling dinanti. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Kau berusaha naik ke atap rumah dengan bantuan taraje, yang kau pinjam dari tetangga sebelah rumah, untuk mengatur posisi antena tv supaya nanti kau bisa nonton tanpa gangguan 'semut'. Aku juga mendengar bagaimana anak laki-laki kita berteriak-teriak dari bawah, 'Teruuuss, terruusss, sireuman keneeeehhh, heuuuup-heuuuup, cekassss, cekaaass.' Lalu, kau cepat tuturubun dari suhunan untuk memastikan layar tv-mu memang sudah betul-betul bebas dari 'sireum'.
Selepas jumaahan, kau diam-diam pergi tanpa pamit. Saat pulang kau angkaribung dengan 'kursi malas' yang dilengkapi meja kecil. Ah, belakangan baru aku tahu, itu semua untuk persiapanmu menghadapi Piala Dunia. Kursi malas dan meja menjadi singgasanamu bersama roko, cikopi, dan lalawuh teman memelototi kotak ajaib di setiap malam-malammu.
Saat Piala Dunia dimulai, kulihat binar di matamu seolah kau telah mendapatkan sesuatu yang selama ini kau dambakan. Sejak itu, malam-malamku menjadi sunyi sepi. Aku merana. Kau lebih suka menatap Ahn Jung-Hwan walaupun mataku jauh lebih indah ketimbang matanya yang petet. Kau terbuai oleh David Villa saat membantai Honduras.
Aku pernah dikagetkan oleh teriakan histeris. Aku pikir telah terjadi sesuatu padamu. Ternyata kau baik-baik. Cuma gawang Yoshikatsu Kawaguchi telah dirobek-robek beruntun dalam hitungan menit oleh Eto'o. Kau bilang, kau merasa terhina karena 'saudara tuamu' dipermalukan anak bawang. Ketika Arjen Robben dengan gerak cepatnya membawa bola dan mempermalukan Denmark, kau berdiri melompat-lompat bagai anak kecil dikasih gulali.
Kau bilang kau bangga dengan Belanda dan kau wajib mendukungnya karena tanpa Belanda mana mungkin kita punya jalan aspal dan rel kereta api. Kau terpingkal-pingkal melihat Thomas Sorensen memungut bola. Kau bilang, 'Puas siah!'
Saat van Persie dan Humtellar merobek-merobek gawang Jepang kau tersenyum penuh kebanggaan, lebih bangga dari pada melihat nilai rapor anak-anak yang ranking pertama.
Lalu, saat pertandingan selesai, kau terlelap penuh kebahagiaan di kursi malasmu. Saat kubangunkan kau untuk pindah tidur ke kamar kita, kau bilang, "Jangan ganggu aku, biarkan aku tidur di sini, aku ingin menghayalkan berjabat tangan dengan Lionel Messi."
Tatkala negaranya Paman Obama menanggung malu, kau menitikkan air mata. Kau sedih gawang Kassey Keller dibobol striker Koller dan Rosicky, karena kau merasa berutang budi pada Amerika. Dulu kau pernah dikasih beasiswa fullbright untuk sekolah di sana. Namun, kekecewaanmu terobati manakala striker Peter Crouch dan gelandang Steven Gerrad melontarkan bola pada detik-detik terakhir permainan ke
gawang Alzajair. Kau terlarut dalam euforia. Kau meloncat-loncat seperti lupa pada umurmu yang sudah tunggang gunung. Dasar Kang Ujang! Kolot... kolot...bragajul!
Suamiku sayang, aku tak rela kehilanganmu. Kau mulai sering mengeluh sakit kepala dan batuk batuk. Matamu merah dan berair. Kau sering minta dikerok karena masuk angin. Kau mengubah pola tidurmu. Kau menyiksa dirimu sendiri dengan membiarkan otakmu terus bekerja, menganalisis, ikut mencari strategi membobol pertahanan lawan dari tim yang kau jagokan. Sampai kapan aku melihatmu begini?
Piala Dunia masih lama berakhir, tapi aku sudah tak sanggup lagi menghabiskan malam-malamku seorang diri. Kau bukan saja menyiksa dirimu tapi juga menyiksa diriku dengan membiarkan aku larut dalam kesepian yang mencekam.
Suamiku, akhirnya aku tidak bisa berbuat banyak selain meminta pada yang Mahakuasa, "Ya Allah, semoga tahun 2026 Piala Dunia diselenggarakan di Indonesia. Jadi, suamiku tidak akan kebingungan memilih tim kesayangannya. Persib! Amin."
Tanggal 11 Juni seolah hari yang paling dinanti. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Kau berusaha naik ke atap rumah dengan bantuan taraje, yang kau pinjam dari tetangga sebelah rumah, untuk mengatur posisi antena tv supaya nanti kau bisa nonton tanpa gangguan 'semut'. Aku juga mendengar bagaimana anak laki-laki kita berteriak-teriak dari bawah, 'Teruuuss, terruusss, sireuman keneeeehhh, heuuuup-heuuuup, cekassss, cekaaass.' Lalu, kau cepat tuturubun dari suhunan untuk memastikan layar tv-mu memang sudah betul-betul bebas dari 'sireum'.
Selepas jumaahan, kau diam-diam pergi tanpa pamit. Saat pulang kau angkaribung dengan 'kursi malas' yang dilengkapi meja kecil. Ah, belakangan baru aku tahu, itu semua untuk persiapanmu menghadapi Piala Dunia. Kursi malas dan meja menjadi singgasanamu bersama roko, cikopi, dan lalawuh teman memelototi kotak ajaib di setiap malam-malammu.
Saat Piala Dunia dimulai, kulihat binar di matamu seolah kau telah mendapatkan sesuatu yang selama ini kau dambakan. Sejak itu, malam-malamku menjadi sunyi sepi. Aku merana. Kau lebih suka menatap Ahn Jung-Hwan walaupun mataku jauh lebih indah ketimbang matanya yang petet. Kau terbuai oleh David Villa saat membantai Honduras.
Aku pernah dikagetkan oleh teriakan histeris. Aku pikir telah terjadi sesuatu padamu. Ternyata kau baik-baik. Cuma gawang Yoshikatsu Kawaguchi telah dirobek-robek beruntun dalam hitungan menit oleh Eto'o. Kau bilang, kau merasa terhina karena 'saudara tuamu' dipermalukan anak bawang. Ketika Arjen Robben dengan gerak cepatnya membawa bola dan mempermalukan Denmark, kau berdiri melompat-lompat bagai anak kecil dikasih gulali.
Kau bilang kau bangga dengan Belanda dan kau wajib mendukungnya karena tanpa Belanda mana mungkin kita punya jalan aspal dan rel kereta api. Kau terpingkal-pingkal melihat Thomas Sorensen memungut bola. Kau bilang, 'Puas siah!'
Saat van Persie dan Humtellar merobek-merobek gawang Jepang kau tersenyum penuh kebanggaan, lebih bangga dari pada melihat nilai rapor anak-anak yang ranking pertama.
Lalu, saat pertandingan selesai, kau terlelap penuh kebahagiaan di kursi malasmu. Saat kubangunkan kau untuk pindah tidur ke kamar kita, kau bilang, "Jangan ganggu aku, biarkan aku tidur di sini, aku ingin menghayalkan berjabat tangan dengan Lionel Messi."
Tatkala negaranya Paman Obama menanggung malu, kau menitikkan air mata. Kau sedih gawang Kassey Keller dibobol striker Koller dan Rosicky, karena kau merasa berutang budi pada Amerika. Dulu kau pernah dikasih beasiswa fullbright untuk sekolah di sana. Namun, kekecewaanmu terobati manakala striker Peter Crouch dan gelandang Steven Gerrad melontarkan bola pada detik-detik terakhir permainan ke
gawang Alzajair. Kau terlarut dalam euforia. Kau meloncat-loncat seperti lupa pada umurmu yang sudah tunggang gunung. Dasar Kang Ujang! Kolot... kolot...bragajul!
Suamiku sayang, aku tak rela kehilanganmu. Kau mulai sering mengeluh sakit kepala dan batuk batuk. Matamu merah dan berair. Kau sering minta dikerok karena masuk angin. Kau mengubah pola tidurmu. Kau menyiksa dirimu sendiri dengan membiarkan otakmu terus bekerja, menganalisis, ikut mencari strategi membobol pertahanan lawan dari tim yang kau jagokan. Sampai kapan aku melihatmu begini?
Piala Dunia masih lama berakhir, tapi aku sudah tak sanggup lagi menghabiskan malam-malamku seorang diri. Kau bukan saja menyiksa dirimu tapi juga menyiksa diriku dengan membiarkan aku larut dalam kesepian yang mencekam.
Suamiku, akhirnya aku tidak bisa berbuat banyak selain meminta pada yang Mahakuasa, "Ya Allah, semoga tahun 2026 Piala Dunia diselenggarakan di Indonesia. Jadi, suamiku tidak akan kebingungan memilih tim kesayangannya. Persib! Amin."
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo