Cara Orangtua Bicara Pada Anak Soal Berita di TV
Berita-berita di televisi sekarang ini pun bisa jadi tontonan anak. Bagaimana jika akhirnya si anak menanyakan soal berita yang mereka tonton itu? Apa yang harus dikatakan oleh Anda?
Berita-berita di televisi sekarang ini pun bisa jadi tontonan anak. Dari menonton berita tersebut anak bisa memiliki pengetahuan baru. Namun tentu lain ceritanya jika ternyata anak menonton berita yang memperlihatkan adegan kekerasan, bom atau pesawat jatuh. Anak-anak bisa jadi khawatir berlebihan.
Bagaimana orangtua harus bersikap ketika hal itu terjadi? Bicara atau berkomunikas pada anak adalah kuncinya.
Sebelum bicara pada anak, Anda harus terlebih dulu paham bagaimana anak melihat berita di televisi yang mereka tonton.
Berita di televisi itu dianggap anak nyata, tidak seperti film atau acara hiburan lainnya. Namun tergantung juga tingkat kedewasaan dan usia anak. Anak-anak bisa belum paham perbedaan antara fakta dan fantasi.
Saat anak mulai berusia 7-8 tahun, anak sudah bisa mengerti kalau apa yang ditontonnya di televisi itu kejadian nyata. Untuk anak-anak yang masih berusia cukup muda, berita-berita yang cukup sensasional, seperti pesawat jatuh, bisa membuat mereka merasa, peristiwa tersebut juga dapat terjadi pada mereka. Berita bencana juga berefek sama pada anak. Anak yang melihat berita sebuah rumah hancur karena gempa bisa menjadi tidak bisa tidur karena memikirkan apakah rumahnya aman dari gempa.
Tidak bisa dipungkiri, sekarang ini televisi sepertinya bisa membuat dunia jadi lebih kecil dan membawanya kehadapan Anda dan anak di rumah. Oleh karena itu, dengan semakin seringnya sebuah televisi menyajikan berita-berita kekerasan, hal itu bisa mempromosikan sindrome 'dunia itu kejam'. Anak-anak bisa mendapatkan padangan yang tidak tepat tentang bagaimana dunia dan masyarakat sebenarnya.
Untuk menenangkan anak dari rasa kekhawatirannya setelah menonton berita, orangtua harus bersiap diri menyampaikan hal yang sejujurnya. Namun kenyataan yang disampaikan itu sebaiknya sebatas yang anak memang perlu ketahui. Kuncinya adalah jujur dan membantu anak merasa aman. Orangtua tidak perlu sampai terlalu detail melebihi apa yang menjadi ketertarikan anak.
Orangtua sebaiknya juga membantu anak untuk mengungkapkan apa saja yang menjadi kekhawatirannya. Bantu mereka untuk mengatasi kekhawatiran tersebut. Dengan menjadi pendengarnya, itu sudah bisa menjadi cara yang ampuh untuk membuatnya lebih tenang.
Usahakan Anda memantau berita apa saja yang dilihat anak. Malah sebaiknya Anda meluangkan waktu untuk menemani si kecil menonton televisi untuk menyaring tontotannya apakah pantas dilihat atau tidak.
Berita-berita di televisi sekarang ini pun bisa jadi tontonan anak. Bagaimana jika akhirnya si anak menanyakan soal berita yang mereka tonton itu? Apa yang harus dikatakan oleh Anda?
Berita-berita di televisi sekarang ini pun bisa jadi tontonan anak. Dari menonton berita tersebut anak bisa memiliki pengetahuan baru. Namun tentu lain ceritanya jika ternyata anak menonton berita yang memperlihatkan adegan kekerasan, bom atau pesawat jatuh. Anak-anak bisa jadi khawatir berlebihan.
Bagaimana orangtua harus bersikap ketika hal itu terjadi? Bicara atau berkomunikas pada anak adalah kuncinya.
Sebelum bicara pada anak, Anda harus terlebih dulu paham bagaimana anak melihat berita di televisi yang mereka tonton.
Berita di televisi itu dianggap anak nyata, tidak seperti film atau acara hiburan lainnya. Namun tergantung juga tingkat kedewasaan dan usia anak. Anak-anak bisa belum paham perbedaan antara fakta dan fantasi.
Saat anak mulai berusia 7-8 tahun, anak sudah bisa mengerti kalau apa yang ditontonnya di televisi itu kejadian nyata. Untuk anak-anak yang masih berusia cukup muda, berita-berita yang cukup sensasional, seperti pesawat jatuh, bisa membuat mereka merasa, peristiwa tersebut juga dapat terjadi pada mereka. Berita bencana juga berefek sama pada anak. Anak yang melihat berita sebuah rumah hancur karena gempa bisa menjadi tidak bisa tidur karena memikirkan apakah rumahnya aman dari gempa.
Tidak bisa dipungkiri, sekarang ini televisi sepertinya bisa membuat dunia jadi lebih kecil dan membawanya kehadapan Anda dan anak di rumah. Oleh karena itu, dengan semakin seringnya sebuah televisi menyajikan berita-berita kekerasan, hal itu bisa mempromosikan sindrome 'dunia itu kejam'. Anak-anak bisa mendapatkan padangan yang tidak tepat tentang bagaimana dunia dan masyarakat sebenarnya.
Untuk menenangkan anak dari rasa kekhawatirannya setelah menonton berita, orangtua harus bersiap diri menyampaikan hal yang sejujurnya. Namun kenyataan yang disampaikan itu sebaiknya sebatas yang anak memang perlu ketahui. Kuncinya adalah jujur dan membantu anak merasa aman. Orangtua tidak perlu sampai terlalu detail melebihi apa yang menjadi ketertarikan anak.
Orangtua sebaiknya juga membantu anak untuk mengungkapkan apa saja yang menjadi kekhawatirannya. Bantu mereka untuk mengatasi kekhawatiran tersebut. Dengan menjadi pendengarnya, itu sudah bisa menjadi cara yang ampuh untuk membuatnya lebih tenang.
Usahakan Anda memantau berita apa saja yang dilihat anak. Malah sebaiknya Anda meluangkan waktu untuk menemani si kecil menonton televisi untuk menyaring tontotannya apakah pantas dilihat atau tidak.
Mon Nov 23, 2020 5:23 am by y3hoo
» Tentang Tisu Magic
Wed Jul 17, 2019 7:29 am by jakarta
» Ini 5 Tata Cara Makan Gaya China yang Penting Ditaati
Tue Sep 11, 2018 11:37 am by jakarta
» Cara Mengetahui IP address Internet
Fri Aug 03, 2018 11:31 am by alia
» Angleng dan Wajit
Mon Jul 23, 2018 10:40 am by jakarta
» Penginapan-penginapan Unik dan Recommended di Cikole, Lembang
Mon Jul 09, 2018 11:59 am by flade
» Tips Bercinta dari Wanita yang Sudah Survei ke Lebih dari 10 Ribu Pria
Thu Jun 21, 2018 2:57 pm by flade
» Cara Menghilangkan Activate Windows 10
Fri Jun 15, 2018 2:08 pm by y3hoo
» Selamat Hari Raya Idul fitri 1439 H /2018 M
Thu Jun 14, 2018 9:40 am by y3hoo